Ironi Sampah Makanan di Tengah Kemiskinan dan Kelaparan

Food waste adalah juga problem dunia erat dengan konsumerisme sebagai buah penerapan sistem kapitalisme sekuler yang jauh dari akhlak Islam.

retizen /Heni Nuraeni
.
Rep: Heni Nuraeni Red: Retizen

oleh : Heni Nuraeni


Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS. Mengungkapkan Indonesia selalu kehilangan nilai ekonomi gara-gara banyak makanan terbuang (food and waste) bahkan kerugian yang dialami Republik Indonesia bisa mencapai Rp 551 Triliun.

“Risiko kehilangan nilai ekonomi ini mencapai Rp 551 triliun,” ujar Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa di Jakarta, Rabu, (3/7/2024). Tak hanya kerugian ekonomi, Menurut dia, banyak makanan yang terbuang ini juga menciptakan sampah yang menumpuk.

Padahal, Suharso menilai, sisa makanan dari masyarakat ini sebenarnya bisa diolah menjadi energi. “Pemanfaatan sisa pangan yang masih layak konsumsi juga dapat memenuhi kebutuhan energi setidaknya sebanyak 62% dari penduduk yang kekurangan energi,” jelas dia.

Food waste adalah juga problem dunia erat dengan konsumerisme sebagai buah penerapan sistem kapitalisme sekuler yang jauh dari akhlak Islam. Disisi lain juga menggambarkan adanya mis manajemen negara dalam distribusi harta sehingga mengakibatkan kemiskinan dan problem lain seperti kasus beras busuk di Bulog, pembuangan sembako untuk stabilisasi harga dll. Islam punya aturan terbaik dalam mengatur konsumsi dan juga distribusi, sehingga terhindar dari kemubaziran dan berlebih lebihan.

Maka sebagaimana kita sudah melihat dan memandang apa yang terjadi dalam sistem kapitalisme ini, banyak sekali kerusakan dalam segala aspek kehidupan contohnya hidup dalam kemubaziran dan berlebih lebihan tadi, maka Islam mencontohkan hidup itu harus ada aturannya dan sesuai dengan yang tercantum dalam Al Qur’an surat Ali Imron ayat 191 yang artinya _”Ya tuhan kami, tidaklah engkau menciptakan semua hal sia-sia. Maha Suci Engkau lindungilah kami dari api neraka”_ (TQS Ali Imron ayat 191) begitu jelas Al Qur’an menggambarkan.

Maka dengan pengaturan yang cermat akan terwujud distribusi yang merata dan mengentaskan kemiskinan dan food waste dapat dihindarkan

Sistem pendidikan Islam mampu mencetak individu yang bijak bersikap, termasuk dalam mengelola dan mengatur konsumsi makanan, apalagi sangat miris sekali kalau kita melihat dibelahan lain dunia contohnya di Palestina sedang mengalami kelaparan akibat blokade, akibat tersisih secara ekonomi menjadi pemandangan yang sangat menyakitkan dibandingkan sebagian orang orang yang hidupnya serba ada dan hedonisme.

Maka dari itu selama aturan yang diterapkan adalah sistem sekuler kapitalisme maka masalah demi masalah akan terus bermunculan. Maka secepatnya umat butuh sistem Islam kaffah yang secara pasti dapat menjamin terwujudnya hidup yang berkah .

Wallahu alam bi shawwab

sumber : https://retizen.id/posts/319519/ironi-sampah-makanan-di-tengah-kemiskinan-dan-kelaparan
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler