Intelijen Israel Bobol dan Rahasia Kalimat Lebih Rapuh dari Rumah Laba-laba
Intelijen Zionis Israel tak sekuat yang digembor-gemborkan selama ini
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Beberapa saat setelah serangan 7 Oktober 2023, juru bicara Brigade al-Qassam, sayap militer Hamas, Abu Ubaidah, menyampaikan pidato dan menyebutkan kondisi Sebenarnya kekuatan Zionis Israel.
Dalam pidatonya yang monumental itu, Abu Ubaidah dengan percaya diri mengatakan dalam televisi resmi Hamas, Al-Aqsa:
الاحتلال أوهن من بيت العنكبوت والنصر صبر ساعة
“Penjajah Zionis Israel, lebih lemah dari rumah laba-laba, kemenangan tinggal menunggu waktu.”
Pernyataan Abu Ubaidah ini tak elak membakar semangat para pejuang sekaligus membuka mata tentang fakta sebenarnya kekuatan Zionis Israel.
Menariknya, kalimat lebih lemah dari rumah laba-laba diadopsi dari surat al-Ankabut ayat ke-41. Allah SWT berfirman:
مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا ۖ وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ ۖ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُون
“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.”
Quraish Shihab dalam tafsir al-Mishbah Volume 10 menjelaskan, ayat di atas menyamakan kaum musyrikin yang menjadi berhala-berhala sebagai pelindung dengan laba-laba yang membuat sarang sebagai pelindung. Sarangnya sangat lemah. Namanya saja rumah atau sarang.
Padahal, dia sama sekali tidak melindungi dari sengatan panas dan dingin. Sedikit gerakan akan membuat sarang itu porak poranda. Sama dengan berhala yang namanya diberikan oleh kaum musyrikin sebagai tuhan-tuhan. Padahal, mereka merupakan benda yang lemah.
Terlepas dari maknanya, secara sains, jaring laba-laba sebenarnya dianggap memiliki kekuatan dan daya elastis yang luar biasa. Sejumlah ahli zoologi menilai bahwa benang laba-laba lebih tahan lama dan elastis dibandingkan fiber terkuat buatan manusia.
Namun, Allah SWT justru menyebut sarang atau jaring laba-laba adalah materi yang lemah dan rapuh.
Penulis kenamaan Mesir, Musthafa Mahmud menyatakan, benang laba-laba yang kuat berbeda setelah dia sudah membentuk jaring. Ayat di atas menyatakan bahwa jaring atau sarang laba-laba merupakan selemah-lemahnya rumah meski dibuat dari benang yang kuat. Faktanya, seperti dikatakan Prof Quraish Shihab, kita bisa dengan mudah menghancurkan sarang laba-laba dengan sekali sentuhan.
Pemilihan kalimat ini pun cukup brilian menggambarkan betapa rapuhnya intelijen Israel yang tak mampu mencium rencana serangan Badai Al-Aqsa 7 Oktober.
Hingga sepekan serangan Hamas berlalu, masih ada pertanyaan mengganjal di dunia intelijen dan militer, mengapa Israel yang selama ini dikenal unggul dan canggih di bidang intelijen bisa sampai kebobolan?
Kepala Intelijen Militer Israel mengundurkan diri setelah menerima bertanggung jawab atas kegagalan mencegah serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober 2023.
Mayor Jenderal Aharon Haliva salah satu dari sejumlah perwira senior Israel yang mengakui gagal memprediksi dan mencegah serangan tersebut.
"Divisi intelijen di bawah komando saya tidak memenuhi tugas yang dipercayakan pada kami. Sejak saat itu, saya selalu membawa hari kelam itu bersama saya,” katanya dalam surat pengunduran diri yang dikeluarkan militer Israel, Senin (22/4/2024).
Tak hanya soal intelijen, beberapa...
Tak hanya intelijen, beberapa kedigdayaan militer Zionis Israel pun terkoyak. Berikut ini sejumlah fakta lemahnya militer Israel yang terbongkar selama Perang Gaza.
Pertama, personel kuat, faktanya banyak yang sakit jiwa dan bunuh diri
Mitos betapa kuatnya militer Israel terpatahkan. Faktanya banyak tentara Israel yang terkena mental atau sakit jiwa, bahkan tidak sedikit di antaranya yang bunuh diri.
Ribuan tentara Israel yang kembali dari Jalur Gaza menderita gangguan stres pascatrauma. Sejauh ini tercatat lebih dari 10 ribu tentara cadangan telah meminta layanan kesehatan mental.
The Jerusalem Post melaporkan, seorang tentara melakukan bunuh diri setelah menerima perintah untuk kembali bertugas militer di Jalur Gaza. Sebelumnya, surat kabar Israel Haaretz mengungkapkan bahwa 10 perwira dan tentara Israel telah melakukan bunuh diri sejak 7 Oktober 2023 sampai bulan-bulan awal 2024. Tidak sedikit tentara Israel yang bunuh diri dalam pertempuran di pemukiman sekitar Gaza.
Investigasi media Israel Haaretz menunjukkan, kasus bunuh pada tentara Israel sudah terjadi pada hari-hari awal perang, sebelum invasi darat Israel ke Gaza. Daftar tersebut, yang tidak diungkapkan oleh pihak militer, mencakup beberapa tentara, termasuk dua perwira, dengan pangkat mayor dan letnan kolonel.
Beberapa di antaranya bunuh diri pada jam-jam pertama pertempuran, ketika pertempuran masih berkecamuk di sekitar Gaza.
Surat kabar Yedioth Ahronoth melaporkan, jajak pendapat internal militer menunjukkan hanya 42 persen perwira Israel yang tetap ingin melanjutkan dinas militer setelah perang di Gaza. Angka tersebut turun dari 49 persen pada Agustus tahun sebelumnya.
Selain itu, laporan dari Israel menunjukkan adanya kekurangan tentara di pasukan cadangan saat perang memasuki bulan kesembilan, sehingga mendorong tentara Israel untuk mencari sukarelawan untuk berperang di Gaza, tulis Palestine Chronicle, Senin (9/6/2024).
Kedua, pertahanan udara lemah
Kelompok Hizbullah di Lebanon pada Jumat (8/12/2023) mengatakan bahwa mereka berhasil melakukan 8 serangan militer terhadap basis militer Israel di dekat daerah perbatasan selatan Lebanon.
Seorang tentara cadangan pasukan penjajahan Israel tewas dan 10 orang lainnya terluka akibat serangan Hizbullah ke Israel utara pada Rabu (5/6/2024). Pertahanan udara dan sistem peringatan dini Israel tak sempat mengantisipasi serangan tersebut.
The Times of Israel melansir, setidaknya 10 tentara Israel lainnya terluka dalam serangan yang diklaim Hizbullah dengan menggunakan drone bermuatan bahan peledak di Israel utara pada Rabu itu.
Sistem sirene peringatan dini yang tiba-tiba tak berfungsi memungkinkan drone Hizbullah menembus kompleks militer Israel tersebut.
Belum lama ini, Hizbullah mengatakan para pejuangnya melancarkan serangan udara dengan segerombolan drone terhadap posisi artileri milik Batalyon 411 (bagian dari Brigade Pemadam Kebakaran 288) di Neve Ziv, menargetkan titik berkumpul para perwira dan tentara Israel.
Dikatakan bahwa serangan tersebut mencapai sasaran, menyebabkan korban jiwa, dan memicu kebakaran di pihak Israel. Perlawanan mengatakan operasi tersebut merupakan respons terhadap pembunuhan oleh Israel di kota al-Shehabiyeh.
Israel dilaporkan..
Israel dilaporkan tidak siap menghadapi kerusakan yang akan dialami infrastruktur ketenagalistrikan jika terjadi perang besar-besaran dengan Hizbullah. Demikian peringatan kepala perusahaan yang bertanggung jawab merencanakan sistem kelistrikan negara tersebut pada Kamis.
“Kami tidak berada dalam situasi yang baik, dan kami tidak siap menghadapi perang sesungguhnya. Saat ini kita hidup dalam khayalan,” kata Shaul Goldstein, yang memimpin Independent System Operator Ltd Israel, yang dikenal dengan inisial Ibrani NOGA dilansir the Times of Israel.
Para pejabat Amerika Serikat memiliki kekhawatiran serius bahwa perang besar antara Israel dan Hizbullah dapat membuat pertahanan udara Israel di utara kewalahan, Sistem pertahanan udara Iron Dome yang dibanggakan Israel disebut tak mampu menahan serangan Hizbullah, kata tiga pejabat Amerika Serikat.
Ketiga, kendaraan lapis baja canggih hancur dirudal. Lebih dari 500 kendaraan lapis baja Israel telah mengalami kerusakan di Jalur Gaza sejak dimulainya perang Oktober lalu, surat kabar Maariv melaporkan, lapor Anadolu Agency.
Harian Israel berbahasa Ibrani itu mengatakan puluhan kendaraan militer tersebut telah dinonaktifkan dan tidak digunakan lagi.
Militer Israel telah mendirikan dua pusat logistik di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 37 ribu warga Palestina dalam hampir sembilan bulan terakhir, untuk memperbaiki kendaraan-kendaraan yang rusak akibat pertempuran dengan Hamas, yang melakukan serangan lintas batas pada 7 Oktober lalu.
Pasukan yang bertanggung jawab untuk mengangkut kendaraan-kendaraan tersebut dikatakan mengalami kelelahan fisik dan mental, kata laporan itu, menambahkan: "Jika mereka dipanggil untuk menduduki Lebanon selatan, mereka akan berada di sana, tetapi tidak dalam kondisi terbaik mereka."
Ketegangan perbatasan antara Israel dan Hizbullah di Lebanon telah meningkat selama beberapa pekan terakhir, dengan kekhawatiran akan terjadinya perang habis-habisan.
Perang Gaza dikatakan telah menghabiskan lebih banyak senjata daripada yang diperkirakan oleh tentara Israel, dan penggunaannya tetap tinggi.