47 Tahun Pasar Modal Indonesia, Jumlah Investor Capai 5 Persen Populasi

Per 9 Agustus 2024, total penghimpunan dana mencapai Rp 130,90 triliun.

Eva Rianti/Republika
Seremoni pembukaan perdagangan dalam rangka HUT ke-47 Pasar Modal Indonesia di Kantor BEI, Jakarta, Senin (12/8/2024).
Rep: Eva Rianti Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasar modal Indonesia adalah cerminan literasi dan inklusi keuangan dari masyarakatnya. Jumlah investor pasar modal Indonesia per Agustus 2024 tercatat telah mencapai lebih dari 13 juta investor atau single investor identification (SID), atau sekitar 5 persen dari total rakyat Indonesia.

Baca Juga


“Sejak diwajibkannya pembukaan SID, dari tahun 2012—per Agustus 2024 ini jumlah investor pasar modal Indonesia telah tercatat mencapai 13,45 juta investor,” kata Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Samsul Hidayat saat menyampaikan sambutan di acara seremoni pembukaan perdagangan dalam rangka HUT ke-47 Pasar Modal Indonesia di Gedung BEI, Jakarta, Senin (12/8/2024).

Samsul melanjutkan, adapun jumlah perusahaan tercatat telah mencapai angka 935 perusahaan di Bursa Efek Indonesia (BEI) per Agustus 2024. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dengan capaian pada 2023 di angka 901 perusahaan tercatat.

“Peningkatan jumlah perusahaan tercatat diikuti peningkatan kapitalisasi pasar yang bernilai Rp 12.300 triliun. Angka itu diharapkan bisa terus meningkat, seiring dengan performa emiten, peningkatan jumlah investor, serta peningkatan jumlah perusahaan tercatat” tuturnya.

Menurut catatan, hingga Agustus 2024, rata-rata nilai transaksi rata-rata nilai transaksi harian saat ini sudah mencapai angka Rp 11,8 triliun per hari. Angka tersebut meningkat lebih dari 2.000 persen sejak dua dekade terakhir.

Direktur Utama Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Samsul Hidayat mengatakan, angka kapitalisasi pasar dicapai seiring dengan pertumbuhan jumlah emiten dan investor, serta performa saham di pasar saham.

“Peningkatan jumlah perusahaan tercatat telah mencapai angka 935 emiten diikuti dengan peningkatan kapitalisasi pasar yang tercatat bernilai Rp 12.300 triliun,” kata Samsul.

Samsul mengatakan, sejalan dengan pemberlakuan wajib single investor identification (SID) atau nomor tunggal identitas investor pasar modal Indonesia yang diterbitkan oleh KSEI pada 2012, tercatat jumlah investor menyentuh angka 13,45 juta per Agustus 2024. Angka tersebut meningkat 10 persen dibandingkan capaian pada 2023.

 

Kinerja pasar modal Indonesia di usia 47 tahun... (baca di halaman selanjutnya)

Pasar modal Indonesia memasuki usia yang ke-47 tahun pada Agustus 2024. Kinerja pasar modal tercatat beragam, terutama seiring dengan kondisi ketidakpastian ekonomi global.

Kepala Eksekutif Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengatakan, ketidakpastian global secara tidak langsung berdampak pada pasar modal Indonesia. Meski menurutnya kondisi pasar modal Indonesia menunjukkan stabilitas baik dalam menghadapi tekanan global.

“Per 9 Agustus 2024, indeks kita menurun minus 0,22 persen, market cap tumbuh 5,38 persen, dibandingkan akhir tahun 2023 sebesar Rp11.647 triliun. Tercatat pada 9 Agustus 2024 mencapai Rp12.302 triliun. Dan ICBI (Indonesia Composite Bond Index) meningkat 3,37 persen,” kata Inarno dalam konferensi pers perayaan HUT ke-47 Pasar Modal Indonesia di Gedung BEI, Jakarta, Senin (12/8/2024).

