Sempat Dirundung Sebagai Cowok, Imane Khelif Jawab dengan Medali Emas

Khelif mencatatkan kemenangan di kelas 66 kg atas wakil China Yang Liu.

AP Photo/John Locher
Petinju Aljazair Imane Khelif merayakan kemenangan atas Luca Anna Hamori dari Hungaria pada perempat final tinju kelas welter 66 kg wanita di Olimpiade Paris.
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Setelah beberapa waktu terakhir dihebohkan dengan kontroversi gender akibat penampilannya, petinju putri Aljazair Imane Khelif tampil gemilang di babak final dan merebut medali emas Olimpiade Paris 2024, Sabtu WIB.

Baca Juga


Seperti dikutip dari laporan AFP, Khelif mencatatkan kemenangan di kelas 66 kg putri atas wakil China Yang Liu, yang diadakan di Roland Garros.

Khelif mengatakan bahwa medali emas ini merupakan respons tepat terhadap serangan dan perundungan yang ia dapatkan beberapa waktu terakhir.“Saya adalah wanita, seperti wanita lainnya,” kata Khelif.

Kontroversi dan spekulasi negatif tentang jenis kelamin Khelif mencuat ketika petinju putri Italia Angela Carini memutuskan untuk berhenti melawan Khelif setelah 46 detik di atas ring.

Pada pertandingan perempat final itu, Carini mengklaim bahwa ia “tidak pernah dipukul sekeras itu selama ini” oleh seorang petinju putri.

Klaimnya itu kemudian menyebar dengan anggapan bahwa Khelif mungkin merupakan seorang transgender, atau tidak terlahir sebagai wanita secara biologis.

Komite Olimpiade Internasional (IOC) pun langsung menegaskan bahwa itu merupakan informasi yang salah dan menyesatkan.

Sebelumnya, Khelif bersama petinju putri Taiwan Lin yu-ting juga didiskualifikasi dari Kejuaraan Dunia tahun lalu, setelah mereka dianggap gagal dalam uji kelayakan gender oleh federasi internasional.

Kini, baik Lin maupun Khelif sama-sama berada di final Olimpiade Paris 2024 di kelas yang berbeda.

“Saya menjadi sasaran perundungan dan kampanye (kebencian) yang sengit, dan (medali emas) ini adalah respons terbaik bagi mereka,” kata Khelif.

Dengan medali emas yang tergantung di lehernya, Khelif ditanyai dalam konferensi pers yang penuh sesak tentang perselisihan “kelayakan” yang menghantuinya dalam Olimpiade.

“Saya sepenuhnya memenuhi syarat untuk ambil bagian, saya seorang wanita seperti wanita lainnya. Saya terlahir sebagai wanita, menjalani hidup sebagai wanita, dan berkompetisi sebagai wanita,” kata Khelif.

“Mereka (cibiran, perundungan) adalah musuh kesuksesan. Dan itu membuat kesuksesan saya terasa istimewa karena serangan-serangan ini,” ujarnya menambahkan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler