Neraca Perdagangan RI pada Juli 2024 Surplus 0,47 Miliar Dolar AS, Namun Menyusut Lagi

Surplus neraca perdagangan Juli 2024 ditopang oleh surplus pada komoditas non migas.

Dok Humas BPS
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, surplus Juli 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya ataupun bulan yang sama tahun sebelumnya. (ilustrasi)
Rep: Eva Rianti Red: Gita Amanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus sebesar 0,47 miliar dolar AS pada Juli 2024. Itu menunjukkan surplus neraca perdagangan Indonesia terjadi selama 51 bulan berturut-turut sejak Mei 2020, kendati demikian surplus terpantau kian menyusut.  

Baca Juga


“Surplus Juli 2024 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya ataupun bulan yang sama tahun sebelumnya,” kata kata Pelaksana Tugas (Plt) BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Kamis (15/8/2024).                   

Tercatat, angka surplus neraca perdagangan pada bulan sebelumnya, Juni 2024 yakni sebesar 2,39 miliar dolar AS. Sedangkan surplus perdagangan pada periode yang sama tahun lalu atau Juli 2023 sebesar 1,29 miliar dolar AS.

“Surplus neraca perdagangan Juli 2024 ditopang oleh surplus pada komoditas non migas yaitu 2,61 miliar dolar AS,” ujar Amalia.

Komoditas penyumbang surplus utama pada non migas yakni bahan bakar mineral, terutama di dalamnya ada batu bara yang masuk kategori HS27, lemak dan minyak nabati (HS15) yang mayoritas adalah palm oil, serta besi dan baja dalam kelompok HS72. Surplus neraca perdagangan non migas pada Juli 2024 lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan lalu maupun bulan yang sama tahun sebelumnya.

“Pada saat yang sama neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit 2,13 miliar dolar AS dengan komoditas penyumpang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah,” terangnya.

Defisit neraca perdagangan migas pada juli 2024 juga tercatat lebih dalam dari bulan sebelumnya ataupun bulan yang sama pada tahun lalu.

Amalia menerangkan bahwa pada Juli 2024, Indonesia mengalami surplus perdagangan barang dengan beebrapa negara. Tiga negara terbesar yakni surplus dengan Amerika Serikat sebesar 1,27 milair dolar AS, dengan India sebesar 1,23 miliar dolar AS, dan dengan Filipina 0,74 miliar dolar AS.

Surplus dengan AS didorong mesin dan peralatan elektrik serta bagiannya atau HS85, pakaian dan aksesoris yang rajutan HS61, serta pakaian dan aksesoris yang  bukan rajutan atau HS62. Dengan india, Indonesia mengalami surplus terutama karena disumbang komoditas bahan bakar mineral atau HS27 lemak dan minyak hewan nabati atau HS15, serta besi dan baja atau HS72. Dengan Filipina, Indonesia mengalami surplus terbesar pada komoditas kendaraan dan bagiannya atau HS87 bahan bakar mineral atau HS27 dan besi dan baja atau HS72.

Sementara itu, Indonesia mengalami defisit perdagangan dengan beberapa negara dengan tiga terdalamnya adalah China sebesar 1,707 miliar dolar AS, dengan Australia 0,603 miliar dolar AS, dan dengan Singapura 0,403 miliar dolar AS.

Defisit perdagangan Indonesia dengan China terutama disumbang oleh mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS84), mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS85), serta kendaraan dan bagiannya (HS87). Dengan Australia defisit terbesar disumbang komoditas bahan bakar mineral (HS27), logam mulia dan perhiasan atau permata (HS72), serta biji logam terak dan abu (HS26). Dengan Singapura, defisit terbesar ada pada komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS84), instrumen optik, fotografi, sinematografi dan medis (HS90), serta bahan kimia organik (HS29). Eva Rianti  

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler