Sudah Jatuh Tertimpa Tangga, Starbucks Dituntut Atas Pencurian Konsep Lipstik Rasa Kopi

Starbucks mencuri konsep dengan meluncurkan "S'mores Frappuccino Sip Kit" pada 2019.

EPA
Seorang perempuan melintasi logo Starbucks di Beijing, China. Starbucks telah dituntut untuk ketiga kalinya oleh sebuah perusahaan yang menuduhnya mencuri konsep lipstik rasa kopi.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Starbucks telah dituntut untuk ketiga kalinya oleh sebuah perusahaan yang menuduh jaringan kedai kopi itu mencuri konsep lipstik dan lip gloss rasa kopi miliknya. Balmuccino, yang pemimpinnya termasuk saudara ipar dokter TV Mehmet Oz, mengajukan gugatannya pada Jumat (16/8/2024) di pengadilan federal Manhattan.

Baca Juga


Pengajuan tersebut menyusul penolakan hakim federal Seattle pada bulan Juli 2023 atas versi gugatan sebelumnya atas dasar prosedural, penolakan kedua. Starbucks, yang berkantor pusat di Seattle, belum memberikan komentar langsung.

Balmuccino mengatakan bahwa mereka mulai mengembangkan lip balm rasa kopi pada tahun 2016 dan mempresentasikannya pada sebuah pertemuan bulan Oktober 2018 di kantor Starbucks di New York, tempat mereka menyediakan prototipe dan informasi rahasia lainnya. Perusahaan yang berkantor pusat di Los Angeles itu mengatakan Dr Oz telah menjadi perantara pertemuan tersebut, ketika ia menghubungi Kepala Eksekutif Starbucks Howard Schultz untuk mengusulkan kemungkinan usaha patungan.

Balmuccino mengatakan Starbucks mencuri konsepnya yang telah dikembangkan sepenuhnya untuk lip balm dengan meluncurkan "S'mores Frappuccino Sip Kit" pada April 2019. Perangkat tersebut meliputi lipstik dan lip gloss dalam empat warna: Campfire Spark, Chocolicious Bliss, Graham Glam, dan Marshmallow Glow.

Balmuccino mengatakan Starbucks tidak memberikan kompensasi atas penjualan Sip Kit, dan sedang mencari ganti rugi kompensasi dan punitif yang tidak ditentukan.

Balmuccino mengatakan gugatannya belum terlambat karena New York membiarkan beberapa penggugat menunda undang-undang pembatasan ketika mereka menuntut di forum yang salah dan, "seperti di sini," pengadilan menemukan bahwa mereka tidak memiliki yurisdiksi.

Starbucks menunjuk CEO...

Sebelumnya, Starbucks secara mengejutkan menunjuk bos Chipotle Mexican Grill, Brian Niccol untuk menjadi CEO barunya. Niccol menggantikan Laxman Narasimhan, yang masa jabatannya hanya bertahan satu setengah tahun. Ketika Narasimhan menjabat, kinerja Starbucks terus mengalami tantangan dan saham perusahaan ikut merosot hingga hampir seperempat nilainya.

Kinerja Starbucks terdampak adanya serangan Israel ke Gaza dan boikot konsumen di negara-negara Muslim terhadap merek-merek dari Barat. Starbucks dan dan jenama lain seperti McDonald’s dianggap mempunyai keterkaitan dan memberikan dukungan kepada Israel.

Rentetan peristiwa ini membuat Starbucks mengutak-atik strategi termasuk mencopot pucuk pimpinannya agar penjualan bisa kembali membaik.

Narasimhan mewarisi sejumlah tantangan di perusahaan kopi raksasa itu, yang telah mendapat tekanan dari investor Elliott Investment Management untuk meningkatkan bisnisnya. Starbucks juga menderita akibat meningkatnya persaingan dan melemahnya permintaan di Amerika Serikat dan China.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler