Paus Fransiskus: Peperangan adalah Bukti Kekalahan

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan ketiga kalinya.

Republika/Edwin Dwi Putranto
Pemimpin Gereja Katolik Dunia Paus Fransiskus saat akan melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/9/2024). Pertemuan Presiden Jokowi dan Paus Fransiskus membahas hubungan bilateral Indonesia dan Vatikan sekaligus membahas isu-isu global, khususnya perdamaian dunia.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemimpin umat Katolik dunia yang juga Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus menyatakan bahwa peperangan hanya akan membawa kekalahan bagi umat manusia.

Baca Juga


"Jangan lupa satu hal ini, peperangan adalah sebuah kekalahan. Permusuhan di antara kita adalah sebuah kekalahan untuk kita," katanya saat bertemu kaum muda dari Scholas Occurantes di Youth Center Graha Pemuda Senayan, Jakarta, Rabu.

Bapa Suci menuturkan konflik dan peperangan disebabkan oleh sifat rakus atau keinginan untuk mendapatkan segala sesuatu. Oleh karena itu Paus mengajak umat untuk saling merangkul, saling mendukung, dan saling menerima guna mencapai perdamaian.

Apabila muncul permusuhan atau konflik, Paus mendorong umat bersama-sama menyelesaikan perselisihan yang ada dengan berdialog secara sehat.

"Berperang atau berselisih dan saling bertengkar itu sesuatu yang sangat buruk. Sesuatu yang tidak buruk adalah kita saling bertukar pikiran, saling berdiskusi secara sehat, dan saling berbagi untuk memecahkan masalah-masalah," ujarnya.

Sebagai informasi, sebelumnya mantan Uskup Agung Buenos Aires itu mengunjungi Katedral Santa Maria Diangkat ke Surga, Jakarta pada pukul 16.30 WIB guna bertemu para uskup, imam, diakon, biarawan, biarawati, seminaris, dan katekis, untuk kemudian bertemu kaum muda dari Scholas Occurantes berkesempatan berjumpa Paus Fransiskus di Youth Center Graha Pemuda Senayan pada pukul 17.35 WIB.

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia merupakan ketiga kalinya, setelah Paus Paulus VI pada tahun 1970 dan kunjungan Paus Yohanes Paulus II pada tahun 1989.

Paus Fransiskus melakukan perjalanan apostolik ke kawasan Asia-Pasifik selama 3-13 September 2024, untuk mengunjungi empat negara, yakni Indonesia, Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura. Perjalanan selama 11 hari itu akan menjadi lawatan paling lama Bapa Suci berusia 87 tahun tersebut, sejak 11 tahun kepemimpinan atas Tahta Suci Vatikan.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler