Konsul RI di Tawau Lepas 17 Pelajar Indonesia di Sabah untuk Sekolah di Kaltara
Meskipun para pelajar lahir dan besar di Sabah, namun mereka tetap WNI.
REPUBLIKA.CO.ID, TAWAU -- Konsul RI di Tawau, Malaysia, Aris Heru Utomo melepas sebanyak 17 pelajar Indonesia lulusan community learning center (CLC) atau tempat kegiatan belajar (TKB) di Sabah. Mereka adalah penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI dan beasiswa dari berbagai yayasan pendidikan di Indonesia yang akan diberangkatkan ke Kalimantan Utara (Kaltara), Ahad (21/7/2024).
Dalam sambutannya, Konsul RI Tawau Aris Heru menyampaikan selamat dan berharap agar para pelajar untuk selalu bersyukur karena berkesempatan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di Indonesia. Mereka terpilih setelah melewati proses seleksi sejak Maret 2024 dan bersaing dengan banyak lulusan CLC atau TKB lainnya di Sabah.
Baca: Sebelum ke Papua, Satgas Yonif 512/QY Dilatih Dulu di Batujajar
Menurut Aris, meskipun para pelajar lahir dan besar di Sabah, namun mereka tetap merupakan warga negara Indonesia (WNI). Oleh karena itu, para pelajar harus senantiasa mengingat jati dirinya sebagai orang Indonesia.
Sesuai tagline program beasiswa ADEM yaitu 'Kembali ke Indonesia Kita' maka para pelajar juga harus belajar kembali segala hal mengenai Indonesia, seperti sejarah dan budaya Indonesia, Pancasila, dan nilai kearifan lokal yang hidup di masyarakat Indonesia. "Setidaknya kearifan lokal di daerah tempat mereka belajar," ujar Aris di Jakarta, Senin (22/7/2024).
Aris juga meminta para pelajar menggantungkan cita-cita mereka setinggi langit dan belajar sungguh-sungguh guna mencapai cita-cita mereka. Dia pun berpesan agar para pelajar banyak membaca, berlatih menulis dan berbicara, untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam hidup bermasyarakat.
Baca: Marinir TNI AL dan US Marine Corps Latma Serangan Raid Darat
Secara khusus, Aris berpesan para pelajar untuk mulai menuangkan pengalamannya selama berada di Kaltara ke dalam tulisan. Adapun tulisan tersebut nantinya bisa dikompilasi dan diterbitkan menjadi sebuah buku antologi yang bisa menginspirasi para pelajar CLC lainnya untuk bersemangat melanjutkan pendidikan.
Sehari sebelumnya, dalam upaya memberikan motivasi dan penguatan wawasan kebangsaan dan Pancasila, Aris memberikan paparan berjudul 'Menemukan Kembali Indonesia'. Dalam paparannya, Aris memberikan pemahaman mengenai sejarah lahirnya bangsa dan negara Indonesia yang diperjuangkan dengan gagah berani dan penuh semangat persatuan oleh para pejuang kebangsaan dan kemerdekaan.
Aris pun menjelaskan mengenai bendera, bahasa, lambang negara, dan lagu kebangsaan sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang (UU) Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Sebagian besar lokasi CLC berada di tengah perkebunan kelapa sawit.
Baca: Filipina dan Jepang Perkuat Kerja Sama Sikapi Laut China Selatan
"Dapat ditambahkan bahwa CLC atau TKB merupakan fasilitas pendidikan yang dibangun sesuai kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan Malaysia untuk memberikan kesempatan belajar hingga tingkat sekolah menengah pertama (SMP) bagi anak-anak Indonesia yang sebagian besar orang tuanya bekerja di perkebunan kelapa sawit di negeri Sabah dan Sarawak," ujar Aris.
Adapun ke-17 pelajar yang diberangkatkan ke Kaltara bagian dari 471 pelajar CLC lainnya dari Sabah dan Sarawak yang lulus seleksi sebagai penerima beasiswa ADEM dan beasiswa dari berbagai yayasan pendidikan di Indonesia. Selain ke Kaltara, sejumlah pelajar lainnya dikirimkan ke berbagai sekolah lainnya di berbagai provinsi di Indonesia.
Di antaranya, ke Bali, Banten, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan.