Ini Dia Rahasia di Balik Kinerja Cemerlang Pertamina

Pertamina telah menjalankan sembilan proyek peningkatan produktivitas dan efisiensi.

Pertamina
Sepanjang tahun 2023, PT Pertamina (Persero) berkontribusi hingga Rp 425,5 triliun kepada penerimaan negara.
Rep: Dian Fath Risalah Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transformasi digitalisasi dan inovasi riset teknlovo menjadi penopang utama kinerja cemerlang PT Pertamina (Persero) sepanjang 2023. Melalui kedua terobosan tersebut, Pertamina mampu membukukan kinerja positif di hampir seluruh lini bisnis.

Baca Juga


Pada pertengahan Juni lalu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan, digitalisasi serta riset teknologi menjadi kunci utama meningkatnya kinerja Pertamina. Dengan digitalisasi, Pertamina bisa mengelola bisnis dari hulu ke hilir secara terintegrasi.

"Kami sudah mulai menggunakan AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan) untuk mengolah dan analisa data secara lebih cepat sehingga pengambilan keputusan bisa dilakukan dengan akurat," ujar Nicke dalam keterangan resmi yang dikutip Selasa (2/7/2024).

Tak hanya itu, Pertamina juga terus mengembangkan riset dan teknologi untuk meningkatkan produk bernilai tinggi. Saat ini, Pertamina juga sudah menguasai 24 persen sektor hulu dengan kontribusi terhadap produksi minyak 69 persen dan gas 34 persen. Pengelolaan ribuan sumur juga dilakukan dengan digitalisasi dan sudah terkoneksi hingga ke hilir.

Pada 2023, Subholding Upstream Pertamina juga berhasil meningkatkan produksi migas sebesar 8 persen. Pertamina juga konsisten meningkatkan cadangan migas baru baik dari blok migas eksisting maupun blok migas baru.

"Pertamina melakukan pengeboran sebanyak 800-an sumur baru. Karena itu, 62 persen investasi Pertamina dilakukan di-upstream," tutur Nicke.

Kinerja positif juga ditunjukkan sektor pengolahan, Subholding Refining & Petrochemical Pertamina terus menjaga produktivitas kilang dengan kapasitas 1,025 juta barel per hari. Selama 2023, operasional kilang berjalan tanpa pemberhentian operasi yang tidak direncanakan (unplanned shutdown).

"Ini bukan sesuatu yang tiba-tiba, tapi proses selama lima tahun, di mana Pertamina telah melakukan revamping kilang," katanya.

Pertamina juga telah menjalankan sembilan proyek peningkatan produktivitas, efisiensi energi, dan menambah kapasitas kilang. Dengan digitalisasi Subholding Commercial & Trading Pertamina juga berhasil mengendalikan kuota BBM dan elpiji bersubsidi dan meningkatkan penjualan BBM non-subsidi sebesar 2 persen yang sebagian besar merupakan industri.

"Artinya, ini produktif mendorong industri untuk tumbuh lebih baik," tutur Nicke.

Sementara dalam bisnis pengangkutan, Integrated Marine & Logistic Subholding Pertamina telah mengoperasikan 760 kapal dengan terus melakukan ekspansi bisnis Internasional. Saat ini, melalui Pertamina International Shipping (PIS), Pertamina telah memiliki 50 rute pelayaran internasional.

Volume diangkut....

 

Pada 2023, volume yang diangkut mencapai 161 juta kiloliter (KL), naik 3 persen dibanding pada 2022. Kinerja pengembangan bisnis oleh Gas Subholding juga menunjukkan hasil yang positif. Pada 2023, volume penjualan gas mencapai 337 ribu BBTU, meningkat sebesar 3 persen dari sebelumnya, yakni 327 ribu BBTU.

Nicke mengatakan gas menjadi andalan Pertamina dalam melakukan transisi energi dan pembangunan infrastruktur gas akan mempercepat transisi energi di Indonesia. "Kunci transisi energi ada di gas karena menjadi perantara dari fuel menuju renewable energy," ujar Nicke.

Melalui Power & NRE Subholding, Pertamina juga berhasil meningkatkan produksi energi bersih sebesar 17 persen menjadi 5.452 gigawatt hour (GWh) dari sebelumnya 4.659 GWh. Selain kinerja positif, Pertamina juga menjalankan proses bisnisnya dari hulu ke hilir dengan lebih ramah lingkungan. Pertamina berhasil menurunkan karbon emisi sebesar 34 persen, lebih tinggi dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 31,89 persen.

Sebelumnya Nicke juga pernah menyampaikan, kinerja perusahaan yang terus tumbuh signifikan ini juga berkat dukungan yang diberikan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. "Pak Erick Thohir sebagai Menteri BUMN telah memberikan perhatian tinggi pada proses restrukturisasi organisasi dan bisnis Pertamina sehingga kinerja Pertamina Group kian gemilang," kata Nicke.

Menurut Nicke, Erick Thohir telah mendorong operasional Pertamina Group lebih efisien, baik holding maupun subholding untuk melakukan langkah-langkah penghematan biaya investasi (capital expenditure/ Capex) dan biaya operasional (operational expenditure/Opex).

"Efisiensi Capex dan Opex terus dilakukan, bukan hanya sekadar memangkas biaya tetapi memperbaiki model operasi, memperkuat supply chain serta menerapkan digitalisasi di seluruh proses bisnis termasuk mengendalikan BBM subsidi agar lebih tepat sasaran melalui MyPertamina," ucap Nicke.

Untuk memenuhi energi nasional di masa depan, kata dia, tantangan yang diberikan oleh Menteri BUMN untuk melakukan transisi energi juga telah melecut Pertamina Group untuk melakukan program dekarbonisasi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler