8 Contoh Penampakan Setan yang Terekam dengan Jelas dalam Sejarah Islam
Setan akan menjelma dalam berbagai macam bentuk dan rupa
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Setan itu ada dan muncul dalam bentuk yang nyata, jelas, dan tidak diragukan lagi, dalam bentuk manusia atau hewan, dan dalam bentuk yang berbeda-beda sesuai dengan waktu, tempat, dan manusia.
Peperangannya melawan Adam dan keturunannya adalah peperangan fisik yang nyata, dan peperangan moral yang nyata. Berikut ini contoh sejumlah penampakan setan yang pernah terekam dalam sejarah.
1. Penampakan beliau kepada Sayyiduna Ibrahim 'alaihis salam dalam manasik haji, riwayat Ibnu Abbas (diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam kitab Shahihnya dan Al-Hakim dengan lafaznya: Sahih dengan syarat mereka. [al-Mustadrak: 1713, Shahih al-Targhib: 1156].
2. Setan menyamar sebagai seorang syekh terkemuka dari penduduk Najd, dan hadir di Dar al-Nadwa untuk bersepakat membunuh Nabi SAW pada hari Kamis, tanggal 26 Safar tahun ke-14 Hijriyah, bertepatan dengan tanggal 12 September 622 Masehi, yaitu sekitar dua setengah bulan setelah Fathu Makkah (Ibn Hisyam 1/480, 481, 482); (Al-Rahiq Al-Makhtum, 141-143).
3.Kehadirannya di depan pintu rumah Nabi SAW untuk memberitahu orang-orang yang mengepungnya di dalam rumah beliau agar menyerang beliau dengan pedang seorang eksekutor saja, dan ternyata beliau telah keluar; (Ibnu Hisyam 1/483, Zad al-Ma'ad 2/52, (al-Rahiq al-Makhtum 146).
4. Setan menyamar sebagai seorang syekh terkemuka dari penduduk Najd, dan hadir di Dar al-Nadwa untuk bersepakat membunuh Nabi SAW pada Kamis, 26 Safar tahun ke-14 Hijriyah, bertepatan dengan 12 September 622 Masehi, yaitu sekitar dua setengah bulan setelah Fathu Makkah (Ibn Hisyam 1/480, 481, 482); (Al-Rahiq Al-Makhtum, 141-143).
5. Kehadirannya di depan pintu rumah Nabi SAW untuk memberitahu orang-orang yang mengepungnya di dalam rumah beliau agar menyerang beliau dengan tebasan pedang satu eksekutor saja, dan ternyata beliau telah keluar; (Ibnu Hisyam 1/483, Zad al-Ma'ad 2/52, (al-Rahiq al-Makhtum 146).
6. Kemiripannya dengan Suraqah bin Malik bin Jasyim dengan kaum musyrikin pada Perang Badar pada tahun kedua Hijrah,Tafsir Al Qurthubi tentang firman-Nya:
وَإِذْ زَيَّنَ لَهُمُ الشَّيْطَانُ أَعْمَالَهُمْ وَقَالَ لَا غَالِبَ لَكُمُ الْيَوْمَ مِنَ النَّاسِ وَإِنِّي جَارٌ لَكُمْ ۖ فَلَمَّا تَرَاءَتِ الْفِئَتَانِ نَكَصَ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ وَقَالَ إِنِّي بَرِيءٌ مِنْكُمْ إِنِّي أَرَىٰ مَا لَا تَرَوْنَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ ۚ وَاللَّهُ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan ketika setan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: "Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu". Maka tatkala kedua pasukan itu telah dapat saling lihat melihat (berhadapan), syaitan itu balik ke belakang seraya berkata: "Sesungguhnya saya berlepas diri daripada kamu, sesungguhnya saya dapat melihat apa yang kamu sekalian tidak dapat melihat; sesungguhnya saya takut kepada Allah". Dan Allah sangat keras siksa-Nya.” (QS Al Anfal: 48).
7- Kehadirannya pada Perang Uhud di bulan Syawal tahun ketiga Hijriyah, ketika kaum musyrikin dikalahkan di awal peperangan, dan Iblis berteriak, yaitu teriakan yang kedua setelah teriakannya yang pertama di Baiat Al Aqabah, dengan mengatakan, "Wahai hamba-hamba Allah, saudara-saudaramu." Orang pertama dari mereka berbalik, dan dia dan orang terakhir mereka yang gugur.
Hudzaifah menengok ternyata adalah ayahnya, Al-Yaman, dia berkata, "Wahai hamba-hamba Allah, ayahku ayahku, demi Allah, mereka tidak menahan diri sampai mereka membunuhnya." Rasulullah berkata, "Huzaifah, Allah telah mengampunimu." Urwah berkata, "Masih ada sisa-sisa kebaikan dalam diri Huzaifah hingga dia meninggal." (HR Bukhari dari Aisyah RA. Shahih al-Bukhari | No: 3290 | Khulashah Hukm al-Muhaddits: [Sahih] Bukhari (3290).
8. Setan mendatangi Nabi SAW dengan membawa obor api untuk membakar wajah beliau dan mengganggu sholat beliau. Nabi SAW bersabda, "Aku melaknatmu dengan laknat Allah sebanyak tiga kali." Seandainya bukan karena seruan saudaranya, Sulaiman, niscaya beliau akan mengambil obor api tersebut lalu mengikatkannya di salah satu tiang masjid di Madinah." (HR Bukhari Abu Hurairah dan Abu Darda): Sumber: Shahih al-Bukhari | Nomor: 1210 [Sahih].
Sumber: alukah