Krisdayanti Bilang Bullying Dokter Rahasia Umum: Kalau tidak Begini, Kampus Terus Berkelit

Krisdayanti menilai, perundungan di PPDS sudah masuk kategori sangat mengkhawatirkan.

Republika/Kamran Dikarma
Suasana Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Kamis (15/8/2024). Krisdayanti meminta praktik bullying di pendidikan dokter spesiais dibongkar.
Rep: Rizky Suryarandika Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi IX DPR RI, Krisdayanti menyoroti kasus perundungan di lingkungan pendidikan kedokteran. Salah satunya ialah perundungan berujung kematian dokter Aulia Risma Lestari, mahasiswi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi Universitas Diponegoro (Undip).

Baca Juga


Krisdayanti menegaskan masalah perundungan di PPDS ini sudah masuk kategori sangat mengkhawatirkan. Sebab menurutnya kasus semacam ini sudah terjadi lama dan turun menurun. "Budaya perundungan di PPDS juga sudah menjadi rahasia umum, tapi selama ini selalu berada ‘di bawah meja’ sehingga tidak selesai-selesai masalahnya," kata Krisdayanti kepada Republika, Jumat (5/9/2024).

Oleh karena itu, Krisdayanti mengatakan, Komisi IX DPR mendukung langkah Menkes beserta jajarannya yang membongkar masalah perundungan di lingkungan PPDS. "Karena kalau tidak begini, lingkungan pendidikannya (kampus) akan terus berkelit dan mengabaikan praktik bullying yang ada di bawah atapnya," ujar Krisdayanti.

Adapun soal pungli di lingkungan PPDS, Krisdayanti menyebut hal ini sudah masuk ranah pidana dan harus diselesaikan melalui jalur hukum. Apalagi kalau benar ada terjadi perundungan dalam bentuk sexual harrasment.

"Harus betul-betul dikejar pelakunya. Kita bisa gunakan pasal-pasal dalam UU TPKS, karena kekerasan seksual tidak dibenarkan terjadi di manapun, termasuk dalam lingkungan pendidikan dan dunia profesi," ujar Krisdayanti.

Bullying di Program Pendidikan Dokter Spesialis - (Infografis Republika)

Kemenkes mengungkap, bullying dokter banyak terjadi di berbagai rumah sakit.. baca dihalaman selanjutnya.

 

Kasus dugaan bullying yang diduga menjadi pangkal kematian mahasiswa pendidikan dokter spesialis Undip Aulia Risma Lestari terus bergulir dan banyak membuka tabir. Pelaksana Tugas Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi memaparkan, hingga saat ini terdapat 542 laporan terkait perundungan atau bullying dokter yang masuk ke dalam data Kemenkes.

"Jadi yang masuk ke dalam kanal pengaduan itu 1.500 laporan, tetapi kemudian kan kita harus verifikasi apakah 1.500 itu betul-betul perundungan karena kan ini sifatnya sangat subjektif. Dari 1.500 itu, 540-nya yang betul-betul terkategori masuk dalam kasus perundungan," kata Nadia saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (3/9/2024).

Nadia menyampaikan hal tersebut untuk merespons kasus dugaan perundungan pada PPDS terhadap mahasiswi Jurusan Anestesi Universitas Diponegoro (Undip) dokter Aulia Risma Lestari. Ia juga menyampaikan, dari 542 kasus perundungan tersebut, 221 di antaranya terjadi di beberapa rumah sakit (RS) vertikal yang ada di bawah Kemenkes.

"Itu ada di RS M Djamil Padang, RS Mohammad Hoesin Palembang, RS Adam Malik Medan, bahkan di RSCM Jakarta juga ada, kemudian RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, RS Kariadi Semarang, RS Wahidin Sudirohusodo Makassar, RS Kandou Manado, hampir semua rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan di mana memang rumah sakit ini menjadi wahana pendidikan dari sebagian besar pendidikan dokter spesialis," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler