Epik, Maulid Nabi di Kampung Islam Bali tak Berhenti Meski Hujan Turun Lebat

Masyarakat tetap semangat mengikuti rangkaian acara maulid.

Antara/Fikri Yusuf
Sejumlah anak berebut uang yang dibagikan warga saat kegiatan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di kawasan Kepaon, Denpasar, Bali, Selasa (19/10/2021). Warga setempat memeriahkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan melakukan sejumlah tradisi seperti menyusun telur yang disusun pada
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR — Sekitar seribuan Muslim di kawasan Kampung Islam Kepaon, Bali, menyemarakkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di tengah hujan lebat yang mengguyur Kota Denpasar.

Baca Juga


Ketua Umum Yayasan Masjid Al-Muhajirin Kampung Islam Kepaon Fathurrahim mengatakan masyarakat tetap semangat mengikuti rangkaian meskipun sejak malam hujan tak henti-hentinya turun.

“Kalau jumlahnya seluruh warga hadir, lebih dari 500 atau sekitar 1.000an, ramai dari awal, kebetulan saya tadi pagi sambutan Pawai Ta’aruf, alhamdulillah atensi dan semangatnya masyarakat,” katanya di Denpasar, Senin (16/9/2024)

Fathurrahim mengatakan, antusiasme ini tetap terjaga dari tahun ke tahun, dimana kali ini mereka mengangkat tema "Semangat Persatuan dan Kecintaan Kepada Rasulullah". Perayaan maulid nabi juga membuktikan kehadiran masyarakat hingga tokoh Hindu sebagai bentuk semangat kebersamaan.

Umat Islam makan bersama dalam satu wadah saat berbuka puasa pada tradisi Megibung di Masjid Al-Muhajirin, Kampung Islam Kepaon, Denpasar, Bali, Kamis (21/3/2024). Tradisi makan bersama khas adat masyarakat Bali tersebut digelar tiga kali selama bulan puasa Ramadhan untuk memperkuat rasa persaudaraan. - (ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo)

Di tengah sisa hujan pagi tadi, masyarakat, terutama anak muda melakukan Pawai Ta’ruf, masyarakat Kampung Islam Kepaon juga menyiapkan sejumlah bale suji yang berisi total mencapai 6.000 butir telur dengan hiasan bunga indah berwarna-warni.

“Simbol telur maknanya seperti apapun telur itu diracik, dibungkus sedemikian rupa, itu tidak mengubah esensinya, dia tetap telur, demikian juga manusia apapun keadaan kita, jabatan, kedudukan tetap manusia,” ujarnya.

Selain mengelilingi kampung sekitar 1 kilometer di tengah hujan, masyarakat dihibur dengan pertunjukan Tari Rodat, tarian khas Muslim Kepaon yang tidak pernah absen dalam setiap upacara keagamaan, bahkan ditarikan dalam sejumlah kegiatan puri di Bali.

Tarian yang berdurasi 20-30 menit tersebut irama dan gerakannya menggambarkan kebersamaan dan kekompakan, menjadi pemantik agar masyarakat selalu kompak dalam meneladani hal-hal positif.

“Tarian khas sudah ada sejak sebelum tahun Hijriah, sebagai tolak ukur berdirinya Kampung Islam Kepaon, ini dilestarikan sampai saat ini,” kata dia.

Setelah pementasan Tari Rodat dan pawai bale suji, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dilanjutkan dengan khitanan massal, dimana setidaknya 20 anak sudah terdaftar.

Fathurrahman mengatakan menjelang sore nanti setelah ceramah berakhir, akan dilakukan pembagian ribuan butir telur untuk mengakhiri peringatan ini.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler