PCNU Depok Tolak Muktamar Luar Biasa Ganti PBNU

Muncul gerakan dari Presidium akan menggelar muktamar luar biasa NU pada Oktober 2024

Antara
Ketua PCNU Kota Depok KH Achmad Solechan menolak muktamar luar biasa (MLB) NU.
Rep: Antara Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Depok, Jawa Barat, menolak tegas munculnya desakan muktamar luar biasa (MLB) untuk mengganti Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU). Ketua PCNU Kota Depok KH Achmad Solechan,  mengatakan MLB sama halnya dengan melukai Khidmat Perjuangan NU.

Baca Juga


Dia menjelaskan, Khidmat Perjuangan NU berarti mengikuti garis-garis atau panduan nilai-nilai yang telah diputuskan menjadi tradisi di NU. Di antaranya, nilai  tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), tasamuh (toleransi), dan i'tidal (lurus).

Sebagai jam'iyyah yang selalu mengedepankan akhlakul karimah dan adab, kata Achmad, ketika ada perbedaan pendapat bisa diselesaikan dengan cara dialog atau tabayun. Karena itu, ia tak setuju jika ada masalah di PBNU solusinya adalah menggelar MLB.

Dia menegaskan, rencana MLB yang diinisiasi oleh kelompok yang menamakan Presidium MLB NU dengan menggelar MLB NU pada awal Oktober 2024, tidak bisa dibenarkan. Achmad malah menuding, kegiatan semakin membuat kegaduhan yang membingungkan umat.

Pasalnya, langkah tersebut dilakukan oleh sekelompok orang dan sudah tidak sesuai dengan AD-ART. "Mari jaga marwah organisasi tercinta ini. MLB ini hanya akan melukai dan menodai jamiyah NU. Jadi, penolakan pada MLB harus terus digemakan," katanya di Kota Depok, Ahad (15/9/2024).

Achmad mengingatkan, apabila ada upaya ajakan dan gerakan wacana MLB, untuk menolak secara tegas. "PCNU Kota Depok menyatakan komitmen dan kesetiaan pada satu komando dengan PBNU. Tetap berkhidmat kepada NU dalam upaya memperjuangkan Aswaja dan menyebarkan Islam rahmatan lil Alamin," katanya.

Achmad juga menuding, keberadaan Presidium MLB NU hanyalah segelintir kelompok yang tidak bisa diakui. "Pengakuan Presidium yang mendapatkan dukungan dari PCNU dan PWNU adalah klaim belaka yang tanpa bukti, sebab, kalau sekadar komunikasi belum tentu sebuah dukungan," katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler