Kesaksian Terakhir Sandera Israel Sebelum Tewas, Salahkan Serangan Zionis

Para tawanan mengaku terus dibombardir oleh Israel.

.AP Photo/Ariel Schalit
Warga ditahan dalam protes yang menyerukan kesepakatan senjata untuk segera pembebasan sandera yang ditahan di Jalur Gaza di Tel Aviv, Israel, Ahad, 1 September 2024.
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, Kesaksian mengejutkan terungkap oleh sandera warga Israel sebelum dilaporkan tewas. Tahanan Israel Almog Sarosi mengatakan dia dan tahanan lainnya menjadi sasaran serangan Israel di Jalur Gaza, dalam sebuah video yang dirilis Jumat oleh Brigade Izz ad-Din al-Qassam Hamas. Demikian kantor berita Anadolu Agency melaporkan.

Baca Juga


Sarosi, 27, mengatakan dia ditahan pada 7 Oktober, bersama istri dan teman-temannya saat sebuah festival di kota Reim. Dalam video yang diambil sebelum kematiannya, Sarosi menggambarkan kondisi kehidupan yang keras tanpa akses terhadap makanan, air atau listrik.

Dia mengatakan para tawanan terus-menerus dibombardir. “Saya dan tahanan Israel lainnya menjadi sasaran serangan dan pemboman,” katanya.

Dia menuduh otoritas dan militer Israel mengabaikan para sandera. “Kami meminta bantuan, dan Anda mengatakan kepada kami, ‘Tolonglah diri Anda sendiri, tidak ada yang menyelamatkan Anda.’ Itulah sebabnya kami ditangkap.”

Sarosi mendesak masyarakat Israel untuk melakukan protes. “Hidup kami ada di tangan Anda, jadilah kuat dan turun ke jalan untuk berdemonstrasi.”

Tanggal pasti rekaman itu tidak diberikan. Namun kematian enam sandera yang ditemukan di terowongan belum lama ini telah memicu kemarahan di Israel. Ratusan ribu demonstran turun tangan.

Organisasi buruh pun menggelar pemogokan sebagai bentuk protes terhadap rezim Zionis yang mengabaikan nasib para sandera.  Hingga kini kesepakatan perdamaian di Gaza belum juga tercapai. Demikian juga upaya untuk pembebasan sandera. 

Israel terus melakukan serangan ke Jalur Gaza dan operasi di Tepi Barat. Pada Kamis (6/9/2024),  warga AS-Turki, Aysenur Ezgi Eygi (26 tahun), tewas setelah terluka parah saat berpartisipasi dalam protes terhadap perluasan permukiman ilegal Israel di kota Beita, selatan Nablus. Demikian dilaporkan Wafa Palestina.

Seorang aktivis yang bersama Eygi mengatakan kepada Middle East Eye bahwa dia dan relawan lain dari Gerakan Solidaritas Internasional menghadiri demonstrasi pekanan di Beita.

Aktivis tersebut mengatakan mereka mundur dari tentara yang menembakkan gas air mata ke arah massa. Kemudian dua butir peluru tajam ditembakkan ke arah kelompok tersebut. Salah satunya mengenai kepala Eygi.

“Ketika dia ditembak, dia berdiri di sana dan tidak melakukan apa pun bersama seorang perempuan lainnya. Itu adalah tembakan yang disengaja karena mereka menembak dari jarak yang sangat, sangat, sangat jauh,” kata aktivis yang tidak mau disebutkan namanya itu.

"Itu adalah tembakan yang disengaja ke kepala."

Tentara Israel mengkonfirmasi insiden tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka membalas dengan tembakan ke arah penghasut utama para aktivitas kekerasan yang melemparkan batu ke arah pasukan

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler