Ketika Bioskop Pertama Kali akan Berdiri di Makkah, Nodai Kehormatan Tanah Suci?

Arab Saudi berlakuan Visi 2030 dengan tingkatkan pariwisata dan hiburan

Republika
Jabal Abu Qubais, Makkah, Arab Saudi. Arab Saudi berlakuan Visi 2030 dengan tingkatkan pariwisata dan hiburan
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Sebuah video yang menampilkan seorang insinyur Arab Saudi yang mendiskusikan pembangunan sebuah proyek hiburan besar di Makkah telah memicu perdebatan luas di media sosial mengenai kelayakan pembangunan tersebut di dekat Kabah dan masjid Al-Haram, situs tersuci dalam agama Islam.

Baca Juga


Bioskop ini merupakan komponen kunci dari inisiatif “Smart Mecca”, yang menurut informasi publik bertujuan untuk mengintegrasikan fasilitas hiburan modern ke dalam kota dengan tetap mempertahankan nilai religiusitasnya.

Proyek ini dikembangkan oleh Saudi Entertainment Ventures (Seven), anak perusahaan dari Dana Investasi Publik, yang telah menjadi yang terdepan dalam upaya perluasan hiburan di Arab Saudi.

Pada 2023, Seven memberikan kontrak senilai 2,5 miliar dolar AS untuk berbagai proyek hiburan di seluruh Kerajaan.

Proyek bioskop Makkah, senilai 1,3 miliar riyal (347 juta dolar AS), sedang dibangun oleh perusahaan lokal Modern Building Leaders (MBL).

Terletak di distrik Al Abidiyah dekat Universitas Umm Al Qura di luar kompleks Masjidil Haram, proyek ini membentang seluas 80 ribu meter persegi.

Pembangunan bioskop di Arab Saudi menandai pergeseran budaya yang signifikan. Selama 40 tahun, bioskop dilarang di Kerajaan, yang mencerminkan norma-norma sosial konservatif yang berlaku di negara tersebut.

Larangan tersebut dicabut pada 2018 sebagai bagian dari inisiatif Visi 2030 Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang bertujuan untuk memodernisasi ekonomi dan membuka masyarakat Arab Saudi.

Sejak pencabutan larangan tersebut, Arab Saudi telah dengan cepat memperluas infrastruktur bioskopnya, dengan banyaknya bioskop yang dibuka di seluruh wilayah kerajaan.

Video yang telah dibagikan secara luas ini telah menuai reaksi beragam. Beberapa pihak memuji pembangunan tersebut sebagai bagian dari inisiatif Visi 2030 Arab Saudi, yang bertujuan untuk mendiversifikasi ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup warga negara dan penduduk.

Sebagian lainnya menyatakan keprihatinan tentang kedekatan tempat hiburan dengan situs-situs suci di Makkah, mempertanyakan apakah hal itu sejalan dengan nilai-nilai agama dan budaya kota tersebut.

Terlepas dari...

 

Terlepas dari kontroversi tersebut, pemerintah Arab Saudi telah menegaskan kembali komitmennya untuk memastikan bahwa pembangunan baru tersebut tidak mengganggu kesucian Makkah.

Para pejabat menekankan bahwa bioskop dan proyek hiburan lainnya dirancang untuk melengkapi infrastruktur modern kota sambil tetap mempertahankan nilai religiusnya.

Proyek Mekkah ini adalah salah satu dari beberapa pengembangan hiburan yang sedang diupayakan oleh Seven di seluruh Kerajaan.

Perusahaan ini berencana untuk menginvestasikan 50 miliar riyal di 21 tujuan hiburan terintegrasi di 14 kota, bagian dari strategi yang lebih besar untuk memposisikan Arab Saudi sebagai pusat budaya, hiburan, dan pariwisata di era pasca-COVID-19.

Bioskop dilarang di kerajaan ultra-konservatif ini pada awal tahun 1980-an, di bawah tekanan dari kaum Islamis yang mencemooh hiburan seperti musik dan film, serta percampuran antara pria dan wanita.

Dalam beberapa bulan terakhir, Putra Mahkota muda Arab Saudi, Mohammed bin Salman, telah memimpin program reformasi modernisasi, yang dikenal sebagai Visi 2030.

Pemimpin muda yang ambisius ini bertujuan untuk menghidupkan kembali ekonomi Saudi dengan melakukan diversifikasi dari ketergantungannya pada ekspor minyak, serta meningkatkan belanja domestik melalui pembangunan bioskop, tempat musik, dan taman hiburan.

Bulan lalu, John Travolta mengunjungi Riyadh untuk memberikan ceramah kepada para pencinta film Saudi tentang karirnya yang cemerlang di Hollywood.

Kerajaan juga mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka akan menginvestasikan 500 juta dolar AS pada agensi Hollywood Endeavour, yang mengelola artis-artis seperti Emma Stone dan Jake Gylenhaal.

Banyak pihak menyambut baik reformasi yang menjanjikan untuk menghidupkan kembali dunia budaya Arab Saudi yang hampir tidak ada.

Perombakan ini terutama disambut baik oleh kaum muda kerajaan, yang merupakan lebih dari setengah dari seluruh populasi. Namun, beberapa pihak mengantisipasi adanya reaksi keras dari para ulama konservatif di negara itu.

Tarik ulur hubungan AS-Saudi. - (Indianexpres/bbc/aljazirah)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler