Kasus Pembunuhan Vina, Iptu Rudiana Muncul dan Menjawab Pertanyaan-Pertanyaan Hotman Paris
Iptu Rudiana bersama Hotman Paris menggelar konferensi pers di Keraton Kecirebonan.
REPUBLIKA.CO.ID, CIIREBON -- Iptu Rudiana, ayah kandung dari Muhammad Rizky atau Eky, mendadak muncul di hadapan publik, Selasa (30/7/2024). Selama ini, kehadiran dan keterangannya banyak dipertanyakan oleh masyarakat dalam kasus kematian Vina dan Eky di Cirebon pada 2016 silam.
Pria yang juga menjabat sebagai Kapolsek Kapetakan Cirebon itu hadir saat Hotman Paris, yang menjadi kuasa hukum keluarga Vina, akan mengadakan konferensi pers di Keraton Kacirebonan, Selasa sore. Para wartawan yang hadir di keraton itupun langsung mengerumuni Rudiana dan menanyakan kabarnya.
Mendapat pernyataan itu, Rudiana tersenyum dan menjawab singkat. "Alhamdulillah, sehat," ucap Rudiana.
Ketika ditanyakan kemanakah Rudiana selama ini, Rudiana mengaku tetap menjalankan tugasnya seperti biasa sebagai anggota Polri. "Kerja seperti biasanya," tuturnya.
Rudiana pun terlihat bersalaman dengan Hotman. Dalam kesempatan itu, Hotman meminta agar Rudiana bersedia melakukan tanya jawab secara terbuka.
"Kalau kita bisik-bisik, dikira orang konspirasi," kata Hotman.
Dalam kesempatan itu, Hotman menanyakan alasan Rudiana menangkap para pelaku. Padahal, Rudiana bertugas di bagian Narkoba.
"Tolong jawab apa adanya. Bapak bagian narkoba, tapi kenapa bapak yang menangkap pelaku?" tanya Hotman.
Rudiana kemudian membenarkan bahwa dirinya bertugas di Satres Narkoba, saat anaknya Eky, meninggal dunia bersama Vina pada 2016 silam.
"Saya adalah orang tua dari korban, yang mana saya punya kewajiban untuk menjaga hak hidup dari pada anak saya. Dan ketika terjadi hal seperti itu, anak saya meninggal, dengan keadaan yang memang perlu mungkin saya ambil langkah untuk mencari penyebab meninggalnya, karena luka-lukanya yang saya lihat seperti ada hal-hal atau mungkin ada perbuatan lain, sehingga hati saya terketuk sebagai orang tua untuk mencari penyebabnya," kata Rudiana.
Rudiana mengatakan, bersama tiga orang rekannya, dia kemudian menelusuri lokasi dan mencari CCTV. Setelah itu, dia melihat Aep dan Dede sedang nongkrong di depan cuci mobil.
"Kita samperin. Semua orang yang ada di situ kita tanya, cuma Aep dan Dede-lah yang memberi informasi," terang Rudiana.
Rudiana mengaku sebelumnya tidak mengenal Aep maupun Dede. Baru saat itulah, dia bertemu dengan keduanya.
Menurut Rudiana, Aep memberi tahunya bahwa dia melihat peristiwa yang terjadi pada 27 Agustus 2016 dan hafal dengan pelakunya. Saat itu, dia bertukar nomor handphone dengan Aep sekitar pukul 14.00 WIB.
Selanjutnya, kata Rudiana, sekitar pukul 16.00 WIB, Aep meneleponnya dan memberi tahu bahwa orang-orang yang terlibat keributan pada malam Ahad sedang berkumpul di depan SMP 11.
Rudiana kemudian datang ke lokasi yang disebutkan oleh Aep dan menemukan sejumlah pemuda. Dia mengaku selanjutnya mengajak para pemuda itu, yang kini menjadi terpidana, untuk ikut ke kantor polisi secara baik-baik.
Setelah tiba di kantor polisi, selang beberapa menit kemudian, para terpidana mengakui kalau mereka yang melakukannya. Mendengar penjelasan Rudiana, Hotman langsung mengajukan pertanyaan.
"Bagaimana orang baru ditanya, langsung mengaku?" ucap Hotman.
"Tentunya ada upaya-upaya kami," tutur Rudiana.
"Apa benar disiksa?" tanya Hotman.
"Tidak ada. Saat saya nyerahkan ke Reskrim, posisi masih utuh dan kami foto, ada dokumentasinya," jelas Rudiana.
"Para pelaku ini apa benar disiksa makanya mau mengaku?" cecar Hotman.
"Tidak ada. Mukanya utuh, tidak ada penganiayaan," jawab Rudiana.
Sementara itu, ketika ditanyakan kembali oleh wartawan mengenai tindakan Rudiana yang disebut ikut menangkap para pelaku, Rudiana pun berkilah.
"Saya nggak nangkap, saya hanya mengamankan saja. Beda ya, nangkap dan mengamankan. (Soal ikut menganiaya?) Tidak ada," tukas Rudiana.
Hotman juga menanyakan kepada Rudiana mengenai isu ia dituduh melindungi anggota keluarga dari petinggi Polri sebagai pelaku dalam kasus tersebut. "Ada gosip selama ini bapak melindungi cucu jenderal polisi, benar nggak?" tanya Hotman.
Rudiana pun membantah hal tersebut. Dia mengatakan, dengan pangkat Iptu yang disandangnya di kepolisian, tidak mungkin berhubungan dengan polisi yang memiliki pangkat paling tinggi.
"Aduh, saya tidak kenal jenderal, Bang. Saya hanya orang biasa. Tidak mungkin saya kenal pangkat tinggi-tinggi," kata Rudiana.
Hotman menambahkan, para terpidana merupakan pekerja bangunan. Dia lantas bertanya kepada Rudiana apakah masuk akal jika pekerja bangunan satu geng dengan cucu jenderal.
"Secara logika, sepertinya tidak masuk akal," ungkap Rudiana.
Hotman juga bertanya mengenai isu adanya transaksi narkoba di belakang kasus kematian Eky dan Vina. Isu itu juga dibantah oleh Rudiana.
"Tidak ada," kata Rudiana.
Hotman juga mempertanyakan isi berita acara pemeriksaan (BAP) yang sangat detail mengenai kejadian pembunuhan dan pemerkosaan terhadap Vina dan Eky. Padahal, peristiwa itu terjadi di malam hari.
"Apakah itu rekayasa BAP-nya? Kok bisa sampai sedetail itu?" ujar Hotman.
Rudiana pun menjawab dirinya merupakan pelapor dalam kasus tersebut. Dia juga membantah adanya rekayasa dalam laporannya.
"Kalau saya sebagai pelapor tidak ada rekayasa. Pada saat kami menggali informasi dari para terpidana, itulah yang saya tuangkan di LP dan berita acara. Kemudian penyidik reskrim melakukan pengembangan terhadap para terpidana tersebut yang dituangkan di berita acara,’’ kata Rudiana.