Yahya Sinwar Teror bagi Israel
Israel akan memberi 400 ribu dolar AS untuk kepala Yahya Sinwar.
REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Hamas resmi menunjuk Yahya Sinwar untuk melanjutkan estafet perjuangan. Yahya Sinwar dianggao sebagai arsitek dibalik penyerangan 7 Oktober 2023 yang menewaskan 1.200 orang Israel yang sedang menjajah Palestina.
Al Jazerra, melaporkan media-media Barat menganggap Yahya Sinwar sebagai teror bagi Israel.
Adapun ABC News menilai Yahya Sinwar termasuk di antara target utama yang dicari Israel. Bahkan Israel akan memberikan hadiah sebesar 400 ribu Dolar AS untuk kepala Yahya Sinwar. Media Barat
Menurut laporan Anadolu, pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri, mengatakan keputusan Hamas menunjuk Sinwar sebagai pemimpin kelompok itu mengandung pesan yang bisa berdampak keras bagi Israel beserta sekutu-sekutunya.
Pemimpin Hamas, Osama Hamdan mengatakan penunjukan Sinwar untuk memimpin biro politik Hamas menegaskan kembali persatuan gerakan ini dan kesadaran bahaya yang dihadapi.
Ia mengatakan, keputusan tersebut juga menunjukkan, pembunuhan-pembunuhan oleh Israel tidak akan berhasil mematahkan gerakan perlawanan. Yahya Sinwar ditunjuk sebagai kepala biro politik yang baru oleh Hamas pada Selasa (6/8).
Sinwar menggantikan Ismail Haniyeh, yang dibunuh di ibu kota Iran, Teheran, setelah menghadiri upacara pelantikan presiden baru Iran pada 31 Juli 2024.
Hamas dan Iran menuduh Israel sebagai pihak yang membunuh Haniyeh. Namun, Pemerintah Israel tidak membantah ataupun mengonfirmasi bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Israel menuduh Sinwar mendalangi serangan lintas batas pada 7 Oktober tahun lalu oleh Hamas, yang mendorong Israel untuk melancarkan serangan militer menghancurkan Jalur Gaza serta telah menewaskan lebih dari 39.600 korban.
Sinwar sebagai pemimpin Hamas berusia 61 tahun itu menjadi sosok yang paling ditakuti Israel. Sejak serangan Operasi Badai Al Aqsa 7 Oktober 2023, sosok Sinwar menghilang dari publlik.
Siapa Yahya Sinwar?
Sinwar dilahirkan pada 1962 di Khan Younis. Sosoknya sering digambarkan sebagai salah satu pejabat tinggi Hamas yang paling tidak kenal kompromi. Sinwar beberapa kali ditangkap Israel sejak awal 1980-an. Alasannya karena keterlibatannya dalam aktivisme antipendudukan di Universitas Islam di Gaza.
Setelah lulus, Sinwar membantu membangun jaringan pejuang untuk melakukan perlawanan bersenjata melawan Israel. Kelompok itu kemudian menjadi Brigade Qassam, sayap militer Hamas. Ia bergabung dengan Hamas sebagai salah satu pemimpinnya segera setelah kelompok itu didirikan Syekh Ahmad Yasin pada 1987.
Tetapi pada tahun berikutnya, Sinwar ditangkap pasukan Israel dan dijatuhi empat hukuman seumur hidup karena tuduhan keterlibatan dalam penangkapan dan pembunuhan dua tentara Israel dan empat tersangka mata-mata Palestina.
Sinwar menghabiskan 23 tahun di penjara Israel tempat ia belajar bahasa Ibrani dan menjadi ahli dalam urusan Israel dan politik dalam negeri. Ia kemudian dibebaskan tahun 2011. Pembebasannya itu sebagai bagian kesepakatan pertukaran tahanan yang mencakup pembebasan tentara Israel Gilad Shalit yang ditangkap Hamas. Tahun 2024, Sinwar ditunjuk untuk menggantikan Ismail Haniyeh.
Mila