Spanyol Kalahkan Inggris di Final Euro, Gaza pun Bersorak
Spanyol dinilai menunjukkan solidaritas luar biasa kepada Gaza selama perang ini.
REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Saat Mikel Oyarzabal menyambut umpan silang Marc Cucurella pada menit ke-86 dan membobol gawang Tim Nasional Inggris, bukan hanya di Madrid, Barcelona, serta kota-kota Spanyol saja sorak-sorai membahana. Warga Gaza juga bergembira atas kemenangan negara yang menunjukkan pembelaan gigih terhadap Palestina sepanjang genosida kali ini.
Dalam pertandingan final Euro 2024 di di Stadion Olympiastadion, Berlin, Inggris sempat berupaya untuk mengejar ketertinggalan 2-1 akibat gol itu. Namun, hingga peluit panjang dibunyikan, kemenangan Spanyol tetap bertahan.
Aljazirah melaporkan, lebih dari 3.500 kilometer dari Spanyol, penggemar sepak bola di Gaza dengan sepenuh hati mendukung Alvaro Morata dan anak buahnya.
Orang-orang di Jalur Gaza yang dilanda perang mendukung La Furia Roja melawan the Three Lions setelah Spanyol tersebut menyuarakan dukungan kuat bagi warga Palestina sejak hari-hari awal serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza.
Omar Ghayyad, seorang guru matematika berusia 36 tahun di UNRWA dan saudaranya Mohammed telah mengungsi sebanyak tiga kali selama perang 10 bulan Israel di wilayah tersebut. Delapan kerabat mereka, termasuk dua putri Omar, syahid ketika rumah mereka di Kamp Pengungsi Nusairat diratakan oleh pemboman Israel pada beberapa bulan pertama setelah perang.
Di tengah rasa sakit yang tak terlukiskan karena kehilangan dan perjuangan karena pengungsian yang terus-menerus, saudara-saudara Ghayyad bersama teman dan kerabat mereka mencari sedikit pelipur lara dalam sepak bola.
Kedua bersaudara ini adalah penggemar berat klub sepak bola Real Madrid dan berusaha mengikuti perkembangan tim favorit mereka di liga Spanyol dan Eropa dari tenda darurat mereka di Deir el-Balah di Jalur Gaza tengah. Dengan Spanyol di ambang kesuksesan, mereka mengalihkan dukungannya ke tim tersebut di Euro 2024.
Menjelang final, para penggemar sepak bola mengatakan kepada Aljazirah bahwa mereka akan mencoba menciptakan suasana menyenangkan di tenda mereka untuk mencari gangguan dan membalas dukungan Spanyol terhadap Palestina.
“Sejak genosida ini dimulai, solidaritas Spanyol dengan kami sangat luar biasa – baik dengan mengakui kenegaraan Palestina atau mendukung Afrika Selatan dalam kasus Mahkamah Internasional (ICJ) melawan Israel,” kata Omar pada Jumat.
“Kita bisa melihat betapa antusiasnya fans Spanyol [tentang Gaza] ketika mereka mengibarkan bendera Palestina saat pertandingan sepak bola.” Penggemar Real Madrid mengatakan dia tidak sabar untuk melihat bek klub favoritnya asal Spanyol Dani Carvajal mengangkat trofi pada Ahad.
Sebaliknya, mereka sangat mendambakan kekalahan Inggris. “Sikap Inggris [selama perang di Gaza] sangat memalukan karena mereka telah menjanjikan dukungan militer dan pendanaan untuk Israel,” kata Omar.
Spanyol dan Palestina telah memelihara hubungan persahabatan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk program pertukaran budaya dan akademik.
Sebuah lingkungan di sebelah barat Gaza diberi nama sesuai dengan nama ibu kota Catalonia, Barcelona, setelah pemerintah Spanyol mendanai proyek pembangunannya pada tahun 1998. “Pasukan Israel telah mengubah [lingkungan] Barcelona menjadi pangkalan militer dan ini merupakan serangan terhadap kedua negara,” kata Omar.
Bagi saudaranya Mohammed, seorang teknisi laboratorium, Spanyol selalu menjadi tim internasional favoritnya. Replika kaos mantan kapten Spanyol Raul Gonzalez dari Piala Dunia FIFA 2006 adalah milik berharga bagi keluarga Ghayyad.
Mohammed dan putrinya yang berusia empat tahun Toqa telah mengikuti tim Spanyol sejak dimulainya turnamen Euro.
Pria berusia 40 tahun itu mengatakan kepada Aljazirah bahwa dia berencana melakukan perjalanan ke Spanyol pada tahun 2004 tetapi mimpinya tidak terwujud karena pembatasan perjalanan menghambat pergerakan warga Palestina.
“Spanyol memiliki gerakan pembebasannya sendiri, termasuk gerakan Catalonia di Barcelona, yang serupa dengan gerakan kami,” ujarnya. “Fans Spanyol mencintai Palestina dan posisi pemerintah mereka [di Gaza] sangat terhormat – itulah mengapa saya akan mendukung mereka.”
Mohammed tak kenal ampun terhadap finalis Euro lainnya, Inggris. “Pada tahun 1917, deklarasi Balfour yang didukung Inggris [sebuah janji publik Inggris yang menyatakan tujuannya untuk mendirikan “rumah nasional bagi orang-orang Yahudi” di Palestina] menjadi akar permasalahan perjuangan kami,” jelasnya.
Dia mengatakan Inggris masih terlibat dalam genosida yang terjadi saat ini. “Bagaimana saya bisa mendukung (negara) pembunuh saya? Saya berharap Spanyol mengalahkan mereka pada Ahad.”
Baik Omar maupun Mohammed tidak yakin apakah mereka dapat menyaksikan pertandingan tersebut secara langsung karena kondisi yang mengerikan di Gaza, namun memperkirakan Spanyol akan menang 3-1 di Berlin. Perkiraan itu tak jauh meleset.