Penghimpunan dana di pasar modal tercatat ikut tumbuh. Per 9 Agustus 2024, total penghimpunan dana mencapai Rp 130,90 triliun dengan jumlah emisi sebanyak 132.

“Target kita di 2024 adalah Rp200 triliun, semoga sisanya (berjalannya tahun 2024) bisa mencapai angka tersebut,” tuturnya.

Perkembangan perusahaan tercatat saat ini sudah mencapai 936. Meningkat dari angka 2023 sebanyak 903 perusahaan tercatat. Dari angka 936 perusahaan tercatat hingga 9 Agustus 2024, sebanyak 28 diantaranya merupakan emiten baru, baik saham maupun EBUS.

“Sampai 9 Agustus 2024 terdapat 28 emiten baru dimana 27 emiten saham dan satu emiten EBUS dengan total nilai emisi Rp4,4 triliun,” ujar dia.

Kemudian, jumlah investor di pasar modal Indonesia juga mengalami pertumbuhan. Menurut catatannya, jumlah investor per 8 Agustus 2024 mencapai 13,4 juta. Angka tersebut naik 10,40 persen dibandingkan tahun lalu sekitar 12,2 juta investor.

Berdasarkan demografi investor individu per Juni 2024, kalangan yang mendominasi adalah usia 40 tahun ke bawah dengan persentase hampir 80 persen. Sementara data sebaran investor domestik masih didominasi Jawa dengan persentase 67,47 persen, disusul Sumatera 16,64 persen, Sulawesi 5,5 persen, Kalimantan 5,31 persen, dan Bali-Nusa Tenggara 3,77 persen, serta Maluku dan Papua 1,31 persen.

Namun, mengenai tren perkembangan investasi, Inarno mengatakan memang ada perlambatan. Hal itu terjadi karena berbagai alasan terkait dengan kondisi global.

“NAB dari reksa dana menunjukkan penurunan dari 2023—8 Agustus 0,77 persen. Jumlah reksa dana juga menunjukkan penurunan dari 2023, yakni minus 15,31 persen hingga 8 Agustus 2024,” kata Inarno.

“Sedangkan AUM mulai agak perbaikan dari 2023—8 agustus 2024, ada kenaikan 1,40 persen,” lanjutnya. 

 

Ada pergeseran kenaikan jumlah investor ke Sumatera...

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi mengungkapkan bahwa terjadi pergeseran jumlah investor saham di Pulau Jawa ke Pulau Sumatera. Meski secara umum, Jawa masih menjadi kawasan paling dominan jumlah investornya.

“Data sebaran investor domestik masih didominasi Jawa yaitu 67,47 persen, dengan total aset Rp4.918,90 triliun,” kata Inarno dalam konferensi pers HUT ke-47 Pasar Modal Indonesia, Senin (12/8/2024).

Posisi kedua sebaran investor domestik yakni Sumatera, persentasenya sebanyak 16,64 persen dengan total aset Rp101,09 triliun. Disusul Sulawesi 5,5 persen dengan total aset sebesar Rp16,85 triliun dan Kalimantan 5,31 persen dengan jumlah aset Rp125,72 triliun.

Kemudian sebaran investor di Bali-Nusa Tenggara sebesar 3, 77 persen dengan total aset Rp21,81 triliun. Serta terakhir yakni Maluku dan Papua sebesar 1,31 persen dengan jumlah aset mencapai Rp6,09 triliun.

“Kalau dari sisi presentif, terlihat bahwa Jawa menurun, tahun-tahun sebelumnya lebih dari 70 persen, sekarang di bawah 70 persen. Secara persentase sudah mulai ke Sumatera dan daerah lain,” terangnya.

Diketahui, menurut catatan, jumlah investor saham per Agustus 2024 mencapai hingga 13,45 juta. Adapun berdasarkan demografi investor individu, investor yang mendominasi adalah usia 40 tahun ke bawah dengan kontribusi hampir 80 persen.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler