Macet Parah Puncak, Mau ke Jakarta Nyaris 24 Jam, Penumpang pada Masuk Angin
Seorang wisatawan dilaporkan meninggal dunia akibat kelelahan saat berlibur di Puncak
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Liburan panjang akhir pekan membuat jalur Puncak, Bogor, macet parah. Para pengendara harus menempuh belasan jam untuk mencapai tujuan, baik yang mau menuju atau balik dari puncak.
Salah satu pengunjung yang juga merasakan macet parah tersebut adalah Yoga, warga Kota Depok. Yoga menuturkan, ia bersama keluarga besar di Rukun Tetangga berangkat dari Wisma Kemenaker di Ciloto, Ahad sekitar pukul 13.30. Total ada dua bus yang mengangkut para penumpang berlibur.
Dari pukul 15.00-19.30, jalanan sudah merayap karena tertahan oleh penutupan jalur turun. "Kendaraan hanya boleh ke arah atas (puncak)," ujarnya kepada Republika
Pada pukul 19.30 sampai sekitar pukul 09.00 pagi anak-anak mulai revel. Penumpang banyak yang masuk angin, dan sepanjang jalan cari-cari toilet di warung dan masjid. "Sekitar pukul 09.00 baru sampai simpang gadog dan jalanan baru lancar," ujarnya.
Namun para penumpang memilih istirahat terlebih dahulu untuk mencari sarapan. "19 jam setelah berangkat, sudah enggak macet, tapi semua penumpang lapar."
Di media sosial X, macet parah puncak viral. "Puncak jera si udah bukan macet lagi, udah mati jalannya berangkat maghrib jam 2.30 belum sampe tujuan, sampe jadi petugas jalanan dadakan,pambelt pad putus, mogok,mesin jebol," kicau seorang warganet yang membagikan pengalamannya di X.
Dari foto yang diunggah, terlihat motor yang tidak bisa berjalan. Demikian juga mobil yang tidak bisa bergerak.
Korban meninggal
Seorang wisatawan berjenis kelamin perempuan asal Bambu Apus Jakarta Timur berinisial NM (56) meninggal dunia diduga kelelahan saat berlibur di kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Bogor AKP Rizky Guntama di Ciawi, Senin, mengungkapkan bahwa NM meninggal dunia saat hendak pulang usai berwisata dari Agro Wisata Gunung Mas, Cisarua, pada Minggu (15/9) malam.
"Ketika selesai dari wisata argo naik bus merasakan pusing, kemudian sesak nafas, setelah itu ke luar busa, ketika dievakuasi ke masjid, meninggal dunia di masjid, gitu ceritanya," ungkap Rizky.
Ia mengungkapkan, saat itu bus yang ditumpangi NM masih berada di area Agro Wisata Gunung Mas, sehingga proses evakuasi dapat berjalan mudah. NM dievakuasi dari bus ke masjid yang ada di Agro Wisata Gunung Mas.
Rizky menduga wanita paruh baya itu memiliki penyakit bawaan atau komorbid. Ia pun memastikan NM meninggal dunia bukan karena sulitnya melakukan evakuasi atas terjadinya kemacetan.
"Bukan bukan, bukan karena evakuasi di jalan, bukan. Tapi ketika dievakuasi ke masjid, meninggal dunia di masjid," ujarnya.
Satlantas Polres Bogor mencatat sebanyak 140 ribu kendaraan mulai dari roda dua hingga roda enam melintas di jalur wisata Puncak selama 24 jam pada Minggu (15/9).
Sementara, Kepala urusan pembinaan operasi (KBO) Satlantas Polres Bogor Iptu Ardian menjelaskan pihaknya memberlakukan rekayasa lalu lintas di jalur wisata Puncak, selama libur panjang peringatan Maulid Nabi Muhammad.
Ia menerangkan rekayasa lalin yang diterapkan yaitu berupa sistem ganjil genap kendaraan dan sistem satu atau atau one way.
"Untuk pelaksanaannya kami laksanakan secara situasional, melihat perkembangan dan peningkatan volume kendaraan yang masuk," ungkap Ardian.
Ia menyebutkan peningkatan arus kendaraan di jalur wisata Puncak pada libur panjang kali ini cukup tinggi.