Gunung Gede dan Pangrango Membeku dan Makhluk yang Lebih Kuat dari Gunung

Gunung Gede dan Pangrango merupakan tanda kebesaran Allah

TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO
Gunung Gede Pangrango
Rep: Fuji Eka Permana, Muhyiddin Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gunung Gede dan Pangrango di Bogor Jawa Barat mengalami suhu dingin luar biasa yang bertolak belakang dengan musim panas yang terjadi di sekitarnya. Fenomena ini menjadi perhatian para pendaki gunung yang mengharuskan mereka ekstra hati-hati jika hendak menapaki kawasan tersebut.

Baca Juga


Sebabnya, mereka harus menyiapkan perbekalan yang lebih banyak untuk menjamah dua gunung tersebut, seperti jaket tebal dan juga logistik yang memadai. Dengan begitu, tubuh mereka terlindung dari dingin dan terus dapat mendaki hingga mencapai puncak.

BACA JUGA: Adidas Coret Bella Hadid dari Iklan Sepatu Usai Dikritik Israel, Netizen Serukan Boikot

Gunung Gede dan Pangrango merupakan makhluk Allah yang luar biasa. Dua dataran tinggi tersebut merupakan bagian dari penyangga yang menjadikan bumi ini seimbang. Dahulu, di saat Allah menciptakan bumi, dataran mengalami goncangan dahsyat. Lalu Allah menciptakan gunung sehingga dataran menjadi tenang.

Malaikat yang biasa bertawaf di Baitul Makmur pun terperanjat dan mendadak kagum menyaksikan proses penciptaan gunung, mereka bertanya, ”Wahai Tuhan kami, apakah ada dari makhluk yang lebih kuat dari gunung?” Pertanyaan dengan kalimat ‘Adakah yang lebih kuat’, terus diulangi oleh para malaikat, karena mereka sungguh ingin mengetahui keagungan Allah.

Gunung rata oleh besi. Besi leleh dengan api. Api padam dengan air. Air dapat digerakkan kemanapun oleh angin. Hingga pertanyaan terakhir: ”Wahai Tuhan kami, apakah ada makhluk-Mu yang lebih kuat dari pada angin?” Allah menjawab, ”Ada, yaitu seorang anak Adam yang bersedekah dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya tidak mengetahuinya.”

BACA JUGA: Daftar Lembaga Mitra Leimena Terkait AJC Pro Israel, dari Muhammadiyah Hingga Istiqlal

Maksudnya adalah mereka yang bersedekah dengan ikhlas, yang hanya diketahui dirinya dan Allah. Bersedekah tanpa diketahui orang lain. Bersedekah dalam diam, jauh dari pamer, dan memang menyembunyikan amal kebaikan itu untuk dirinya, seperti orang banyak menyimpan barang yang paling berharga sehingga hanya diketahui diri sendiri.

Ini merupakan gambaran bagaimana orang sungguh mengamalkan ikhlas dengan sepenuh hati. Imam Al-Ghazali menjelaskan hakikat ikhlas. Ikhlas artinya kamu menjadikan segala amalan kamu hanya untuk Allah SWT dan hati kamu tidak merasa senang dengan pujian manusia. Kamu juga tidak peduli dengan celaan manusia.

Dalam kitabnya, Raudhatut Thalibin wa Umdatus Salikin, al Ghazali menjelaskan sebagai berikut:

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Pertama, ikhlas ada dua macam

Yaitu ikhlas dalam beramal dan ikhlas dalam mencari pahala.

Kedua, Ikhlas dalam beramal

Ini merupakan kehendak untuk mendekat kepada Allah SWT, mengagumkan urusan-Nya dan menjawab seruan-Nya. Munculnya keikhlasan semacam ini didorong keyakinan yang benar kebalikan dari semuanya adalah nifaq atau kemunafikan atau mendekat kepada selain Allah SWT.

Ketiga,mencari pahala

Adapun ikhlas dalam mencari pahala berarti kehendak untuk memperoleh keuntungan akhirat dengan melakukan kebaikan.

Keempat, pengaruh

Kedua bentuk keikhlasan di atas mempunyai pengaruh yaitu bahwa keikhlasan dalam beramal menjadikan amal sebagai sarana mendekatkan diri pada Allah SWT (taqarrub), dan keikhlasan mencari pahala membuat amal diterima serta memperoleh pahala berlimpah.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler