Jubir: Istana Garuda IKN Berpotensi Seperti Gedung Putih Amerika Serikat
Pemerintah membuka Istana Garuda di IKN buat umum.
REPUBLIKA.CO.ID, NUSANTARA -- Pembangunan Ibu kota Nusantara terus dijalankan. Juru Bicara (Jubir) OIKN Troy Pantouw menilai Istana Negara Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN) memiliki potensi seperti White House atau Gedung Putih Istana Presiden Amerika Serikat (AS) di Washington DC yang ramah untuk umum/publik atau bisa dikunjungi oleh masyarakat.
"Saat ini kami baru membuka akses kunjungan hanya sampai di Plaza Seremoni, tapi tidak menutup kemungkinan bakal terbuka seperti White House," kata Jubir OIKN Troy saat ditemui di Kota Nusantara, Selasa.
Saat pertama kali Plaza Seremoni dan Taman Kusuma Bangsa Nusantara dibuka untuk umum pada Senin (16/9), jumlah pendaftar melalui aplikasi begitu tinggi. Padahal satu hari hanya dibatasi sebanyak 300 orang.
Namun demikian, masyarakat yang ingin mengunjungi dua lokasi tersebut tidak perlu kecewa, karena masih ada kesempatan kunjungan di hari berikutnya, yakni harus daftar lagi melalui aplikasi IKNOW karena kesempatan ini dibuka setiap hari.
Troy juga menyampaikan, dari OIKN dan pemangku kepentingan lainnya juga sudah memikirkan paket tur langsung ke Istana Negara, terlebih saat ini OIKN sudah membuka akses untuk warga melihat secara langsung karya anak bangsa tersebut.
Kendati demikian, menurut Troy untuk merealisasikan itu tentu membutuhkan waktu yang tidak sebentar, masih diperlukan kajian lagi agar semua aman dan lancar.
"Masyarakat bisa ke IKN ini merupakan hal yang masih sangat baru, sedangkan mereka saja (pihak Whita House) butuh berapa periode, baru dibuka untuk masyarakat umum," ujar Troy.
Saat ini, ujar Troy lagi, pihaknya masih membuka lokasi Ibu Kota masa depan Indonesia ini untuk umum dengan berbagai keterbatasan karena secara umum IKN masih dalam tahap pembangunan.
Kondisi ini tentu berdampak dengan terbatasnya jumlah pengunjung yang bisa langsung menjelajah Kota Nusantara, tepatnya untuk sementara hanya di Plaza Seremoni dan Taman Kusuma Bangsa.
"Untuk kunjungan publik pun hanya 300 orang, kami mempertimbangkan berbagai hal, salah satunya proses pembangunan yang terus berjalan agar tidak terganggu, kami juga terus melakukan evaluasi," ujarnya.
Dia mengemukakan bahwa saat ini IKN masih berfokus pada pembangunan di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), yakni merujuk pada konsep perencanaan awal pembangunan, setelah itu baru dikembangkan ke hal lain, termasuk aspek keamanan bila ke istana negara.
Dalam waktu dekat kata dia, agar IKN benar-benar bisa menjadi magnet wisatawan, maka hal yang akan dikembangkan adalah destinasi wisata pendukung di luar KIPP.
"Tentu saja hal ini akan kami upayakan secepatnya, saat ini untuk lokasinya sedang dikembangkan, kita ikuti prosesnya dulu. Jika semua siap, langsung bergerak," katanya.