Rekor! Barang Impor Israel Melesat Paling Banyak Masuk Lewat Tanjung Perak

Pintu masuk impor Israel pada 2022 dan 2023 terbesar di Jakarta.

Dok Bea Cukai
Peti kemas di pelabuhan (Ilustrasi).
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Impor produk Israel pada2024 paling banyak diterima melalui pintu masuk Jakarta dan Surabaya. Menurut data Badan Pusat Statistik, mayoritas produk Israel pada 2024 masuk melalui Tanjung Perak, Surabaya yang per Mei 2024 capai angka 26,5 juta dolar AS atau sekitar Rp 431,95 miliar.

Baca Juga


Sementara melalui Bandara Soekarno Hatta capai 5,05 juta dolar AS atau sekitar Rp 82,3 miliar dan Tanjung Priok sebesar 2,35 juta dolar AS atau sekitar Rp 38,3 miliar.

Terdapat pergeseran yang sangat tajam untuk pelabuhan dan pintu masuk impor pada 2024, mengingat pintu masuk impor dari Israel terbesar pada 2023 adalah Tanjung Priok Jakarta dan Bandara Soekarno Hatta. Pada 2023, Tanjung Priok menerima hingga 9,6 juta dolar AS, sementara Tanjung Perak hanya 548,7 ribu dolar AS.

Soekarno Hatta sendiri menerima impor dari Israel sebesar 8,6 juta dolar AS pada 2023. Jumlah impor tahun 2023 ini tercatat lebih rendah dari 2022 yang jumlahnya lebih fantastis lagi. Pada 2022, produk Israel masuk melalui Tanjung Priok capai 22,2 juta dolar AS, melalui Soekarno Hatta capai 22,7 juta dolar AS dan melalui Tanjung Perak hanya 434 ribu dolar AS.

Indonesia Impor Apa dari Israel? - (Republika)

Badan Pusat Statistik (BPS) per Juni 2024 mencatat masih ada aktivitas impor barang dari Israel ke Indonesia....  (baca di halaman selanjutnya)

 

Badan Pusat Statistik (BPS) per Juni 2024 mencatat masih ada aktivitas impor barang dari Israel ke Indonesia. Namun, angkanya mulai mengalami penurunan 54 persen pada Juni 2024 dibandingkan bulan sebelumnya.

“Impor asal Israel kecil sekali dibandingkan dengan total impor, turun sekitar 54 persen dibandingkan bulan lalu,” kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (15/7/2024).

Tercatat, impor barang dari Israel mencapai 2,76 juta dolar AS, atau sekitar Rp44,62 miliar (kurs Rp16.170 per dolar AS) pada Juni 2024. Angka tersebut mengalami penurunan 53,7 persen secara bulanan dari angka 5,97 juta dolar AS pada Mei 2024.

Sementara itu, secara tahunan, nilai tersebut tercatat melonjak 82,7 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu di angka 1,51 juta dolar AS.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler