Southgate Kecewa, tapi Akui Spanyol Layak Jadi Juara Euro 2024

Spanyol mengalahkan Inggris 2-1 pada final Piala Eropa 2024.

AP Photo/Frank Augstein
Pelatih Inggris Gareth Southgate berjalan gontai dalam seremoni perayaan gelar juara Euro 2024. Inggris menjadi runner up setelah kalah 1-2 dari Spanyol pada final di Berlin, Senin (15/7/2024) dini hari WIB.
Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Gareth Southgate menjadi sosok yang paling kecewa selepas final Euro 2024. Betapa tidak, tim asuhannya Inggris harus tumbang dengan skor 1-2 dari Spanyol pada final di Olympiastadion, Berlin, Senin (15/7/2024) dini hari WIB.

Baca Juga


Makin menyakitkan karena ini kegagalan kedua beruntun di final Piala Eropa. Dalam edisi sebelumnya. the Three Lions kalah dari Italia lewat adu penalti.

Namun Southgate layak diacungi jempol karena berbesar hati menerima kekalahan tersebut. Ia mengakui Spanyol sebagai tim terbaik dan pantas mendapatkan kemenangan atas timnya.

Spanyol memenangi seluruh tujuh pertandingan di Jerman dalam perjalanannya mengangkat trofi juara Euro 2024. Mereka juga mendominasi pada laga final ini.

Namun fans Inggris yang kecewa setidaknya bisa menghibur diri karena tim kesayangan mereka memberikan perlawanan ketat di final, hanya kalah oleh gol Mikel Oyarzabal empat menit sebelum pertandingan berakhir.

"Seperti biasa dalam pertandingan-pertandingan seperti ini, ini pertandingan dengan margin yang tipis. Namun saya pikir mereka tim terbaik di turnamen dan secara keseluruhan mereka layak menang," kata Southgate, dikutip Reuters.

"Kami telah bertanding hingga akhir final. Saya pikir hari ini kami tidak menjaga penguasaan bola dengan cukup baik," kata Southgate setelah Spanyol mengungguli Inggris dalam waktu yang lama dan menikmati 63 persen penguasaan bola.

Ia mengatakan, Spanyol menekan timnya dengan sangat baik. Para penggawa Inggris harus keluar dari tekanan itu, tapi mereka gagal melakukannya.

"Pada akhirnya, itu berarti mereka memiliki lebih banyak kendali atas permainan, dan itu bisa membuat Anda sedikit kelelahan. Meskipun begitu, kami masih berada di sana ketika kami mencetak gol penyeimbang, jadi pertandingan masih terbuka lebar," katanya menyesalkan peluang terakhir Inggris lewat sundulan yang masih bisa ditepis dari garis gawang.

Southgate, yang sangat ingin memberikan Inggris trofi pertama sejak kemenangan mereka di Piala Dunia 1966, tidak memberikan komentar mengenai masa depannya. Ia lebih suka menjawab pertanyaan soal performa Harry Kane.

"Ini akan membutuhkan waktu untuk membahas hal yang mengganggu itu. Secara fisik, ini merupakan periode yang sulit baginya. Dia tampil kurang maksimal dan tidak mencapai level yang kami harapkan," kata Southgate, mengakui penampilan di bawah standar dari kaptennya yang kurang tajam sehingga diganti oleh Ollie Watkins pada menit ke-61.

Kane sama kecewanya. Ia mengatakan, kalah pada laga final sesuatu yang sulit diterima. Menurut Kane, Inggris melakukannya dengan sangat baik untuk kembali ke permainan, menyamakan kedudukan menjadi 1-1. Inggris, kata dia, seharusnya bisa menggunakan momentum itu untuk terus maju. Namun mereka tidak bisa mempertahankan bola dan harus menerima hukumannya.

"Itu sama menyakitkannya dengan yang bisa terjadi dalam sebuah pertandingan sepak bola. Ini tahap terakhir dari turnamen. Ada banyak kaki yang lelah, banyak mentalitas yang lelah di sana. Kami sangat kecewa," ujar Kane.

Kane mengatakan para pemain ingin Southgate bertahan. "Kami telah menjelaskan bahwa kami mencintai pelatih, itu keputusannya, ini bukan waktunya untuk membicarakannya sekarang. Itu tergantung pada dirinya. Dia akan pergi dan memikirkannya. Saat ini kami semua hanya terluka," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler