Saat Alquran Mengungkap Besarnya Potensi Nuklir di Lautan
Dengan teknologi nuklir yang aman, laut akan mencukupi kebutuhan energi di dunia.
REPUBLIKA.CO.ID, Sejak lama, lautan dianggap memiliki kekuatan magis. Orang Yunani percaya jika Poseidon adalah dewa penguasa laut. Orang Hindu menganggap jika ada dewa penguasa laut bernama Hyang Baruna. Di pesisir selatan, masih banyak yang mempersembahkan sesajen untuk Nyai Roro Kidul. Alquran mendobrak tahayul dan khurafat tersebut. Alquran mengatakan, laut memang punya potensi besar tetapi untuk dimanfaatkan bukan disembah.
Buktinya, salah satu objek yang disebutkan Allah saat bersumpah pada banyak ayat Alquran yakni lautan. Salah satunya ada dalam Surah at-Thur ayat 6.
وَالْبَحْرِ الْمَسْجُوْرِۙ
Wal-baḥril-masjụr
Dan demi laut yang di dalam tanahnya ada api,
Sebagian besar ahli tafsir mengungkap jika ayat tersebut bercerita tentang kejadian pada Hari Kiamat. Di hari itu, lautan akan dipanaskan hingga menggolak. Hal tersebut sesuai dengan Surat At-Takwir ayat 6: “Dan apabila lautan dipanaskan”.
Bambang Pranggono dalam Percikan Sains dalam Alquran mengutip penjelasan Rachel L. Carson, seorang pakar biologi kelautan dari John Hopkins university. Carson mengungkapkan, lautan adalah gudang mineral terbesar di bumi. Lautan mengandung 50 ribu triliun ton garam mineral. Mineral tersebut mengalir dari daratan ke laut melalui sungai sepanjang masa.
Laut pun memiliki kawah berapi di dasarnya yang mengalir borium, sulfur, yodium dan chlor. Air laut mengandung sodium chlorida dan potassium sulfat, sejenis garam yang diperlukan oleh industri. Logam seperti tembaga, lithium, bromium dan magnesium bisa dihasilkan dari air laut.
Halaman selanjutnya ➡️
Untuk menjelaskan adanya api di lautan, Bambang Pranggono mengungkap, hal tersebut kemungkinan merupakan isyarat untuk sumber energi panas. Lautan mengandung 10 triliun ton deuterium, sejenis isotop hidrogen yang kelebihan neutron di inti atomnya.
Deuterium ini mudah dipisahkan dari air laut. Unsur kimia tersebut pun bisa menjadi bahan bakar utama bagi reaktor pembangkit energi sistem nuklir fusion, proses yang disebut lebih aman dibanding nuklir fission karena tidak mengeluarkan debu radioaktif yang berbahaya.
Panas yang ditampug kemudian menjadi uap yang akan memutar dinamo pembangkit listrik. Proses nuklir fusion ini berlangsung di matahari yang menghasilkan energi panas bagi planet-planet di sekitarnya. Dengan teknologi nuklir yang aman, laut akan mencukupi kebutuhan energi panas sedunia yang bisa menggantikan minyak bumi. Energi fosil yang kini sedang berupaya ditekan mengingat dampaknya terhadap perubahan iklim.
Bagi Bambang Pranggono, minyak bumi pada awalnya memang bisa menjawab sumpah Allah mengenai energi panas dalam lautan. Minyak bumi merupakan fosil tumbuh-tumbuhan dan binatang laut purba yang berproses terurai selam amasa yang panjang. Alhasil, minyak bumi pun merupakan produk dari lautan.
“Dan Dialah yang menundukkan lautan agar dapat kamu makan daging segar daripadanya, dan dapat kamu keluarkan perhiasan daripadanya untuk dipakai, dan kapu lihat kapal berlayar diatasnya dan agar dapat kamu cari lagi kelebihannya, dan agar kamu bersyukur. (QS An-Nahl: 14).
Energi alternatif...
Halaman selanjutnya ➡️
Selama bertahun-tahun, minyak bumi kerap menjadi alasan manusia untuk berperang. Padahal, jika manusia mau mencari energi alternatif, Allah telah menyediakan energi tersebut tanpa batas. Berpuluh-puluh ayat Alquran menyebut kata laut dan lautan. Padahal, ayat tersebut diturunkan di jazirah tandus yang jauh dari pantai. Demikian kemukjizatan Alquran.
Laut merupakan masa depan hidup manusia. Selain nuklir, laut pun menjadi gudang protein raksasa yang luasnya mencapai tiga perempat daratan. Hal tersebut juga kerap disebut dalam tafsir Alquran bahwasanya laut menyediakan ikan segar, mutiara dan transportasi manusia. Meski demikian, manusia seyogyanya menggali lagi potensi lautan karena ada kalimat tambahan dalam QS An-Nahl ayat 14 tersebut.
Walitabtaghu min fadhlihi
Dan agar kamu dapat mencari kelebihannya lagi.