16 Tahun Jadi Cendekiawan di AS, Wang Ternyata Mata-Mata Intelijen China

Wang mengkhianati temen-temannya di AS dan memberikan kontak ke otoritas China.

Cendekiawan AS-China divonis bersalah karena aksi mata-mata (ilustrasi)
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, Seorang sarjana Tionghoa-Amerika, yang menggambarkan dirinya sebagai aktivis pro-demokrasi, telah dihukum oleh pengadilan AS karena menggunakan reputasinya untuk mengumpulkan informasi tentang para pembangkang dan membagikannya dengan pemerintah China. 

The Guardian melaporkan, juri federal di New York telah menyampaikan putusan terhadap mata-mata China itu pada Selasa. 

"Pria berusia 75 tahun itu menjalani kehidupan ganda selama lebih dari satu dekade atas perintah badan intelijen utama Tiongkok," Kementerian Keamanan Negara, kata jaksa penuntut.

Dalam pernyataan awal sidang bulan lalu, pengacara AS Ellen Sise mengatakan bahwa Wang berpura-pura menentang pemerintah Tiongkok untuk "mendekati orang-orang yang sebenarnya menentang pemerintah Tiongkok".

"Dan kemudian, terdakwa mengkhianati orang-orang itu, orang-orang yang mempercayainya, dengan melaporkan informasi tentang mereka ke Tiongkok," kata Sise.

'Alur cerita novel mata-mata'

Wang dihukum karena memberikan informasi kontak para pembangkang terkemuka kepada badan intelijen di tanah airnya. Ia juga berbohong kepada petugas penegak hukum federal tentang rencana tersebut.

"Juri memutuskannya bersalah atas empat tuduhan setelah persidangan selama seminggu di pengadilan federal Brooklyn," demikian Reuters melaporkan.

"Dakwaan itu bisa saja merupakan alur cerita novel mata-mata, tetapi buktinya sangat nyata," kata Breon Peace, jaksa AS untuk Distrik Timur New York, dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.

"Wang bersedia mengkhianati mereka yang menghormati dan memercayainya," kata Peace.

Wang menghadapi hukuman penjara hingga 25 tahun. Ia akan dijatuhi hukuman pada tanggal 9 Januari tahun depan.

Siapakah Shujun Wang?

Wang, seorang warga negara Amerika, telah menetap di New York sejak tahun 1990-an setelah bertugas sebagai sarjana tamu universitas untuk studi Asia Timur, The New York Times melaporkan.

 

Baca Juga


Untuk mengenang tokoh-tokoh yang terkait dengan pemberontakan Lapangan Tiananmen 1989, ia membantu mendirikan kelompok pro-demokrasi pada tahun 2006 di lingkungan Flushing, Queens.

Yayasan Peringatan Hu Yaobang dan Zhao Ziyang dinamai menurut dua pemimpin Partai Komunis Tiongkok pada tahun 1980-an. Menurut situs web resminya, misi kelompok tersebut adalah untuk mempromosikan 'transformasi konstitusional' Tiongkok.

Namun, jaksa penuntut mengatakan bahwa Wang menggunakan posisi dan statusnya di antara komunitas Tiongkok untuk bertindak sebagai "aset intelijen rahasia di komunitasnya sendiri," setidaknya sejak 2006.

Menurut jaksa penuntut, Wang diperintahkan untuk mengumpulkan informasi tentang topik dan orang-orang yang dianggap tidak diinginkan oleh pemerintah Tiongkok.

Kemudian, ia menyampaikan informasi ini kepada para pengurusnya melalui pertemuan langsung serta korespondensi tertulis, termasuk "buku harian," yang menggambarkan interaksinya dengan para aktivis terkemuka.

Ellen Sise, dalam pernyataan pembukaannya, mencatat bahwa Wang menjalani "kehidupan ganda".

"Dia menggambarkan dirinya sebagai seorang akademisi dan aktivis pro-demokrasi... Penampilan bisa menipu,” katanya.

Wang beremigrasi ke AS pada 1994. Dia ditangkap oleh petugas pada bulan Maret 2022.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler