Penjualan McDonald's di Seluruh Dunia Anjlok, Apakah Dampak Boikot?
Tahun ini, saham McDonald's juga dilaporkan turun 15 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- McDonald's mengumumkan anjloknya penjualan di seluruh dunia lebih dari tiga tahun. Penurunan ini disebabkan konsumen yang lelah dengan inflasi sehingga mencari menu makanan harga diskon dan menghindari menu mahal seperti Big Mac. Banyak pula konsumen yang mengurangi intensitas makan di luar rumah.
Dalam keterangan resminya pada Senin (27/7/2024), disebutkan penjualan McDonald's di seluruh dunia turun 1 persen dalam periode April-Juni. Ini merupakan penurunan pertama sejak kuartal terakhir pada 2020 saat pandemi Covid-19 masih melanda seluruh dunia. Saat itu, sebagian besar pemerintah di seluruh dunia menerapkan kebijakan pembatasan yang memaksa segala bisnis tutup dan jutaan orang harus tetap di rumah.
Dikutip dari Reuters, Analis Edward Jones, Brian Yarbrough mengatakan, pukulan terbesar bagi McDonald's adalah konsumen berpendapatan rendah benar-benar mengurangi kunjungannya ke waralaba tersebut. Hal tersebut lebih dari sekadar mengimbangi penurunan penjualan yang biasanya dialami McD di masa ekonomi sulit.
Tahun ini, saham McDonald's juga dilaporkan turun 15 persen. Untuk menarik kembali konsumen, akhirnya McDonald's membuat strategi penjualan dengan menawarkan paket menu murah seharga 5 dolar AS yang diluncurkan pada akhir Juni lalu.
Tak disangka, penjualan paket murah di waralaba tersebut menyebabkan saham McDonald's naik 4,5 persen pada Senin (29/7/2024) pagi. Para investor tampaknya yakin dengan rencana jaringan makanan cepat saji tersebut untuk mempertahankan keuntungannya.
Para eksekutif mengatakan penawaran makanan seharga 5 dolar AS yang diluncurkan pada bulan Juni telah terjual lebih cepat dari perkiraan, promosi tersebut pun akan diperpanjang di sebagian besar gerai AS setelah bulan Agustus.
“Kami bertekad untuk menghidupkan kembali pertumbuhan saham di semua pasar utama kami terlepas dari kondisi pasar yang berlaku. Ini tidak akan terjadi dalam semalam, tetapi akan terjadi,” tegas CEO Chris Kempczinski dikutip Kamis (1/7/2024).
Penjualan turun tajam akibat boikot... (baca di halaman selanjutnya)
Penjualan turun tajam akibat boikot
Dilansir dari laman Aljazirah, penjualan di beberapa gerai McDonald's di seluruh dunia yang dioperasikan oleh pemegang lisensi mengalami penurunan tajam, dengan penjualan turun 1,3 persen di tengah sentimen konsumen yang lemah di China dan aksi boikot di Timur Tengah atas dukungan jaringan makanan cepat saji tersebut terhadap Israel.
Dalam kondisi tersebut CEO Chris Kempczinski tetap optimistis di 2024 margin operasi berada di kisaran menengah hingga tinggi 40 persen. Strategi yang dilakukan McDonald's adalah akan lebih selektif dengan kenaikan harga untuk melindungi profitabilitas.
"Kami melihat penurunan penjualan, tetapi yang kami lihat adalah bahwa kerugian konsumen berpenghasilan rendah lebih besar daripada manfaat penurunan penjualan," kata Kempczinski dalam panggilan konferensi dengan investor.
"Anda melihat konsumen berpenghasilan rendah, dalam banyak kasus, mereka keluar dari pasar, makan di rumah, dan mencari cara lain untuk berhemat dan kami sedang berupaya memperbaikinya dengan cepat,” katanya.
Rupa-rupa dampak boikot produk Israel... (baca di halaman selanjutnya)