Alquran Sebut Gunung Diam di Tempat tetapi Berjalan Laksana Awan, Ini Tafsir Ilmiahnya

Dalam ayat tersebut terungkap jika gunung yang dikira diam ternyata berjalan

ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Ahad (21/7/2024). Menurut data BPPTKG periode pengamatan 21 Juli 2024 pukul 00.00 - 24.00 WIB Gunung Merapi yang berstatus siaga (level III) itu mengalami 31 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.600 meter ke arah barat daya.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, Fenomena keberadaan gunung telah diceritakan dalam beberapa ayat Alquran. Di dalam beberapa ayat, Alquran mengungkap jikalau gunung bak pasak yang mengokohkan bumi.

"Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan, dan gunung-gunung sebagai pasak?"(QS an-Naba: 6-7.

BACA JUGA: Daftar Lembaga Mitra Leimena Terkait AJC Pro Israel, dari Muhammadiyah Hingga Istiqlal

"Dan Dia ciptakan padanya gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dan kemudian Dia berkahi, dan Dia tentukan makanan-makanan (bagi penghuni)nya dalam empat masa, memadai" (QS Fushilat: 10).

Meski demikian, Tafsir Tematik Kemenag tentang Pelestarian Lingkungan Hidup mengungkap, ada kesan kontradiksi ketika mengulas beberapa ayat seperti QS Al-Kahfi:45, QS At-Tsur: 10, QS An-Naba: 20, QS at-Takwir: 3. Keempat ini menjelaskan jika sebenarnya gunung bergerak dan gerakannya bisa dirasakan. 

Sebagai contoh dilihat pada surah an-Nūr ayat 10 yang berbunyi: "Dan gunung berjalan (berpindah-pindah)".

Penjelasan lebih detail ada pada ayat Alquran yang lain. Dalam ayat tersebut terungkap jika gunung yang dikira manusia tetap ditempatnya ternyata dia berjalan seperti awan. 

"Dan engkau akan melihat gunung-gunung, yang engkau kira tetap di tempatnya, padahal ia berjalan (seperti) awan berjalan. (Itulah) ciptaan Allah yang mencipta dengan sempurna segala sesuatu. Sungguh, Dia Mahateliti apa yang kamu kerjakan. "(an- Naml/27: 88)

Tafsir Tematik Kemenag menjelaskan, ada dua teori ilmiah yang dapat menjelaskan pergerakan gunung.

 a. Pergerakan (rotasi) bumi.

Bumi mengalami rotasi (perputaran) mengelilingi matahari, begitupula dengan bulan yang berotasi mengelilingi bumi. Dari teori rotasi ini dapat diasumsikan, jika sekiranya bumi berotasi, maka segala sesuatu yang ada pada  bumi tersebut akan ikut berotasi, termasuk gunung yang ada di permukaan bumi. Rotasi bumi memang  tidak dapat dirasakan oleh makhluk yang tinggal di bumi, akan tetapi gerakan ini dapat dilihat oleh mereka yang berada di luar bumi, begitu pula halnya dengan  gunung yang bergerak tanpa dirasakan gerakannya oleh manusia.

Pergerakan kerak bumi...

 

b. Pergerakan kerak bumi

Baca Juga


Teori ini dapat dijelaskan, berdasarkan asumsi  bahwa, di bawah kerak bumi (crust) terdapat lapisan eksistensi gunung. Lapisan lithosfer yang mengapung pada cairan padat (astenosphere). Lempeng lithosfer tidak berjalan dengan kecepatan yang sama dan diyakini berjalan lebih lambat dengan perjalanan waktu. Para ahli belum mengetahui secara pasti penyebab terjadinya gerakan ini, namun ada dua hipotesis yang diajukan.

Pertama, convection spreading (penyebaran konveksi), yaitu bergeraknya lempeng sebagai akibat respons atas gerak panas yang tiba di dasar lithosfer dan gerakan ini lebih cepat pada masa geologi kuno, karena laju rotasi bumi yang lebih cepat dan bahan radioaktif yang lebih besar.

Guguran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Ahad (21/7/2024). Menurut data BPPTKG periode pengamatan 21 Juli 2024 pukul 00.00 - 24.00 WIB Gunung Merapi yang berstatus siaga (level III) itu mengalami 31 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 1.600 meter ke arah barat daya. - (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Kedua, yaitu spreading (penyebaran gaya gravitasi). Yaitu, gerakan yang dapat dilihat dan dirasakan  oleh manusia, gerakan ini dapat terjadi secara  horisontal, vertikal, maupun kombinasi keduanya.  Gerak seperti inilah yang menyebabkan gempa  bumi. Sebagai contoh: gempa bumi yang terjadi di  Tokyo Jepang pada tahun 1923, sebuah tebing  sepanjang pantai Sagami bergerak vertikal ke atas  kira-kira 5 m. Sedangkan pergerakan horisontal di  San Fransisco pada tahun 1906. Pada saat ini jalan-jalan mengalami pergeseran hingga mencapai jarak dari 7 meter.

Dengan mengacu pada teori-teori ini, maka pergerakan gunung yang dimaksud ayat ini adalah, pergerakan yang dipandang oleh ahli geologi sebagai “Slow Movement”, pendapat ini didasari oleh, ayat tersebut yang secara tersirat menyatakan  pergerakannya yang tak dapat dirasakan, dengan adanya lafal tasabuha. (QS An-Naml ayat 88).

Sedangkan pendapat ahli geologi mengenai “Rapid Movement” dapat diasumsikan mengacu kepada ayat yang membicarakan keadaan gunung di hari kiamat, maupun gempa bumi yang terjadi saat ini.

Sebagai contoh Surah at-Tsr ayat 10, secara tersirat tidak menyatakan bahwa gerakannya tidak dapat dirasakan, bahkan lebih jauh lagi, ayat selan- jutnya menyebutkan kejadian akibat pergerakannya. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa “gempa bumi” terjadi karena pergerakan lempeng.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler