Suami Tega Bius Sang Istri, Lalu Undang Lebih dari 80 Lelaki untuk Memperkosa

Polisi menyita gambar dan film dari sang suami saat para lelaki memperkosa istrinya.

Republika/Prayogi
Ilustrasi Pelecehan Seksual. (Republika/Prayogi)
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang suami yang diduga membius istrinya dan mengundang lebih dari 80 orang asing untuk memperkosanya di rumah selama hampir satu dekade telah diadili pada Senin.

Baca Juga


Lima puluh pria yang dituduh ikut serta dalam pelecehan terhadap perempuan tersebut juga diadili di pengadilan di Avignon, Prancis. Pada waktu sama seperti dilaporkan the Guardian, belasan feminis berpakaian hitam melakukan protes di luar gedung pengadilan saat persidangan dibuka.

Polisi mengatakan, pelaku Dominique Pélicot menghancurkan obat tidur dan obat anti-kecemasan dan mencampurkannya ke dalam makan malam istrinya Gisèle atau dalam anggurnya di rumah mereka di Mazan, dekat Carpentras di Provence.

Ayah tiga anak ini merekrut pria untuk memperkosa dan melakukan pelecehan seksual terhadapnya dari ruang obrolan online.

Hakim ketua, Roger Arata, mengumumkan bahwa semua sidang akan bersifat publik. Hal ini mengabulkan keinginan Gisèle Pélicot agar kasus ini diungkap secara terbukn. Demikian menurut salah satu pengacaranya, Stéphane Babonneau.

Namun, kata pengacaranya yang lain Antoiner Camus, persidangan tersebut akan menjadi 'cobaan berat' bagi Giselle. 

“Untuk pertama kalinya, dia harus menanggung pemerkosaan yang dia alami selama 10 tahun,” katanya kepada Agence France-Presse, seraya menambahkan bahwa kliennya 'tidak ingat' pelecehan yang baru dia ketahui pada 2020.

"Gisèle Pélicot, yang tiba di pengadilan didukung oleh ketiga anaknya, tidak ingin persidangan dilakukan secara tertutup karena "itulah yang diinginkan para penyerangnya," kata Camus menambahkan.

Menurut laporan, lelaki yang direkrut oleh suami diinstruksikan untuk menghindari mencium segala jenis wewangian atau asap rokok agar tidak memperingatkan istrinya.

Pakai minyak wangi

Dominique Pélicot ditangkap pada 2 November 2020, setelah penjaga keamanan memergokinya sedang merekam rok wanita di supermarket lokal. Polisi menemukan file berlabel “pelecehan” di drive USB yang terhubung ke komputernya yang berisi 20 ribu gambar dan film istrinya diperkosa hampir 100 kali.

 

"Sejak penangkapannya, dia (tersangka) selalu menyatakan dirinya bersalah," kata pengacaranya, seraya menambahkan bahwa pelaku mengatakan: “Saya menidurkannya, saya menawarinya, dan saya memfilmkannya.”

Catatan kesehatan dilaporkan menunjukkan korban memperoleh 450 pil tidur dalam satu tahun saja.

Ke-50 pria yang diadili bersamanya termasuk seorang anggota dewan setempat, perawat, jurnalis, mantan petugas polisi, penjaga penjara, tentara, petugas pemadam kebakaran dan pegawai negeri, banyak di antaranya tinggal di sekitar Mazan, sebuah kota berpenduduk sekitar 6.000 jiwa. Para pria tersebut berusia antara 26 dan 73 tahun pada saat penangkapan mereka.

Beberapa terdakwa membantah tuduhan tersebut. Para terdakwa mengatakan kepada polisi bahwa mereka tidak tahu bahwa Gisèle Pélicot, yang menikah dengan Dominique Pélicot pada 1973, bukanlah pasangan yang bersedia dan menuduhnya menipu mereka. Detektif tidak dapat mengidentifikasi dan melacak lebih dari 30 pria lain yang tercatat.

Penyelidik mengatakan, korban sangat terpukul mengetahui pelecehan tersebut. Korban tidak ingat apa pun pernah dilecehkan. "Dia (korban) telah dibius 'hampir sampai koma," katanya penyelidik.

“Suatu pagi dia terbangun dalam keadaan panik dengan potongan rambut barunya tanpa memahami bagaimana hal ini bisa terjadi. Dia pergi ke penata rambutnya, yang memberitahunya bahwa dia datang ke sana pada hari sebelumnya,” kata Babonneau.

Dia mengatakan kliennya, yang kini sudah bercerai, percaya bahwa dia mengidap penyakit yang tidak dapat dijelaskan oleh siapa pun. Korban berkonsultasi dengan beberapa dokter dan selalu ditemani suaminya, yang menyalahkan gejalanya karena kelelahan setelah merawat cucu-cucunya. Ketiga anaknya dan kerabat lainnya mencurigai dia menderita penyakit Alzheimer.

Jaksa Penuntut Umum dan kuasa hukum para terdakwa meminta persidangan dilakukan secara tertutup dengan alasan 'kesusilaan' dan melindungi semua pihak.

“Persidangan ini melibatkan tindakan kekerasan ekstrem yang diulangi selama sepuluh tahun. Foto-foto akan disebarkan, video akan ditonton dan tampaknya publisitas akan membahayakan kesusilaan publik dan akan merendahkan martabat individu, baik korban maupun terdakwa,” bantah jaksa.

Namun pengacara Gisèle Pélicot keberatan. “Dia ingin orang-orang mengetahui apa yang terjadi padanya dan percaya bahwa dia tidak punya alasan untuk bersembunyi. Tidak ada yang bisa membayangkan klien saya akan mendapatkan kepuasan dengan mengungkap penderitaannya. Dia ingin sidang ini terbuka sehingga keadilan bisa ditegakkan di depan umum,” kata Babonneau.

Setelah berunding, lima hakim profesional yang mengadili kasus tersebut memutuskan bahwa kasus tersebut akan dibuka secara umum.

Dominique Pélicot juga dituduh melakukan pemerkosaan dan pembunuhan terhadap seorang agen properti berusia 23 tahun di Paris pada 1991. Sophie Narme dibius, diperkosa dan ditikam di dada.

Agen perumahan lainnya, berusia 19 tahun, diserang dalam situasi yang sama tetapi melarikan diri setelah melakukan perlawanan. Polisi mengatakan DNA yang diambil dari darah di tempat kejadian cocok dengan profilnya.

Sidang di Avignon diperkirakan akan berlangsung selama empat bulan. Dominique Pélicot, 71, dan 50 terdakwa lainnya menghadapi hukuman 20 tahun penjara jika terbukti melakukan pemerkosaan berat.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler