Serang Kapal Pro Israel, Bom Tel Aviv, Kini Houthi Dapat Tawaran Menggiurkan dari AS

Houthi mengeklam AS menawarkan pengakuan terhadap kelompok itu jika setop menyerang.

AP Photo/Osamah Abdulrahman
Gerakan Houthi.
Rep: Thr Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Seorang anggota senior kelompok pemberontak Houthi mengeklaim pada Senin bahwa AS telah menawarkan untuk mengakui pemerintahan mereka di Sanaa.

Baca Juga


Lobi-lobi pengakuan itu ditawarkan dalam upaya untuk menghentikan serangan Houthi terhadap pengiriman logistik suplai Israel di Laut Merah. 

Pernyataan pejabat Houthi itu muncul sehari setelah rudal balistik yang ditembakkan dari Yaman mencapai Israel tengah untuk pertama kalinya. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan Israel akan memberikan harga mahal kepada gerakan tersebut atas serangan itu. 

"Selalu ada komunikasi setelah setiap operasi yang kami lakukan," ujar Mohammed al-Bukhaiti, seorang anggota biro politik gerakan Houthi, kepada Aljazirah Mubasher TV dilansir dari Times of Israel. 

Namun seorang pejabat AS, yang berbicara dengan syarat anonim, menyebut pernyataan itu hanyalah rekayasa.

Secara terpisah, seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS mengatakan, propaganda Houthi jarang sekali benar dan tak layak diberitakan. Liputan seperti ini justru memberikan ruang pada misinformasi mereka.

Namun Al-Bukhaiti lagi-lagi mengeklaim bahwa tawaran setelah serangan tersebut mencakup beberapa dari AS dan Inggris yang disampaik secara tidak langsung melalui mediator. 

 

Houthi telah menembakkan lebih dari 220 rudal balistik, rudal jelajah, dan pesawat nirawak ke Israel selama 11 bulan terakhir — sebagian besar ke arah kota paling selatan Eilat — dengan mengklaim bahwa mereka melakukannya sebagai bentuk solidaritas dengan rakyat Gaza di tengah perang Israel melawan kelompok Hamas.

Sebagian besar proyektil kelompok tersebut telah dicegat atau meleset dari sasarannya.

Menurut penyelidikan Angkatan Udara Israel, rudal Houthi yang diluncurkan pada hari Minggu terkena rudal pencegat, tetapi tidak hancur total, pecah di udara dan menyebabkan kerusakan ringan karena pecahan peluru yang jatuh.

Houthi mengklaim rudal tersebut hipersonik, tetapi penyelidikan Israel menemukan bahwa itu tidak benar.

Setelah peluncuran rudal tersebut, Netanyahu memperingatkan bahwa Houthi seharusnya sudah tahu sekarang bahwa Israel akan memberikan harga yang mahal untuk setiap upaya untuk menyakiti negara Zionis itu. 

Serangan nirawak

Houthi bukan kali pertama menyerang Israel.  Pada Juli lalu, Houthi melancarkan serangan nirawak yang menghujam langsung kota Tel Aviv dan menewaskan seorang pria. 

Israel membalas dengan serangan ke pelabuhan utama yang dikuasai Houthi, Hudaidah. 

Selain serangan terhadap Israel, kelompok yang didukung Iran tersebut juga terus melancarkan serangan terhadap kapal-kapal yang mereka katakan terkait atau terikat dengan Israel, meskipun banyak dari kapal yang menjadi sasaran tidak memiliki hubungan yang jelas dengan Israel.

Houthi telah merusak lebih dari 80 kapal dalam serangan rudal dan pesawat nirawak sejak November, menenggelamkan dua kapal, menyita satu kapal lagi, dan menewaskan sedikitnya tiga awak kapal.

Yaman telah terlibat dalam perang saudara selama bertahun-tahun. Pada tahun 2014, Houthi menguasai ibu kota, Sanaa, dan menggulingkan pemerintah yang diakui secara internasional. Pada bulan Januari, Amerika Serikat kembali memasukkan Houthi ke dalam daftar kelompok teroris.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler