Mediasi Awkarin dengan Driver Ojol, Ingat Dua Ayat Alquran Bernomor 9 dan 10 Ini

Awkarin dan driver ojol sudah melakukan mediasi.

Republika.co.id
Mediasi Awkarin dengan Driver Ojol, Ingat Dua Ayat Alquran Bernomor 9 dan 10 Ini. Foto: Alquran (ilustrasi).
Rep: Muhammad Nursyamsi / Hafil Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Melaui unggahan di Instagram belum lama ini, selebgram Karin Novilda atau Awkarin mengungkap pengalaman pahitnya saat menggunakan layanan Go Food dari aplikasi Gojek. Awkarin mengaku bahwa dia mendapat ancaman dari oknum driver bernama Fikri Kharisma.

Selebgram itu kemudian melaporkan tindakan pengancaman ini kepada Gojek. Karin mengatakan, bahwa driver tersebut bisa membahayakan konsumen. Dia pun menyesalkan karena Gojek tidak bisa merespons langsung keluhannya tersebut.

Namun tak berselang lama, driver tersebut pada akhirnya mengakui kesalahan terhadap perilakunya yang kurang sopan kepada Karin. Dalam sebuah video permintaan maaf, Fikri mengaku kalau dirinya sedang memiliki masalah pribadi, sehingga berpengaruh pada tindakannya malam itu.

“Saya meminta maaf atas keteledoran saya dan kesalahan saya. Sekali lagi Kak Awkarin, saya meminta maaf. Saya juga ada masalah pribadi,” kata driver tersebut dalam video permintaan maaf yang diunggah Karin di Instagram.

Namun, pihak Gojek ternyata memberhentikan driver tersebut. Terkait hal ini, Ketua Dewan Penasehat Armada Seluruh Ojek Online Indonesia (ASOOI) Krisna meminta Gojek untuk mengevaluasi keputusannya memberhentikan Fikri Kharisma sebagai mitra driver. Krisna menilai sanksi putus mitra imbas perselisihan dengan selebgram Awkarin sangat memberatkan bagi driver ojek online (ojol) tersebut.

Krisna mengatakan, Fikri bersikap kooperatif dan mau mengakui kesalahan, serta meminta maaf kepada Awkarin dan Gojek. Dengan begitu, ucap Krisna, Fikri layak mendapatkan kesempatan untuk kembali bekerja sebagai mitra Gojek.

"Apalagi proses mediasi berjalan baik, jadi sebetulnya tidak ada urgensi untuk memberikan sanksi seberat itu," ucap Krisna.

Head of Product Communications Gojek Rosel Lavina mengatakan pihak Gojek beberapa waktu lalu juga telah memfasilitasi mediasi antara pelanggan dan oknum driver. Rosel mengucapkan terima kasih kepada pelanggan sehingga mediasi dapat berjalan lancar, kondusif dan selesai dengan baik.

Bagaimana mediasi dalam Islam?

Terlepas dari konflik Awkarin dan driver gojek yang saat ini sedang melakukan mediasi, Islam sebenarnya telah menganjurkan umat yang bersengketa untuk melakukan mediasi. Dalam artikel berjudul Mediasi dalam Perspektif QS Al Hujurat ayat 9 dan 10 Beserta Korelasinya yang ditulis oleh Wakil Ketua Pengadilan Agama Cilegon Abdul Mustopa dan diunggah di website resmi Pengadilan Agama Cilegon pa-cilegon.go.id disebutkan bahwa perdamaian merupakan sistem penyelesaian perkara (probem solving) yang sama-sama menguntungkan di antara para pihak. Tidak ada yang merasa dikalahkan atau dipecundangi karena dalam perdamaian lebih mengutamakan asas persaudaraan yang mana egoisme atau pemaksaan kehendak akan lebih lunak sehingga kedua belah pihak merasa diuntungkan.
 

Perasaan untuk saling mengalahkan, memenangkan serta menguasai barang sengketa tiada muncul atau kembali ke produk perdamaian yang berlandaskan asas persaudaraan.

Mediasi tidak hanya bertujuan sekadar untuk mengakhiri perselisihan, akan tetapi juga untuk membangun keikhlasan dan kerelaan para pihak tanpa ada yang merasa dikalahkan, sehingga muara akhir mediasi yang dituangkan dalam bentuk akta perdamaian merupakan pilihan paling baik dari para pihak yang didasari dengan keikhlasan. Oleh sebab itu, kepandaian serta kepiawaian mediator sangat penting untuk menyelesaikan perselisihan di antara kedua belah pihak.

Dalam hukum Islam mediasi atau perdamaian juga telah di bahas dan juga terdapat berbagai penafsiran terkait ayat-ayat tentang perdamaian tersebut, untuk itu perlu dikaji dan di telaah tafsiran ayat tentang perdamaian khususnya dalam Q.S. Al-Hujarat ayat 9 dan 10.

Tafsir Ayat Q.S Al Hujarat ayat 9

Allah swt berfirman :

Baca Juga


وَإِن طَآئِفَتَانِ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٱقۡتَتَلُواْ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَهُمَاۖ فَإِنۢ بَغَتۡ إِحۡدَىٰهُمَا عَلَى ٱلۡأُخۡرَىٰ فَقَٰتِلُواْ ٱلَّتِي تَبۡغِي حَتَّىٰ تَفِيٓءَ إِلَىٰٓ أَمۡرِ ٱللَّهِۚ فَإِن فَآءَتۡ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَهُمَا بِٱلۡعَدۡلِ وَأَقۡسِطُوٓاْۖ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُقۡسِطِينَ ٩

Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! Tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah. Kalau dia telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil. (Q.S. Al-Hujurat : 9)

Berikut dikutip tafsir yang berkaitan dengan ayat tersebut :

 

Tafsir At- Thabari


يقول تعالى ذكره: وإن طائفتان من أهل الإيمان اقتتلوا، فأصلحوا أيها المؤمنون بينهما بالدعاء إلى حكم كتاب الله، والرضا بما فيه لهما وعليهما، وذلك هو الإصلاح بينهما بالعدل( فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الأخْرَى ) يقول: فإن أبَت إحدى هاتين الطائفتين الإجابة إلى حكم كتاب الله له، وعليه وتعدّت ما جعل الله عدلا بين خلقه، وأجابت الأخرى منهما( فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي ) يقول: فقاتلوا التي تعتدي، وتأبى الإجابة إلى حكم الله( حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ ) يقول: حتى ترجع إلى حكم الله الذي حكم في كتابه بين خلقه( فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ ) يقول: فإن رجعت الباغية بعد قتالكم إياهم إلى الرضا بحكم الله في كتابه، فأصلحوا بينها وبين الطائفة الأخرى التي قاتلتها بالعدل: يعني بالإنصاف بينهما، وذلك حكم الله في كتابه الذي جعله عدلا بين خلقه.

Yang Mahakuasa berkata: Dan bahwa dua sekte orang beriman telah bertempur, begitu benar, hai orang-orang beriman, di antara mereka dengan permohonan kepada aturan Kitab Allah, dan kepuasan dengan apa yang ada di dalamnya untuk mereka dan pada mereka, dan itu adalah rekonsiliasi antara mereka dengan keadilan (jika salah satu dari mereka menginginkan yang lain) dia berkata: Jika salah satu dari dua sekte ini menolak untuk menjawab aturan dari dua sekte. Tuhan adalah milik-Nya, dan kepada-Nya Anda melanggar apa yang Tuhan jadikan keadilan di antara ciptaan-Nya , dan yang lainnya menjawab (Jadi lawan yang kamu inginkan) Dia berkata: Jadi lawan mereka yang melanggar, dan tolak jawaban untuk penghakiman Tuhan (sampai itu memenuhi perintah Tuhan) Dia berkata: Sampai kamu kembali ke aturan Tuhan yang memerintah dalam kitab-Nya ciptaan-Nya (jika mati, maka rujuklah antara mereka dengan keadilan) Dia berkata: Jika pelanggar kembali setelah Anda melawan mereka dengan aturan Tuhan dalam bukunya, maka rujuk antara mereka dan sekte lain yang melawan mereka dengan keadilan: makna dengan keadilan di antara mereka

Tafsir Ayat Q.S Al Hujarat ayat 10

Allah swt berfirman


إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٞ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ ١٠

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (Q.S. Al-Hujurat : 10)

Islam adalah agama yang mengajarkan teologi anti-kekerasan dan menyerukan kedamaian, yakni rahmatan li al-'alamin, atau kasih sayang bagi semesta alam. Al-Quran telah menjelaskan panduan praktis untuk mengelola perdamaian. Pertama, perintah untuk saling menjaga dan mempererat tali persaudaraan sebagaimana dalam QS al-Hujurat/49 ayat 10

 

-          Tafsir Al-Muyasar


نما المؤمنون إخوة في الدين، فأصلحوا بين أخويكم إذا اقتتلا وخافوا الله في جميع أموركم؛ رجاء أن تُرحموا.

Orang mu’min adalah saudara seagama, jadi damaikanlah kedua saudara Anda jika mereka berperang dan takutlah pada Tuhan dalam semua urusan Anda. Mohon ampun.

 

 

 

-          Tafsir al-Alausi


الظاهر أن هذا عطف على { فَأَصْلِحُواْ } وقال الطيبي : هو تذييل للكلام كأنه قيل : هذا الإصلاح من جملة التقوى فإذا فعلتم التقوى دخل فيه هذا التواصل ، ويجوز أن يكون عطفاً على { فَأَصْلِحُواْ } أي واصلوا بين أخويكم بالصلح واحذروا الله تعالى من أن تتهاونوا فيه { لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ } أي لأجل أن ترحموا على تقواكم أو راجين أن ترحموا عليها .

Sepertinya ini simpati untuk (damaikanlah) dan Al-Tibi berkata: Itu adalah anotasi kata-kata seolah-olah dikatakan: berdamai ini adalah bagian dari kesalehan. Jika Anda melakukan ketakwaan, komunikasi ini masuk ke dalamnya. (Mungkin Anda akan memiliki belas kasihan) yaitu, untuk memiliki belas kasihan pada kesalehan Anda, atau berharap untuk memiliki belas kasihan padanya.

-  Tafsir Jalalain

(Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah saudara) dalam seagama. (karena itu damaikanlah antara kedua saudara kalian) apabila mereka berdua bersengketa. Menurut qiraat yang lain dibaca Ikhwatikum, artinya saudara-saudara kalian.

 

-  Tafsir Al-Misbah

Sesungguhnya orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya adalah bersaudara. Sebab iman yang ada telah menyatukan hati mereka. Maka damaikanlah antara kedua saudara kalian demi menjaga hubungan persaudaraan seiman. Jagalah diri kalian dari azab Allah dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, dengan harapan Dia akan memberi kalian rahmat berkat ketakwaan kalian.

Korelasi Penafsiran Ayat Q.S. Al-Hujarat ayat 9 dan 10 dengan Mediasi

Menurut Abdul Mustoa, Islam adalah agama yang mengajarkan teologi anti-kekerasan dan menyerukan kedamaian, yakni rahmatan li al-'alamin, atau kasih sayang bagi semesta alam.

"Alquran telah menjelaskan panduan praktis untuk mengelola perdamaian," ujar Abdul Mustopa.

Pertama, perintah untuk saling menjaga dan mempererat tali persaudaraan sebagaimana dalam QS al-Hujurat/49: 9 dan 10

وَإِن طَآئِفَتَانِ مِنَ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٱقۡتَتَلُواْ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَهُمَاۖ فَإِنۢ بَغَتۡ إِحۡدَىٰهُمَا عَلَى ٱلۡأُخۡرَىٰ فَقَٰتِلُواْ ٱلَّتِي تَبۡغِي حَتَّىٰ تَفِيٓءَ إِلَىٰٓ أَمۡرِ ٱللَّهِۚ فَإِن فَآءَتۡ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَهُمَا بِٱلۡعَدۡلِ وَأَقۡسِطُوٓاْۖ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُقۡسِطِينَ

Terjemahnya:

Dan apabila ada dua golongan orang mukmin berperang, maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari keduanya berbuat zalim terhadap (golongan) yang lain, maka perangilah (golongan) yang berbuat zalim itu, sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah. Jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil. Sungguh, Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.


إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Terjemahnya:

Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.

Abdul Mustopa mengatakan, kedua ayat di atas dengan jelas menerangkan bahwa kalau dua golongan kaum mukmin bersengketa hingga menimbulkan perang, maka kewajiban bagi orang Islam untuk mendamaikan dengan segera kedua golongan yang berperang itu. Dengan demikian, maka perdamaian merupakan tujuan dalam Islam dan makna Islam adalah damai. 

Hasbi ash-Shiddieqy menafsirkan bahwa dalam ayat ini, Allah swt. menjelaskan bagaimana para mukmin mendamaikan dua golongan yang bersengketa dan menyuruh para mukmin memerangi golongan yang kembali membuat aniaya (zalim) sesudah diadakan perdamaian, sehingga dengan demikian mereka bisa kembali kepada perdamaian yang mereka langgar. Perdamaian, sebagaimana wajib dilakukan antara dua golongan yang bermusuhan, begitu pula antara dua orang bersaudara yang bersengketa. Pada akhirnya Allah swt. menyuruh kita bertaqwa kepada-Nya dan mengakui hukum-Nya.

Perintah mendamaikan antara yang bertikai bukan semata mendamaikan kedua kelompok mukmin saja. Kata ikhwah dalam Alquran yang hanya terulang tujuh kali ternyata berbeda maknanya dengan kata ikhwah dalam QS al-Hujurat ini. Hal ini agaknya untuk mengisyaratkan bahwa persaudaraan yang terjalin antara sesama muslim adalah persaudaraan yang dasarnya berganda. Sekali atas dasar persamaan iman dan kali kedua adalah persaudaraan nasab walaupun yang kedua ini bukan dalam pengertian yang hakiki. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk memutuskan hubungan persaudaraan itu.

Adapun penggunaan bentuk dual pada kata akhawaikum di sini memberi arti bahwa jangankan antara banyak orang, dua pun jika mereka berselisih harus di (islah)-kan sehingga harmonislah hubungan mereka.

"Oleh karena semua dipandang bersaudara, maka damaikanlah di antara saudara-saudaramu yang se-agama itu, sebagaimana kamu mendamaikan saudaramu yang seketurunan," ujar Abdul Mustopa.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler