Bagaimana Iran akan Menyerang Israel? Ini Penjelasan Penasihat Panglima Garda Revolusi

Situasi sosial di Israel tak stabil karena itu mereka tak mengetahui rencana Iran.

Abna
Hujjat el-Islam Taeb
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN — Hujjat al-Islam Taeb, seorang penasihat panglima tertinggi Garda Revolusi Iran, menyatakan pada Ahad (4/8/2024), respon terhadap pembunuhan Israel atas pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, akan sangat tidak terduga dan signifikan.

Baca Juga


Kantor Berita Iran (IRNA) juga mengutip Taeb yang menyatakan, operasi untuk membalas kematian as-Syahid Ismail Haniyeh akan menjadi sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya dan mengejutkan.

Dia mengungkapkan, skenario yang direncanakan untuk membalas dendam Haniyeh adalah rencana  yang tidak dapat diantisipasi dengan mudah. Dia mencatat, situasi sosial di Israel tidak stabil karena itu mereka tidak mengetahui rencana Iran.

Penasihat militer tersebut juga menyebutkan, investasi ekonomi di Israel sedang menurun, dengan modal yang keluar dari wilayah tersebut.

Sejumlah pesawat nirawak (drone) terlihat selama latihan militer di lokasi yang dirahasiakan di Iran, - (reuters)

Bulan lalu, surat kabar Israel Maariv melaporkan, sebanyak 46.000 perusahaan Israel telah tutup sejak pecahnya perang di Gaza pada 7 Oktober, dengan proyeksi yang menunjukkan bahwa jumlah tersebut dapat meningkat menjadi 60.000 pada akhir tahun.

Penasihat Garda Revolusi lebih lanjut menjelaskan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berusaha untuk meningkatkan operasi di Gaza menjadi perang regional yang melibatkan Amerika Serikat. Ia menekankan, era dominasi Amerika telah berakhir dan kebijakan-kebijakannya tidak lagi berfungsi untuk mencegah konstalasi memanas.

Meskipun tidak ada komentar langsung dari Israel mengenai pernyataan Taeb, para pejabat Israel sebelumnya telah menegaskan, mereka siap menghadapi skenario apa pun. Militer Israel menyatakan sedang mengembangkan rencana kontijensi demi mengantisipasi respon militer Iran.

 

Israel sedang bersiap-siap untuk menghadapi respon militer dari Iran dan Hizbullah. Zionis tengah meningkatkan tingkat kewaspadaan ke level tertinggi setelah pembunuhan Ismail Haniyeh, yang terjadi sehari setelah pembunuhan komandan Hizbullah, Fouad Shukr, di Beirut.

Amerika Serikat telah mengerahkan kapal perang dan jet tempur tambahan untuk melindungi Israel dari potensi ancaman dari Iran dan sekutunya, terutama gerakan Hizbullah Lebanon. Di tengah ketegangan yang meningkat, banyak negara telah mengeluarkan anjuran kepada warganya untuk segera meninggalkan Lebanon.

Axios melaporkan, para pejabat Amerika Serikat dan Israel mengantisipasi Iran akan segera melancarkan serangan ke Israel, kemungkinan paling cepat pada Senin.

"Para pejabat AS memperkirakan bahwa pembalasan Iran akan berasal dari buku pedoman yang sama dengan serangan 13 April terhadap Israel - tetapi berpotensi lebih besar dalam cakupannya - dan juga dapat melibatkan Hizbullah di Lebanon," kata laporan tersebut.

Menurut portal berita itu, para pejabat Amerika dan Israel tidak yakin apakah Iran dan Hizbullah akan mengkoordinasikan serangan-serangan mereka atau beroperasi secara independen. Mereka percaya bahwa baik Iran maupun Hizbullah masih bekerja untuk menyelesaikan rencana militer mereka dan menyetujuinya di tingkat politik, tambah laporan tersebut.


 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler