Ironi Malaysia Jadi Negara dengan Medali Olimpiade Terbanyak yang Belum Pernah Raih Emas

Malaysia total meraih 15 medali yang terdiri delapan perak dan tujuh perunggu.

EPA
Bendera Malaysia.
Rep: Andri Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Olimpiade Paris 2024 telah resmi berakhir pada Ahad (10/8/2024), di mana Amerika Serikat (AS) dan China berada di puncak klasemen raihan medali dengan total koleksi 40 emas. AS unggul lebih banyak medali perak dibandingkan Negeri Tirai Bambu.

Baca Juga


Ada cerita menarik dari negeri jiran Malaysia, di mana hampir 70 tahun keiikutsertaannya di olimpiade, mereka hingga kini belum juga berhasil meraih medali emas. Di media sosial X, perbandingan prestasi antara Malaysia dan Indonesia di pesta olahraga empat tahunan pun ikut menjadi bahan perdebatan.

Jika kontingen Indonesia mampu meraih dua emas dan satu perunggu di Paris 2024, Malaysia hanya membawa pulang dua medali perunggu. Capaian Malaysia di Paris menjadi yang terburuk sejak Athena 2004 saat mereka pulang dengan tangan hampa. 

Di lansir dari World of Buzz, Ahad (12/8/2024), raihan tanpa emas dari tiap olimpiade membuat Malaysia memegang rekor sejak Tokyo 2020 sebagai negara dengan koleksi medali terbanyak yang belum pernah meraih emas. Dari dua olimpiade terakhir, Malaysia total meraih 15 medali dengan perincian delapan medali perak dan tujuh medali perunggu.

Rekor itu membuat Malaysia teratas di antara negara-negara yang belum pernah meraih emas. Di bawah Malaysia adalah Kyrgyzstan dengan koleksi total 13 medali (lima emas dan delapan perunggu), lalu Moldova dengan 10 medali (tiga perak dan tujuh perunggu), Namibia dengan lima medali (perak), Ghana dengan empat koleksi medali (satu perak dan empat perunggu).

Di samping catatan di atas, Malaysia sudah ikut serta di olimpiade sebelum merdeka. Olimpiade pertama yang diikuti Malaysia adalah Melbourne Melbourne 1956, yang saat itu diwakili dua tim Malaya dan Borneo Utara.

Meski telah ikut berkompetisi di olimpiade sejak 1956, Malaysia baru berhasil meraih medali pada Barcelona 1992, saat Sidek bersaudara, saat Razif Sidek dan Jalani Sidek meraih medali perunggu dari nomor ganda putra cabang bulu tangkis.

 

Dikutip Bernama, Selasa (13/8/2024), pengamat olahraga Asan Ahmad berpandangan, ketidakmampuan negaranya meraih emas akan terus berlanjut jika federasi-federasi olahraga di Malaysia tidak mengubah program yang mampu melahirkan talenta-talenta baru di dunia olahraga. Salah satu penyebab utama keringnya prestasi olahraga dinilai karena Malaysia terlalu bergantung pada atlet-atlet yang sudah senior atau mereka istilahkan 'kuda tua'.

"Pada pandangan saya, kita masih gagal untuk mendapat emas olimpiade karena kita gagal melahirkan atlet baru yang berpotensi menyumbang medali emas. Kita masih bergantung kepada atlet lama untuk meraih medali," kata Asan.

"Bisa dibayangkan atlet seperti Mohd Azizulhasni Awang yang semakin dimakan usia masih diberi kepercayaan untuk bertanding di pentas olimpiade. Tak salah mendaftarkan dia, tetapi dia harus didampingi oleh pelapis (atlet muda)," ujar Asan, menambahkan.

Minimnya atlet-atlet pelapis di Malaysia, menurut Asan, menunjukkan kelemahan program federasi dalam melahirkan atlet-atlet berbakat. Menurutnya, Malaysia tidak boleh bergantung kepada Azizulhasni selamanya.

"Harus ada lebih ramai (atlet) pelapis,” kata Asan.

Sementara itu, akademisi dari Universitas Teknologi Mara (UiTM) Shah Alam, Mohd Sadek Mustafa berpandangan sudah tiba saatnya bagi Malaysia untuk melirik cabang olahraga lain daripada hanya fokus ke cabang olahraga tertentu yang populer. Ia berpandangan, Malaysia perlu menjadikan negara tetangga seperti Indonesia sebagai contoh, yang mampu meraih emas dari panjat tebing dan angkat besi, saat bulu tangkis tidak bisa meneruskan tradisi emas.

"Kita tak usah pergi jauh dan jadikan Indonesia sebagai contoh. Olimpiade ini (Paris 2024) mereka tak dapat emas dari badminton tapi dapat dari angkat besi dan panjat dinding," kata Mustafa.

“Kita juga boleh melirik olahraga-olahraga berpotensi meraih emas seperti kano dan kayak, karena kita ada atlet-atlet berbakat dan fasilitas yang bagus. Olahraga itu tidak bertumpu pada aspek fisik tapi juga teknologi alat bantu olahraga itu," ujarnya menambahkan.

Komik Republika Si Calus Generasi Emas - (Daan Yahya/Republika)

 

Malaysia pulang dari Paris tanpa medali emas, sementara kontingen Indonesia berhasil membawa pulang dua emas dan satu perunggu. Para peraih medali Olimpiade Paris 2024 dari kontingen Indonesia adalah Veddriq Leonardo (panjat tebing) dan Rizki Juniansyah (angkat besi) yang masing-masing membawa satu medali emas dan Gregoria Mariska Tunjung (bulu tangkis) dengan medali perunggu.

Wakil Bendahara II Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) Richard Sam Bera juga mengapresiasi perjuangan para atlet yang berjuang di panggung Olimpiade Paris 2024. “Hasil ini perlu disyukuri, bahwa apa yang diperjuangkan dapat menghasilkan medali, dan harapannya menjadi batu loncatan untuk prestasi yang lebih tinggi ke depannya,” kata Richard dikutip Antara, akhir pekan lalu.

Ia pun berharap federasi, atlet, dan seluruh pihak terkait dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik lagi menjelang Olimpiade Los Angeles 2028 melalui sejumlah ajang atau kejuaraan penting lainnya dalam waktu dekat.

“Merujuk pada Olimpiade LA 2028 itu tidak jauh lagi, dan persiapannya harus dari sekarang. Turnamen-turnamen lain sudah menanti seperti SEA Games, Asian Games, dan lainnya. Semua pihak (diharapkan) bisa mempersiapkan diri untuk berikutnya,” ujarnya menambahkan.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler