Debat Panas Nasab Ba’alawi, Rabithah Kirim Undangan ke Rhoma Irama, Gufron & Mechanim Ali

Rabithah akan helat acara debat terkait nasab habaib di Indonesia pada 7-8 September

Tangkapan layar akun Youtube @rhomairamaoffic
Rhoma Irama saat membuat pernyataan dirinya pernah ditawari gelar Habib.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai mengundang KH Imaduddin Utsman di Kabupaten Tangerang, Banten, Rabithah Alawiyah mengirim undangan serupa ke tiga tokoh lainnya yang kerap berbicara soal nasab Ba’alawi di Indonesia. Tiga tokoh tersebut, yakni H Rhoma Irama, Mama Gufron dan Mechanim Ali.

Baca Juga


Pihak Rabithah mengirim undangan fisik ke Rhoma Irama melalui seorang utusan ke Cilodong, Depok. Hal serupa dilakukan kepada Mama Gufron di Kabupaten Malang, Jawa Timur, dan Mechanim Ali di Universitas Airlangga, Surabaya. Pengiriman undangan tersebut tampak didokumentasikan dan di-posting melalui akun Instagram Rabithah Alawiyah.

Sebelumnya, Rabithah Alawiyah secara resmi mengundang KH Imaduddin Utsman untuk menghadiri diskusi atau debat soal nasab habaib di Indonesia. Hal ini diumumkan secara resmi melalui akun resmi media sosial organisasi dakwah tersebut. 

Dalam video yang diunggah akun instagram @Rabithah_Alawiyah tampak perwakilan dari Rabithah Alawiyah, Hamdy bin Alwy Assegaf mendatangi langsung lokasi Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum yang berlokasi di Kampung Cempaka, Desa Kresek, Kecamatan Kresek, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Jumat (23/8/2024). 

Setelah masuk ke pesantren yang didirikan Kiai Imad tersebut, Hamdy lalu menyerahkan undangan debat itu kepada salah satu pengurus pesantren, Rifai Rizki. Dalam video itu, Hamdy pun menunjukan bukti tanda terima surat undangan tersebut.  

Rabithah Alawiyah akan menggelar acara debat terkait soal nasab habaib di Indonesia pada 9 September 2024. Acara tersebut akan menghadirkan KH Imaduddin Utsman, pengasuh Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum yang dikenal mengkritisi sistem pencatatan keturunan Nabi Muhammad dari jalur alawiyyin (Ba'lawi) di Indonesia. Dari sisi Rabithah,  Ketua Maktab Daimi (lembaga otonom mengenai pencatatan nasab), Habib Syaikhon bin Abdulqodir Assegaf akan dihadirkan dalam debat.

Dalam diskusi tersebut nantinya akan membedah serta menjawab tulisan Kiai Imad yang “Membatalkan nasab Baalawi". Acara diskusi yang mengangkat tema “Keabsahan Nasab Ba'alawi“ tersebut akan digelar di Kantor DPP Rabithah Alawiyah Jakarta pada 9 September 2024 mendatang. 

 

Polemik Ba'alawi.. 

Sebelumnya, pengasuh dan pendiri Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Kiai Imaduddin Utsman al Bantni  menantang  tes DNA kepada para keturunan Ba'alawi. Menurut Imaduddin, habib di Indonesia ini bukan cucu nabi. Secara ilmu nasab berdasar kitab kitab nasab abad 5-9 hijriah, para habib itu tidak tercatat sebagai keturunan Nabi Muhammad SAW.

"Leluhur habib baru mengaku sebagai keturunan nabi pada abad 9 hijriah melalui kitab yang leluhur habib ini karang, nama kitabnya al Burqotul Musiqoh," ujarnya kepada Republika.

Mulai abad 9, mereka memperkenalkan diri sebagai cucu nabi. "Pengakuan mereka tertolak karena kitab sebelum abad sembilan tidak mencatat nama mereka sebagai cucu nabi," ujar dia.

Lantas, apakah klan Ba’alwi yang mengaku keturunan Nabi Muhammad SAW itu sudah tes DNA? Kalau sudah tes DNA, lalu Haplogroupnya apa?"Alhamdulillah, klan Ba’alwi sudah banyak yang melakukan tes DNA, menurut Doktor Sugeng, sudah sekitar 180 orang," kata Imaduddin.

 

Berdasarkan sampel-sampel hasil tes DNA mereka yang dapat diunduh di situs familytree dan berbagai situs lainnya, hasilnya haplogroup mereka adalah G, bukan J1. Dari situ mustahil dapat dikatakan, mereka sebagai keturunan garis lurus laki dari Nabi Muhammad SAW dan Sayyidina Ali, karena keduanya berhaplogroup J1. Haplogrup adalah sekelompok kromosom tunggal, atau untaian DNA tunggal, yang memiliki nenek moyang yang sama.

Imaduddin lantas mengambil beberapa contoh keluarga Ba’alwi yang telah melakukan tes DNA. Misalnya, seorang bapak dari Al-Habsyi yang melakukan tes DNA dengan nomor KIT: IN89146. Ia tinggal di Arab Saudi. Hasilnya bapak tu berhaplogroup G-M201. "Gagal," kata Imaduddin lewat artikel yang sudah dikonfirmasi Republika.

Contoh lain, kata ia, seorang bapak dari Bin Syekh Abubakar. Ia tes DNA dengan nomor KIT: M9523. Bapak itu tinggal di Indonesia, hasilnya haplogroupnya G-M201. "Gagal juga."

Contoh lain, seorang bapak bernama Omar, ia tes DNA dengan nomor KIT: IN76599. Ia tinggal di Yaman, hasilnya, haplogroupnya G-M201. "Gagal maning."

Selanjutnya, kata ia, masih banyak lagi contoh-contoh hasil tes DNA dari klan Ba’alwi yang dapat diunduh dari berbagai macam situs penyedia jasa tes DNA. "Hasilnya mayoritas mereka berhaplogroup G-M201. Lalu apa arti haplogroup G-M201?"

Haplogroup G, kata ia, adalah haplogroup paling sering ditemukan di antara berbagai kelompok etnis di Kaukasus. Wilayah kaukasus, dulu adalah bekas kerajaan Yahudi Khazar yang hancur lebur dibumihanguskan dinasti Rusia.

Lalu mereka menyebar ke berbagai belahan dunia pada abad ke-11 masehi. Waktu itu, kerajaan Khazar meliputi Kajakstan, Dagestan, Tajikistan, Azerbaijan, Georgia dll.

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler