Beda Angan dan Harapan

Sebagai Muslim, hendaknya kita dapat memilah antara angan-angan dan harapan.

EPA-EFE
ILUSTRASI Berdoa. Muslimin hendaknya bedakan antara angan-angan dan harapan.
Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada masa kehidupan Nabi Muhammad SAW, perdebatan pernah terjadi antara sejumlah Muslimin dan para Ahli Kitab. Bahkan, masing-masing saling membanggakan diri sendiri. Suasana menjadi sengit.

Baca Juga


Kaum Ahli Kitab berkata, "Nabi kami datang sebelum nabi kalian dan kitab kami diturunkan sebelum kitab kalian!"

Membalasnya, kaum Muslimin pun berkata, "Nabi kami adalah pamungkas para nabi dan kitab kami (Alquran) menghapuskan semua kitab terdahulu."

Hal itu kemudian menjadi sebab turunnya (asbabun nuzul) Alquran surah an-Nisa ayat ke-123.

لَـيۡسَ بِاَمَانِيِّكُمۡ وَلَاۤ اَمَانِىِّ اَهۡلِ الۡـكِتٰبِ‌ؕ مَنۡ يَّعۡمَلۡ سُوۡٓءًا يُّجۡزَ بِهٖۙ وَ لَا يَجِدۡ لَهٗ مِنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ وَلِيًّا وَّلَا نَصِيۡرًا

Artinya, "(Pahala dari Allah) itu bukanlah angan-anganmu dan bukan (pula) angan-angan Ahli Kitab. Barangsiapa mengerjakan kejahatan, niscaya akan dibalas sesuai dengan kejahatan itu, dan dia tidak akan mendapatkan pelindung dan penolong selain Allah."

Ayat tersebut mengajarkan kepada seluruh umat Rasulullah SAW untuk tidak terbuai oleh mimpi-mimpi indah atau angan-angan kosong. Dalam bahasa Arab, itu diistilahkan sebagai al-amani.

Maknanya mencakup ilusi atau khayalan. Ini merupakan salah satu alat atau perangkat yang dipergunakan setan untuk menyesatkan umat manusia.

وَّلَاُضِلَّـنَّهُمۡ وَلَاُمَنِّيَنَّهُمۡ وَلَاٰمُرَنَّهُمۡ فَلَيُبَـتِّكُنَّ اٰذَانَ الۡاَنۡعَامِ وَلَاٰمُرَنَّهُمۡ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلۡقَ اللّٰهِ‌ؕ وَمَنۡ يَّتَّخِذِ الشَّيۡطٰنَ وَلِيًّا مِّنۡ دُوۡنِ اللّٰهِ فَقَدۡ خَسِرَ خُسۡرَانًا مُّبِيۡنًا

"'Dan pasti aku (iblis) sesatkan mereka, dan akan kubangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan akan kusuruh mereka memotong telinga-telinga binatang ternak, (lalu mereka benar-benar memotongnya), dan akan aku suruh mereka mengubah ciptaan Allah, (lalu mereka benar-benar mengubahnya).' Barangsiapa menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka sungguh, dia menderita kerugian yang nyata" (QS an-Nisa: 119).

Menurut pakar tafsir al-Razi, angan-angan itu tercela dan dikecam oleh agama. Sebab, itu menimbulkan dua keburukan, yaitu sifat loba (al-khirsh) dan sifat ingin kekal (al-amal) di dunia.

Karena loba, seorang bisa menghalalkan segala ambisi untuk menggapai keinginannya. Karena merasa kekal di dunia, seorang bisa lupa diri dan tidak perlu bertobat, serta tidak akan berpengaruh baginya petuah atau nasihat.

Berbeda dengan angan-angan, harapan adalah ...

 

Angan-angan lain pula dengan harapan (raja'). Harapan, menurut Imam Ghazali, adalah sikap optimisme menunggu datangnya sesuatu yang dicintai (mahbub). Harapan dibedakan dengan angan-angan dari empat aspek.

Pertama, harapan menunjuk kepada sesuatu yang mungkin dan bisa terjadi (mutawaqqi'). Kedua, terlihat dengan jelas sebab-sebab dan cara-cara bagaimana harapan itu bisa digapai.

Ketiga, harapan menimbulkan dorongan dan motivasi kerja yang kuat. Terakhir, harapan menimbulkan dinamika dan produktivitas dalam hidup, baik dalam berpikir maupun bertindak.

Bagi Ghazali, tanpa memenuhi empat kriteria ini, segala bentuk keinginan tidak dapat dinanti harapan, tetapi lebih tepat dinamakan angan-angan atau khayalan.

Menunjuk pada kriteria di atas, orang yang menanam benih iman dalam hatinya, lantas menyiram dengan air kepatuhan, membersihkan diri dari berbagai perilaku tercela, serta bersikap konsisten dalam kebaikan, lalu berharap kepada Allah agar ia kelak mendapat rahmat dan pengampunan dari-Nya, maka harapan orang tersebut, menurut Imam Ghazali, sungguh merupakan harapan yang terpuji.

Sebaliknya, orang yang membenamkan diri dalam dosa dan maksiat kepada Allah, tetapi ia berharap memperoleh surga, maka harapannya tentu tertolak. Rasulullah SAW pernah menyebut orang yang berbuat demikian sebagai orang yang bermental kerdil. Kata beliau, "Orang kerdil lagi bodoh adalah orang yang mengikuti dorongan hawa nafsunya, tetapi ia mengharap surga dari Allah."

Jadi, kita harus dapat memilih dan memilah mana angan-angan dan mana harapan.

sumber : Hikmah Republika oleh A Ilyas Ismail
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler