Indonesia dan Jerman Lanjutkan Kerja Sama Pengembangan Energi Terbarukan
Transisi energi merupakan kunci untuk mencapai target iklim global.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia terus mengakselerasi proses transisi energi guna mencapai target emisi nol bersih pada 2060 atau lebih cepat. Salah satu upaya itu dilakukan dengan melanjutkan kerja sama dengan Jerman di sektor ketenagalistrikan, khususnya dalam pengembangan energi terbarukan.
Pada Rabu (11/9/2024), dilakukan penandatanganan pembaruan MoU serta dua Perjanjian Hibah antara PT PLN (Persero) dan mitra Jerman, GIZ dan KfW, di Jakarta, dalam rangkaian acara Indonesia Sustainable Energy Week (ISEW) 2024.
Kolaborasi antara Jerman dan Indonesia dalam pembangunan berkelanjutan telah berkembang selama lebih dari empat dekade. Sejak saat itu, kolaborasi ini berkembang, mencakup berbagai inisiatif yang banyak diantaranya bertujuan untuk mencapai target energi terbarukan yang ambisius di sektor kelistrikan Indonesia.
Sejak dimulainya kerja sama lebih dalam di bidang ketenagalistrikan pada tahun 2016, Indonesia dan Jerman melalui GIZ, KfW, dan PLN bekerja sama dalam berbagai inisiatif untuk mendukung transisi energi di Indonesia. Kerja sama ini mencakup pembiayaan proyek-proyek energi terbarukan, pengembangan jaringan transmisi, distribusi, serta peningkatan kapasitas teknis dan pelatihan untuk staf PLN.
"Kerja sama ini sangat berharga bagi PLN, karena telah mendukung kami dalam upaya mempercepat transisi energi dan dekarbonisasi sistem kelistrikan. Dengan kolaborasi ini, kami yakin Indonesia dapat mencapai target energi terbarukan dengan tetap memastikan pasokan listrik yang handal dan terjangkau. Mari bersama-sama kita bergotong royong untuk mendukung kemajuan listrik dari energi bersih di Indonesia," kata Direktur Manajemen Risiko PT PLN (Persero) Suroso Isnandar.
Selain PLN, GIZ dan KfW juga memberikan kontribusi besar dalam memperkuat transisi energi di Indonesia. “Kami bangga dapat berkolaborasi dengan PLN untuk mengakselerasi integrasi energi terbarukan yang lebih besar ke dalam sistem ketenagalistrikan Indonesia dan dukungan dalam proyek-proyek energi terbarukan yang memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Indonesia," kata Direktur Program Energi GIZ Indonesia/ASEAN Lisa Tinschert.
Tinschert menegaskan transisi energi merupakan kunci untuk mencapai target iklim global dan memastikan pasokan energi yang adil dan berkelanjutan. Sementara itu, Direktur KfW di Indonesia Burkhard Hinz menegaskan KfW telah mendukung berbagai inisiatif terkait sistem ketenagalistrikan di Indonesia selama lebih dari empat dekade.
Ia mengatakan KfW terus mendukung PLN dan Pemerintah Indonesia (GoI) untuk mendekarbonisasi dan memodernisasi sektor energi di Indonesia serta berkontribusi pada pencapaian target JETP yang disepakati dengan International Partner Group.
"Dengan penandatanganan perjanjian hibah hari ini, kami berharap dapat terus berpartisipasi dalam langkah untuk transisi energi yang berkeadilan," kata Hinz.
Kolaborasi kajian teknis antara PLN dan GIZ menghasilkan berbagai capaian penting, termasuk kajian tekno-ekonomi perencanaan ketenagalistrikan di Selayar yang mendukung terwujudnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid Selayar milik PLN yang telah beroperasi pada tahun 2022. PLTS Hybrid tersebut berhasil menghemat biaya operasional sebesar 16,5 miliar rupiah per tahun.
Selain itu, kerja sama ini juga telah melatih lebih dari 350 staf PLN terkait dengan operasi dan perencanaan sistem ketenagalistrikan yang lebih ramah lingkungan. KfW dan PLN berkomitmen untuk terus memperkuat kerja sama di bidang energi bersih melalui dukungan finansial, pelaksanaan studi, dan capacity development bagi PLN, melalui berbagai instrumen dan program seperti Energy Transition Acceleration Program dan Just Energy Transition Partnership.
Di sisi lain, pembaruan MoU antara GIZ dan PLN untuk lima tahun ke depan, menandakan kelanjutan komitmen bersama dalam mendukung pengembangan energi bersih yang berkelanjutan di Indonesia.