Hubungan Netanyahu-Militer Israel Retak, Jenderal-Jenderal Minta Gencatan Senjata

Sikap ini dilaporkan telah memicu keretakan antara Netanyahu dengan militer

EPA-EFE/ABIR SULTAN
Aviv Kochavi (kanan), Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Israel yang akan keluar, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Israel yang baru, Herzi Halevi (kiri) dan Kepala kantor Kepala Staf Eyal Cohen (Tengah) selama a upacara pergantian Komando penjaga kehormatan di markas besar Kementerian Pertahanan di pangkalan Kriya di Tel Aviv, Israel, 16 Januari 2023. Herzi Halevi telah dipromosikan dari pangkat Mayor Jenderal menjadi salah satu Letnan Jenderal dan dilantik pada hari raya upacara di hadapan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu. Halevi menggantikan mantan Letnan Jenderal Aviv Kochavi yang pensiun setelah empat tahun sebagai kepala Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan 40 tahun sebagai prajurit.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV — Para jenderal tertinggi Israel mengimbau dipenuhinya proposal gencatan senjata di Gaza, bahkan jika itu berarti gerakan Palestina Hamas tetap berkuasa, New York Times melaporkan pada Selasa (2/7/2024) yang dikutip Palestine Chronicle.

Baca Juga


Sikap ini dilaporkan telah menciptakan keretakan antara militer dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang menentang gencatan senjata. Adanya gencatan senjata maka memungkinkan Hamas untuk bertahan dalam perang.

Para jenderal percaya bahwa gencatan senjata adalah cara terbaik untuk mengamankan pembebasan sekitar 120 warga Israel yang masih ditahan di Gaza, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal, menurut wawancara NYT dengan enam orang pejabat keamanan yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif.

Tentara Israel mengambil bagian dalam operasi darat di lingkungan Shujaiya Kota Gaza, Jumat, 8 Desember 2023. - ( AP Photo/Moti Milrod, Haaretz)

"Kurang siap untuk pertempuran lebih lanjut setelah perang terpanjang Israel dalam beberapa dekade, para jenderal juga berpikir bahwa pasukan mereka perlu waktu untuk memulihkan diri jika perang darat pecah melawan Hizbullah," tambah laporan itu, mengutip beberapa pejabat.

Gencatan senjata dengan Hamas juga dapat memfasilitasi kesepakatan dengan Hizbullah, menurut para pejabat, yang sebagian besar berbicara dengan syarat anonim.

Forum Staf Umum, kepemimpinan militer Israel, terdiri dari sekitar 30 jenderal senior, termasuk kepala staf militer, Letnan Jenderal Herzi Halevi, dan para komandan angkatan darat, angkatan udara, angkatan laut, dan intelijen militer.

Dukungan militer untuk gencatan senjata, menurut laporan tersebut, mencerminkan perubahan besar dalam pemikiran tentara Israel selama beberapa bulan terakhir. Terlebih, semakin jelas bahwa Netanyahu menolak untuk mengartikulasikan atau berkomitmen pada rencana pascaperang.

Eyal Hulata, yang menjabat sebagai penasihat keamanan nasional Israel hingga awal tahun lalu, dan yang secara teratur berbicara dengan para pejabat militer senior, dilaporkan mengatakan, militer mendukung penuh kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata. Mereka percaya bahwa mereka selalu dapat kembali dan menyerang Hamas secara militer di masa depan.

Sedikit amunisi...

 

Hulata juga dilaporkan bahwa militer terindikasi memiliki lebih sedikit amunisi, lebih sedikit suku cadang, lebih sedikit energi dibandingkan sebelumnya. Menurut dia, mereka juga berpikir bahwa jeda di Gaza memberikan lebih banyak waktu untuk bersiap-siap seandainya perang yang lebih besar pecah dengan Hizbullah.

NYT mengatakan, tidak jelas apakah secara langsung pimpinan militer telah menyampaikan pandangannya kepada Netanyahu secara pribadi. Meski demikian, ada sekilas gambaran tentang rasa frustrasi mereka di depan umum, dan rasa frustrasi perdana menteri terhadap para jenderal.Netanyahu dengan tegas menolak proposal gencatan senjata, "karena hal itu dapat meruntuhkan koalisinya", menurut laporan tersebut.

Oleh karena itu, militer takut akan konflik yang berkepanjangan di mana sumber dayanya secara bertahap habis sementara para tawanan tetap ditawan dan para pemimpin Hamas tetap bebas. Dalam skenario ini, membiarkan Hamas berkuasa untuk sementara waktu dengan imbalan pembebasan sandera tampaknya merupakan pilihan yang paling tidak buruk bagi Israel, demikian laporan Hulata. Empat pejabat senior yang berbicara dengan syarat anonimitas setuju dengan pernyataan tersebut.

 

Pada tanggal 19 Juni, Daniel Hagari, kepala juru bicara militer Israel, mengatakan dalam sebuah wawancara TV bahwa mereka yang berpikir bahwa kita dapat melenyapkan Hamas adalah salah. "Hamas adalah sebuah ide. Hamas adalah sebuah partai politik. Ia berakar di dalam hati masyarakat."

Sementara itu, kepala staf angkatan darat Israel, Herzi Halevi, baru-baru ini mencoba memainkan pencapaian militer, dalam apa yang dikatakan oleh beberapa analis sebagai "upaya untuk menciptakan dalih untuk mengakhiri perang tanpa kehilangan muka," kata NTW.

Laporan tersebut menambahkan bahwa kantor Netanyahu menolak berkomentar. Ia mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin bahwa Israel hampir melumpuhkan kemampuan militer Hamas, namun tidak mengindikasikan apakah  akan membuat perang di Gaza berakhir.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler