Transit di Alam Barzakh, Ini Tahapan Perjalanan Jiwa Manusia Setelah Kematian
Alam barzakh adalah alam yang menjadi pemisah.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ajaran Islam menggambarkan tahapan-tahapan perjalanan yang harus dilewati jiwa manusia sejak kematian hingga ia berada di dalam surga atau di dalam neraka.
Pertama, kematian yang merupakan perpisahan roh dari tubuh. Kematian adalah awal dari suatu perjalanan panjang jiwa manusia menuju akhirat yang berakhir di surga atau di neraka.
Kedua, setelah mengalami kematian, jiwa manusia akan berada di alam barzakh. Alam barzakh adalah alam yang menjadi pemisah antara dunia dan akhirat yang juga disebut alam kubur. Selanjutnya jiwa manusia di alam barzakh akan memperoleh kehidupan dengan segala macam kenikmatan yang disebut dengan nikmat kubur atau berbagai ragam siksaan dan kenistaan yang disebut dengan azab kubur.
Ketiga, manusia akan dibangkitkan dari alam kubur menuju kehidupan akhirat, yaitu menuju mahsyar, tempat pertemuan manusia sedunia sejak manusia pertama hingga manusia terakhir.
Keempat, manusia akan menghadapi hisab (evaluasi dan perhitungan amal), mizan (timbangan amal), dan melewati sirat (jembatan penghubung antara mahsyar dan surga).
Kelima, setelah melewati hisab dan mizan, manusia terbagi dua kelompok. Pertama, ashabul-yamīn, yakni kelompok kanan. Kelompok inilah yang akan mendapat keselamatan, lalu mereka masuk ke dalam surga. Kedua, ashabusy-syimal, kelompok kiri. Kelompok inilah yang akan mengalami kecelakaan, kemudian mereka menuju ke dalam neraka.
Dikutip dari buku Tafsir Ilmi: Kiamat Dalam Perspektif Alquran dan Sains, alur perjalanan hidup manusia, menurut Alquran, sejak proses reproduksi hingga kematian dan kebangkitan dari barzakh atau alam kubur adalah sebagai berikut.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ مِنْ سُلٰلَةٍ مِّنْ طِيْنٍ ۚ
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari sari pati (yang berasal) dari tanah. (QS Al-Mu'minūn Ayat 12)
ثُمَّ جَعَلْنٰهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَارٍ مَّكِيْنٍ ۖ
Kemudian, Kami menjadikannya air mani di dalam tempat yang kukuh (rahim). (QS Al-Mu'minūn Ayat 13)
ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظٰمًا فَكَسَوْنَا الْعِظٰمَ لَحْمًا ثُمَّ اَنْشَأْنٰهُ خَلْقًا اٰخَرَۗ فَتَبَارَكَ اللّٰهُ اَحْسَنُ الْخٰلِقِيْنَۗ
Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang menggantung (darah). Lalu, sesuatu yang menggantung itu Kami jadikan segumpal daging. Lalu, segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu, tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci Allah sebaik-baik pencipta. (QS Al-Mu'minūn Ayat 14)
ثُمَّ اِنَّكُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ لَمَيِّتُوْنَ ۗ
Kemudian, sesungguhnya kamu setelah itu benar-benar akan mati. (QS Al-Mu'minūn Ayat 15)
ثُمَّ اِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ تُبْعَثُوْنَ
Kemudian, sesungguhnya kamu pada hari Kiamat akan dibangkitkan. (QS Al-Mu'minūn Ayat 16)