Mengapa Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Dibunuh di Iran, Bukan Qatar?
Khamenei telah memerintahkan pembalasan atas terbunuhnya Ismail Haniyeh.
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Operasi pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh dilakukan oleh tersangka utama, Israel, di Teheran, Iran. Padahal beberapa pekan sebelumnya Ismail Haniyeh hadir di Doha, Qatar untuk terlibat dalam perundingan.
Muncul beragam spekulasi mengapai, Ismail Haniyeh dibunuh di Iran, bukan Qatar?
Seperti dikutip dari Jerusalem Post mengutip sumber yang paham di bidang keamanan, pilihan untuk membunuh Haniyeh di Teheran karena pemimpin Hamas tersebut berada di bawah tanggung jawab perlindungan keamanan Iran.
"Jika mereka mau, mereka dapat membunuh Haniyeh di Qatar, tapi memilih di Iran, karena dua alasan," ujarnya.
Pertama, kata sumber itu, mereka memang ingin menyingkirkan pimpinan Hamas. Namun yang utama adalah menempatkan Iran sebagai pusat 'dilema' di masa depan."Dan seberapa besar intensitas Iran yang akan memperparah konflik di Timur Tengah dan bagaimana Iran akan meresponsnya," ujarnya.
Menurut sumber keamanan itu, sudah ada kekhawatiran Iran mungkin akan kehilangan proksinya di Timur Tengah.
Abas Aslani, seorang peneliti di Pusat Studi Strategis Timur Tengah di Teheran, berbicara kepada Aljazirah tentang implikasi keamanan bagi Iran setelah pembunuhan kepala politik Hamas, Haniyeh, di ibu kotanya.
"Apa yang terjadi di Teheran merupakan hal buruk bagi aparat keamanan Iran... dan itulah sebabnya Iran entah bagaimana merasa harus menanggapi ini," kata Aslani kepada Aljazirah.
"Ini bukan berita baik bagi aparat keamanan di Teheran," kata Aslani.
"Itulah sebabnya saya pikir pembalasan atau tanggapan dari pihak Iran mungkin tak terelakkan... Namun saya belum yakin tentang kualitas [tanggapan apa pun dari Iran]," katanya.
Ia belum tahu balasan seperti apa yang akan dilakukan Iran kepada Israel. "Namun, dari perspektif keamanan, ini sangat penting bagi Iran."
Perintah khamenei
Pemimpin tertinggi Iran, Ali Khamenei dilaporkan telah mengeluarkan perintah agar Iran menyerang Israel secara langsung. Hal tersebut dilakukan sebagai pembalasan atas pembunuhan pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, pada Rabu (31/7/2024).
Hal ini dilansir the New York Times pada Kamis (1/8/2024) merujuk tiga pejabat Iran yang diberi pengarahan tentang perintah tersebut.
Khamenei memberikan perintah tersebut pada pertemuan darurat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran pada Rabu pagi, tak lama setelah Iran mengumumkan bahwa Haniyeh telah terbunuh, kata tiga pejabat Iran, termasuk dua anggota Garda Revolusi.
Mereka meminta agar nama mereka tidak dipublikasikan karena tidak berwenang berbicara di depan umum.
Belum jelas seberapa kuat respons Iran. Komandan militer Iran sedang mempertimbangkan serangan kombinasi drone dan rudal lainnya terhadap sasaran militer di sekitar Tel Aviv dan Haifa, namun akan menghindari serangan terhadap sasaran sipil, kata para pejabat Iran.
Salah satu opsi yang dipertimbangkan adalah serangan terkoordinasi dari Iran dan negara-negara sekutu lainnya, termasuk Yaman, Suriah dan Irak, untuk mendapatkan efek maksimal, kata mereka.