Mantan Sekjen PBNU: Cendikawan Nahdliyin yang Temui Presiden Israel tak Paham...
PBNU selalu mendukung kemerdekaan Palestina.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Sekjen PBNU periode 2015-2021 Helmy Faishal Zaini menanggapi soal lima cendekiawan Nahdliyin yang bertemu dengan Presiden Isaac Herzog di Israel. Menurut Helmy, tindakan lima cendekiawan itu melukai hati umat Islam.
"Pertemuan itu, apa pun motifnya, telah mencederai dan melukai hati umat Islam di Indonesia dan dunia. Israel telah melakukan kejahatan kemanusiaan yang luar biasa dengan melalukan genosida pada puluhan ribu warga Palestina, termasuk perempuan dan anak kecil," ujar Helmy yang juga Ketua Islam Nusantara Foundation tersebut dikutip Republika dari akun Instagramnya yang diunggah pada Senin (15/7/2024).
Menurut Helmy, para cendikiawaan itu tidak memahami nilai-nilai yang dianut dan diperjuangkan oleh organisasi.
"Sebagai warga NU, seharusnya berpedoman pada keputusan organisasi. Dalam hal ini, sejak Muktamar ke-13 NU di Menes, Banten tahun 1938, Nahdlatul Ulama telah menyatakan dukungan atas kemerdekaan dan kedaulatan Palestina sebagai sebuah bangsa yang merdeka. Maka untuk itu, sudah selayaknya keputusan ini terus dipedomani," ujar Helmy.
Sebelumnya, Ketua PBNU, KH Ahmad Fahrur Rozi menyatakan PBNU tidak mengetahui kunjungan tersebut dan sama sekali tidak mewakili institusi PBNU. Dia menegaskan delegasi tersebut tidak ada kaitannya dengan NU.
“Saya tidak kenal, jelas liar sekali (kunjungan mereka),” kata dia, kepada Republika.co.id, Ahad (14/7/2024).
Dalam foto yang diterima Republika, para intelektual muda Nahdlatul Ulama (NU) tersebut di antaranya, Gus Syukron, Zainul Maarif, Munawir Aziz, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania. Mereka bertemu dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.
Dalam sebuah postingan pada akun Istagram bernama zenmaarif yang diduga millik Zainul Maarif, ia menuliskan penjelasannya berkunjung ke Israel menemui Presiden Israel."Berbincang langsung dengan Presiden Israel," tulis akun IG Zenmaarif.
"Saya bukan demonstran melainkan filsuf-agamawan. Alih-alih demonstrasi di jalanan dan melakukan pemboikotan, saya lebih suka berdiskusi dan mengungkapkan gagasan."