Pesan Kiai Hasan Sahal di IBF 2024: Manusia tanpa Nurani Bukan Manusia

Kiai Hasan mengingatkan pentingnya nurani dalam hidup

Republika/Prayogi
Ketua Ikapi DKI Jakarta Hikmat Kurnia (tiga kanan) bersama Ketua Umum Ikapi Arys Hilman Nugraha (dua kana)dan Tokoh Perbukuan Islam 2024 KH Hasan Abdullah Sahal (tengah) serta jajaran pengurus Ikapi saat pembukaan Islamic Book Fair (IBF) 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (14/8/2024). Pemeran buku Islam terbesar di Indonesia ini kembali hadir dengan mengakat tema Membangun Optimisme Umat Melalui Literasi Islami dan akan berlangsung 14-18 Agustus 2024.Pada event Islamic Book Fair (IBF) 2024 ini juga bakal menyajikan beragam koleksi buki Islam terbaik, diskon spesial untuk setiap pembelian buku, dan bisa bertemu langsung dengan penulis terkenal serta mendapatkan tandatangannya.
Rep: Fuji E Permana Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pimpinan Pondok Pesantren Modern Gontor Ponorogo, Jawa Timur, KH Hasan Abdullah Sahal dinobatkan sebagai Tokoh Perbukuan Islam 2024 dalam gelaran Islamic Book Fair (IBF) 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) pada 14-18 Agustus 2024. IBF tahun ini bertema "Membangun Optimisme Umat Melalui Literasi Islami."

Dalam pidatonya, Kiai Hasan Sahal berpesan kepada yang hadir di IBF agar membaca dan menulis. Bacalah tulisan Allah, tulislah tulisan Allah, tapi tulislah dengan nurani.

"Tulislah apa yang ada dalam dirimu, apa yang kamu miliki, apa yang kamu ketahui, tulislah dengan nurani," kata Kiai Hasan Sahal usai menerima anugerah sebagai Tokoh Perbukuan Islam 2024 di pembukaan IBF 2024, Rabu (14/8/2024)

Menurutnya, manusia harus selalu berprasangka baik kepada tulisan Allah SWT. Tetapi kepada tulisan manusia boleh berprasangka baik, juga boleh berprasangka tidak baik.

Kiai Hasan Sahal juga mengungkapkan keprihatinannya bahwa sekarang dunia internasional meninggalkan nurani. Padahal nurani anak-anak, bapak-bapak, ibu-ibu dan kakek-kakek adalah potensi.

"Hari ini nurani ditinggalkan, bicara, menulis dan membaca perpolitikan tanpa nurani. Perekonomian tanpa nurani. Bicara tanpa nurani. Manusia tanpa nurani, bukan manusia," ujar Kiai Hasan Sahal.

Kiai Hasan Sahal mengaskan kembali pesannya, bacalah tulisan dengan nurani. Dia mengungkapkan, yang di atas jadi di bawah. Sementara yang di bawah jadi di atas, Lahaula Walakuata Illabillah.

"Dunia terbalik, kalian jangan terbalik. Dunia terbakar, kalian jangan terbakar. Akhlak rusak, kita yang mendidik dengan baca dan tulis, iqra, iqra, iqra," ujar Kiai Hasan Sahal.

Ia juga berpesan, sebelum membaca bersihkan hati. Hatinya dan nuraninya bersihkan.

Ia mengungkapkan, apakah pernah mendengar kata-kata jas merah. Katanya, jangan sekali-kali meninggalkan dan melupakan sejarah. Bergurulah kepada sejarah.

Baca Juga


Paskibraka Muslimah 'Dipaksa' Lepas Jilbab, Kiai Cholil: Ini tidak Pancasilais!

BACA JUGA: Paskibraka Muslimah 'Dipaksa' Lepas Jilbab, Kiai Cholil: Ini tidak Pancasilais!

"Kita tidak cukup hanya berguru kepada sejarah, tapi kita harus cerdas menyikapi sejarah karena kita akan membangun sejarah," kata Kiai Hasan Sahal.

Kiai Hasan Sahal menegaskan, jangan sekali-kali melupakan sejarah, itu dulu. Bergurulah kepada sejarah, itu dulu. Sekarang cerdaskanlah diri kalian, cerdaslah kalian dalam menyikapi sejarah. "Karena kamu akan membangun sejarah dengan sebaik-baiknya kamu," kata Kiai Hasan Sahal.

Kiai Hasan Sahal juga mendapat penghargaan berupa Kunci Ka'bah asli yang dulu pernah digunakan. Penghargaan tersebut diterimanya karena dinobatkan sebagai Tokoh Perbukuan Islam 2024.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler