Erdogan Ancam 'Serang' Israel, Bagaimana Perbandingan Militer Kedua Negara
Turki unggul dari Israel hampir di semua lini pertempuran.
REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL — Perang kata-kata antara pejabat Turki dan Israel kian menjadi-jadi. Bagaimana kekuatan kedua negara jika perang kata-kata itu meluas ke medan tempur?
Merujuk Global Fire Power, Turki saat ini menduduki peringkat ke-8 kekuatan militer dunia. Sementara Israel berada pada posisi ke-17. Turki unggul dari sisi personel dengan 42,7 juta personel yang bisa dikerahkan untuk berperang dibandingkan 3,7 juta personel milik Israel. Personel Turki yang siap berperang juga mencapai 35,9 juta berbanding 3,1 juta di pihak Israel.
Secara total, kekuatan udara Turki berada pada posisi ke-9 dunia berbanding dengan Israel pada posisi ke-19. Kendati demikian, Israel unggul dari segi pesawat tempur di posisi ke-10 sementara Turki di posisi ke-14. Israel memiliki keunggulan pesawat tempur canggih F-35 buatan Amerika Serikat sementara Turki mengandalkan pesawat Rusia.
Di daratan, Turki memiliki 2.231 tank (urutan ke-10 dunia) sementara Israel memiliki 1.370 tank (urutan ke-18). Patut dicatat, Israel banyak kehilangan tank dan kendaraan tempur akibat serangan pejuang Palestina di Gaza. Media-media Israel bahkan melaporkan saat ini Israel sudah tak lagi punya cadangan tank untuk latihan.
Di lautan, Turki juga jauh melampaui Israel dengan kekuatan 186 kapal berbanding 67 kapal tempur. Turki juga memiliki 12 kapal selam berbanding 5 kapal selam milik Israel. Turki juga unggul dalam hal sarana pasokan logistik melalui bandara.
Sejauh ini, perang kata-kata masih berlanjut antara pejabat Israel dan Turki menyusul ancaman Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan yang akan memasuki wilayah Israel jika agresi ke Gaza diteruskan.
Merujuk the Associated Press, seorang pejabat senior Turki pada Senin menuduh pemerintah Israel berusaha “menyembunyikan kejahatan perang” dengan menargetkan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Fahrettin Altun, kepala komunikasi Erdogan, mengatakan di platform media sosial X bahwa mereka yang mengancam presiden “melakukan hal tersebut atas risiko mereka sendiri.” Postingan tersebut mengkritik tindakan Israel terhadap warga Palestina di Gaza.
Dalam sambutannya di televisi kepada para pejabat partai yang berkuasa pada Ahad malam, Erdogan mengomentari operasi militer Israel. “Sama seperti kita memasuki Karabakh, sama seperti kita memasuki Libya, kita mungkin melakukan hal serupa terhadap mereka,” katanya. “Tidak ada alasan mengapa kita tidak bisa melakukan ini… Kita harus kuat agar bisa mengambil langkah ini.”
Erdogan, yang sangat kritis terhadap serangan Israel di Gaza, tampaknya mengacu pada keterlibatan Turki dalam konflik Libya dan dukungan Turki terhadap Azerbaijan dalam memerangi separatis Armenia di Nagorno-Karabakh.
Sedangkan Menteri luar negeri Israel mendesak NATO untuk mengusir Turki pada Senin. "Mengingat ancaman Presiden Turki Erdogan untuk menyerang Israel dan retorikanya yang berbahaya, Menteri Luar Negeri Israel Katz menginstruksikan para diplomat...untuk segera terlibat dengan semua anggota NATO, menyerukan kecaman terhadap Turki dan menuntut pengusiran Turki dari aliansi regional," demikian isi pernyataan tersebut.
Boikot ekonomi... baca halaman selanjutnya
Perang Israel, yang telah berlangsung di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, telah mengakibatkan lebih dari 130.000 orang Palestina menjadi martir dan terluka, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak dan wanita, dan lebih dari 10.000 orang hilang, di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang mematikan.
Tel Aviv melanjutkan perangnya di Jalur Gaza, mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB, dan perintah Mahkamah Internasional untuk mengambil tindakan guna mencegah tindakan genosida dan memperbaiki situasi kemanusiaan yang mengerikan di Gaza.
Turki memutuskan menghentikan sepenuhnya perdagangan dengan Israel. Dengan demikian, ekspor dan impor dari serta ke Israel dihentikan sama sekali. Kebijakan tersebut berlaku efektif, Kamis (2/5/2024).
Kementerian Perdagangan Turki menyatakan kebijakan ini ditempuh dengan pertimbangan kian memburuknya tragedi kemanusiaan di Palestina akibat serangan militer Israel di Gaza. Hingga kini, lebih dari 34 ribu warga Gaza meninggal menyusul operasi militer Israel.
"Transaksi ekspor dan impor yang berhubungan dengan Israel sudah dihentikan. Ini berlaku untuk semua produk," kata Kementerian Perdagangan Turki dalam sebuah pernyataan mengenai penghentian perdagangan dengan Israel.
Pernyataan itu menyebutkan, Turki akan menerapkan keputusan itu secara ketat dan konsisten sampai Israel mengizinkan masuknya bantuan-bantuan kemanusiaan ke Gaza. Bantuan tersebut mesti masuk Gaza tanpa hambatan apapun.