Peneliti BRIN Soal Megathrust, Ayat Alquran, dan Doa Nabi Musa Ketika Gempa

Gempa merupakan tanda kiamat.

Republika
Infografis Serius Sikapi Potensi Tsunami Akibat Megathrust
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penelitian BRIN mengungkapkan gempa megathrust membentang dari sepanjang pesisir barat Sumatera Selatan, Jawa, selatan Bali, NTT, NTB, utara Sulawesi, hingga utara Papua.

Baca Juga


"Memang kalau secara potensinya itu bisa magnitudo-nya (gempa) sampai 9 ya," kata Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Nuraini Rahma Hanifa dalam gelar wicara yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin (2/9/2024).

Ternyata gambaran gempa sudah digambarkan melalui kisah Nabi Musa dalam Alquran. Hal itu terdapat dalam Surah al-Araf ayat 155 berikut ini,

جْفَةُ قَالَ رَبِّ لَوْ شِئْتَ أَهْلَكْتَهُم مِّن قَبْلُ وَإِيَّٰىَ ۖ أَتُهْلِكُنَا بِمَا فَعَلَ ٱلسُّفَهَآءُ مِنَّآ ۖ إِنْ هِىَ إِلَّا فِتْنَتُكَ تُضِلُّ بِهَا مَن تَشَآءُ وَتَهْدِى مَن تَشَآءُ ۖ أَنتَ وَلِيُّنَا فَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَا ۖ وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْغَٰفِرِينَ

wakhtāra mụsā qaumahụ sab’īna rajulal limīqātinā, fa lammā akhażat-humur-rajfatu qāla rabbi lau syi`ta ahlaktahum ming qablu wa iyyāy, a tuhlikunā bimā fa’alas-sufahā`u minnā, in hiya illā fitnatuk, tuḍillu bihā man tasyā`u wa tahdī man tasyā`, anta waliyyunā fagfir lanā war-ḥamnā wa anta khairul-gāfirīn

Nabi Musa memilih tujuh puluh orang dari kaumnya untuk (memohonkan taubat kepada Kami) pada waktu yang telah Kami tentukan. Maka ketika mereka digoncang gempa bumi, Musa berkata: “Ya Tuhanku, kalau Engkau kehendaki, tentulah Engkau membinasakan mereka dan aku sebelum ini. Apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal di antara kami? Itu hanyalah cobaan dari Engkau, Engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau beri petunjuk kepada siapa yang Engkau kehendaki. Engkaulah Yang memimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkaulah Pemberi ampun yang sebaik-baiknya”.

Penjelasan

Ulama Penafsir Alquran Abdurrahman as-Sa’di menjelaskan maksud ayat tersebut sebagai berikut,

Tatkala bani israil bertaubat serta kembali pada jalan mereka yang lurus ”Musa memilih” dari mereka “tujuh puluh orang” terbaik diantara mereka untuk memohon maaf kepada Allah bagi kaum mereka. Allah menjanjikan kepada mereka waktu dimana mereka bisa menghadirinya. Manakala mereka telah hadir, mereka berkata, ”wahai Musa tunjukanlah Allah kepada kami secara nyata” Mereka telah berkata sangat lancang kepada Allah, bersikap kurang ajar kepadaNYa, maka mereka pun digoncangkan gempa, sehingga mereka pingsan dan binasa, maka Musa tiada henti-hentinya bedo’a merendahkan diri kepada Allah dan berkata, ”ya Rabbku kalau Engkau kehendaki tentulah Engkau membinasakan mereka sebelum ini”.

Lihat halaman berikutnya >>>

 

 

Yakni sebelum mereka hadir dan mereka dalam keadaan memohon maaf untuk kaum mereka, justru mereka sekarang menjadi orang-orang yang zhalim. ”apakah Engkau membinasakan kami karena perbuatan orang-orang yang kurang akal dianatara kami?” yakni orang orang berakal bodoh dan berpikiran pander. Musa merendahkan diri kepada Allah dan memohon pemakluman karena orang-orang yang berbuat kelancangan tidak memiliki akal yang sempurna yang menjaga mereka sehingga mereka tidak mengucapkan dan melakukan demikian, dan bahwa telah terjadi fitnah pada diri mereka yang terlintas pada diri seseorang dan dia khawatir agamanya akan lenyap.

Maka dia berkata ”itu hanyaalah cobaan dariMu, engkau sesatkan dengan cobaan itu siapa yang engkau kehendaki dan engkau beri petunjuk kepada siapa orang yang engkau kehendaki. Engkaulah yang mempimpin kami, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan engkaulah pemberi ampun yang sebaik-baiknya." yakni engkau adalah sebaik-baik pemaaf, sebaik-baik yang menyayangi, dan semulia-mulia pemberi karunia. Seakan-akan Musa berkata 'wahai Rabb', yang dimaksud dengan tujuan pertama bagi kami semua adalah menaatiMu dan beriman kepadaMu dan bahwa orang yang berakal, mengerti dan memahaminya dengan sempurna sesuai dengan taufik yang telah engkau berikan, maka ia tetap bersikap lurus.

Adapun orang yang lemah akalnya, pandir pemikirannya, dan dibelokkan oleh fitnah, maka dialah yang melakukan pelanggaran itu, meskipun demikian Engkau adalah sebaik-baik penyayang dan sebaik-baik pengampun, maka ampunilah dan sayangilah kami, maka Allah mengabulkan permintaan Musa dan menghidupkan mereka setelah mati dan mengampuni dosa-dosa mereka.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler