Houthi Ancam Bom Saudi, Ini Respons PBNU

Pejuang Houthi akan menyerang Arab Saudi jika negara itu tebukti membantu Israel.

AP
Pendukung Houthi (ilustrasi).
Rep: Muhyiddin Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Fahrur Rozi atau Gus Fahrur berharap ancaman Houthi di Yaman untuk membom beberapa infrastruktur penting di Arab Saudi tidak terjadi. Pejuang Houthi akan menyerang Arab Saudi jika negara itu tebukti membantu Israel menyerang Yaman.

Baca Juga


"Kita berharap agar tidak terjadi, semoga Allah melindunginya dan mencegah pertumpahan darah umat Islam," ujar Gus Fahrur saat dihubungi Republika.co.id, Senin (22/7/2024). 

BACA JUGA: Gunung Gede dan Pangrango Membeku dan Makhluk yang Lebih Kuat dari Gunung

Saudi Arabia sebagai negara Islam, kata dia, tentu akan berpikir dua kali untuk mendukung agresi militer Israel yang telah membantai rakyat Palestina. Karena itu, menurut dia, para ulama dunia juga harus mencegah serangan dari Houthi tersebut. 

"Semua ulama harus mencegah, ikatan akidah Islam saya yakin masih mampu menyatukan hati para pemimpin dunia Islam," ucap Gus Fahrur. 

 

Sebelumnya, Israel membombardir kota pelabuhan Hodeidah di barat Yaman pada Sabtu (20/7/2024), sebagai balasan atas serangan drone Houthi ke Tel Aviv sehari sebelumnya. Beberapa analis mempertanyakan bagaimana Israel bisa membombardir wilayah Yaman tanpa bantuan ruang udara di negara-negara Arab di kawasan.

Lantas pejuang Houthi di Yaman mengancam akan membom infrastruktur penting di Arab Saudi jika negara itu membantu Israel dan negara-negara Barat terkait esklasi konflik beberapa hari terkahir ini.

Lewat cuplikan video yang dirilis departemen media mereka, pada Ahad (21/7/2024), Houthi mengincar objek-objek vital seperti Bandara Internasional King Khalid di Riyadh, Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah, Bandara Internasional King Fahd di Dammam, dan juga beberapa pelabuhan di Ras Tanura, Jizan, dan Jeddah.

Sementara, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Arab Saudi, Brigadir Jenderal Turki Al-Maliki menegaskan bahwa pihak Kerajaan tidak akan mempersilakan entitas manapun menyalahi aturan batas ruang udara mereka.

Al-Maliki pun menegaskan, Arab Saudi tidak memiliki kaitan dengan serangan di pelabuhan Hodeidah, Yaman.

"Kerajaan tidak memiliki hubungan atau keterlibatan dalam penargetan Hodeidah, dan Kerajaan tidak akan mengizinkan entitas mana pun melanggar wilayah udaranya," kata Al-Maliki dalam sebuah pernyataan di media sosial X pada Ahad (21/7/2024).

Infografis Kejamnya Siksaan di Penjara Israel - (Republika)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler