Dividen BUMN Cetak Rekor, Ekonom: Efek Peningkatan Kinerja BUMN
BUMN kembali mencetak rekor dividen tertinggi sebesar Rp 85,5 triliun pada 2024.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kembali mencetak rekor dividen tertinggi sebesar Rp 85,5 triliun pada 2024. Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Etikah Karyani Suwondo mengatakan pencapaian ini menunjukkan keberhasilan transformasi BUMN.
"Peningkatan dividen BUMN ini hasil kinerja keuangan yang baik, laba yang stabil," ujar Etikah saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Senin (22/7/2024).
Etikah menyampaikan keberhasilan dalam mengelola keuangan dan operasional BUMN juga menjadi poin utama dalam peningkatan kontribusi BUMN kepada negara. Etikah menyebut upaya transformasi dan kolaborasi yang kuat juga menjadi salah satu faktor penting dalam tren positif kinerja BUMN.
Etikah mengatakan besarnya kontribusi BUMN tak lepas dari kinerja apik sejumlah BUMN seperti perbankan, energi, pertambangan, hingga telekomunikasi. Etikah menilai BUMN-BUMN seperti BRI, Pertamina, Bank Mandiri, Telkom, dan MIND ID telah berkontribusi signifikan dalam peningkatan dividen.
"Kinerja positif, khususnyanya di Himbara sebagai pendukung terbesar. BRI misalnya pada 2023 menyetor Rp 23,2 triliun sebagai kontributor terbesar," ucap Etikah.
Etikah menambahkan setoran dividen BUMN juga menjadi indikator peningkatan kepercayaan publik dan investor terhadap BUMN. Hal ini berdampak besar bagi peningkatan kinerja BUMN.
"Kolaborasi dan transformasi yang dilakukan pemerintah telah meningkatkan kepercayaan publik dan investor yang sangat penting untuk kinerja BUMN," sambung Etikah.
Etikah berharap tren positif kinerja BUMN dapat terus terjaga dan meningkat pada tahun-tahun mendatang. Etikah mendorong BUMN untuk tetap konsisten dalam menjalankan transformasi dan mampu meningkatkan daya saing dengan sejumlah perbaikan kualitas operasional hingga sumber daya manusia (SDM).
"Strategi yang bisa dilakukan dengan meningkatkan dan mengembangkan SDM, transparansi dan akuntabilitas, inovasi dan teknologi, kemitraan dan kerjasama, harmonisasi dan kepastian hukum (regulasi), dan efisiensi dalam manajemen operasional," kata Etikah.
Muhammad Nursyamsi