Siapakah Maher Al-Jazi? Sopir Truk Misterius Pembunuh Tiga Petugas Keamanan Israel?

Penembak Petugas Israel merupakan anggota klan berpopulasi seperempat juta di Jordan.

Ist
Paspor Maher Al-Jazi dan Mashoud Haditha Aljazi
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Dalam Negeri Yordania mengumumkan, seorang pengemudi truk asal Yordania melepaskan tembakan di Jembatan Allenby (Jembatan King Hussein di Yordania dan Karameh Crossing di Palestina), menewaskan tiga warga Israel. Sementara itu, pelaku penembakan diketahui meninggal. Jenazah yang bersangkutan sedang dikoordinasikan untuk diterima di Amman.

Baca Juga


Kementerian tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa investigasi awal terhadap insiden penembakan di sisi lain Jembatan King Hussein mengonfirmasi bahwa pelaku penembakan adalah seorang warga negara Yordania bernama Maher Diab Hussein Al-Jazi. Maher merupakan penduduk daerah Al-Hussainiya di Gubernuran Ma'an, selatan Amman.

Kementerian menekankan, insiden tersebut merupakan tindakan individu. Sementara itu, pihak berwenang sedang melakukan penyelidikan untuk mengetahui semua detail insiden tersebut. Kementeria pun mengungkapkan, koordinasi sedang berlangsung antara otoritas terkait untuk menerima jenazah pelaku operasi sehingga dapat dimakamkan di Yordania, dilaporkan yamanshabab.

Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa “semua pengemudi Yordania yang diselidiki (oleh pihak berwenang Israel) setelah insiden tersebut telah dibebaskan. Lebih dari 100 truk kembali ke Yordania secara berurutan pada Ahad ini.”

Kementerian tidak mengklarifikasi apakah truk-truk tersebut telah mengangkut kargo atau tidak. Kementerian tersebut mengakhiri pernyataannya dengan mengatakan bahwa pihak berwenang terkait juga menindaklanjuti masalah penutupan jembatan setelah insiden tersebut.

Pada Ahad pagi, tiga warga Israel tewas setelah terluka parah akibat tembakan di penyeberangan Allenby yang menghubungkan Tepi Barat yang diduduki dan Yordania.

Kementerian Dalam Negeri Yordania tidak menyebutkan motif di balik penembakan tersebut, namun insiden ini terjadi di saat Israel - dengan dukungan luas dari Amerika - telah melancarkan perang di jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu, menyebabkan lebih dari 40 ribu orang Palestina gugur dan terluka, sebagian besar di antaranya adalah anak-anak dan perempuan.

 

Siapakah Maher Al-Jazi?

 

Al-Jazi adalah salah satu keluarga utama di wilayah Badia selatan Yordania. Klan tersebut merupakan salah satu keluarga dan klan dari suku Huwaitat, yang populasinya melebihi seperempat juta warga Yordania.

Media lokal bergegas memverifikasi identitas, asal-usul, dan asal-usul martir Yordania tersebut. Data menunjukkan bahwa nama pelaku  adalah Maher Dhiyab Hussein Al-Jazi Al-Huwaitat yang berusia (39 tahun).

Setelah memeriksa akun tidak resmi, ia digambarkan sebagai seorang pensiunan atau perwira yang diberhentikan dari Kepolisian Kerajaan Yordania. Dia tinggal bersama ibunya di daerah Al-Hussainiya di dekat kota Ma'an di selatan negara itu.

Warga Yordania bergegas ke platform media sosial untuk mengumumkan kegembiraan mereka atas operasi Lembah Yordan. Sementara itu, platform media sosial dipenuhi dengan makna dan pesan yang mendalam yang mengatakan bahwa “Al-Nashmi Ibn Al-Jazi” adalah cucu pahlawan Pertempuran Karameh, almarhum Jenderal Yordania terkemuka Mashhood Haditha Al-Jazi, yang bertempur dengan pasukan Yordania dalam “Pertempuran Karameh” lebih dari setengah abad yang lalu. Hal tersebut mencatat apa yang dapat digambarkan sebagai kemenangan militer Arab pertama melawan Israel.

Nama-nama klan Al-Jazi dan Al-Huwaitat yang berada dalam ingatan orang Yordania dinilai dapat menjadi simbolisme politik yang menarik terkait dengan Pertempuran Al-Karamah.

Untuk mengenang Al-Jazi, permen dan air dibagikan di pusat Kota Hebron dan Gaza dengan semangat “martir Yordania yang heroik”.  

Banyak warga Yordania bersumpah, melalui platform media sosial, dalam beberapa jam, bahwa akan ada lebih banyak martir di jalan menuju pembebasan Yerusalem dan Palestina.

Operasi ini memiliki implikasi spasial, nasional, dan politik yang mendalam, terutama karena operasi ini merupakan operasi pertama yang dilakukan oleh pejuang perlawanan Yordania yang gugur sebagai martir di depan umum dan di depan tentara pendudukan Israel, dan mampu menewaskan tiga tentara di perlintasan yang disebut Al-Karamah.

Platform yang berafiliasi dengan suku Huwaitat mengatakan bahwa anggota suku tersebut akan mengadakan pernikahan untuk syuhada tersebut setelah persetujuan resmi atas identitasnya dikeluarkan, yang hingga saat ini belum diumumkan secara resmi.

Sementara itu, gerakan Hamas bergegas untuk berkabung atas kematian sang martir dan mengancam Israel dengan lebih banyak lagi, di saat Operasi Martabat membangun serangkaian komplikasi yang sangat dalam dalam hubungan Yordania-Israel dan hubungan Palestina-Yordania.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler