Menteri Erick Resmikan Kantor Baru Teknologi Informasi Bank Mandiri
Menurut Erick Thohir, pendirian gedung khusus divisi IT perbankan menjadi krusial.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir meresmikan Mandiri Digital Tower sebagai kantor baru untuk bagian teknologi informasi PT Bank Mandiri Tbk. Dia menyampaikan, peresmian gedung 32 lantai itu menjadi wujud komitmen perseroan untuk menunjang operasional bisnis melalui transformasi digital.
"Digitalisasi sekarang menjadi kunci kita untuk menjadi sebuah persaingan, dan tentu cyber security menjadi sebuah hal yang harus dimaksimalkan sebelum dikembangkan," kata Erick dalam konferensi pers peresmian Mandiri Digital Tower di Grogol Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (18/9/2024).
Dalam konferensi pers, Erick menyampaikan, pendirian gedung khusus untuk divisi IT perbankan menjadi krusial di tengah era digitalisasi saat ini. Menurut dia, kemajuan teknologi dapat memberikan manfaat sekaligus ancaman. Ancaman dari teknologi, ia contohkan, seperti adanya ledakan penyeranta (pager) massal yang terjadi di Lebanon.
"Kita bisa lihat pemberitaan beberapa hari terakhir, pager pun bisa dipakai untuk alat membunuh. Itu (pager) meledak bersama, dan tadi Bank Mandiri juga presentasi ke saya, di kurun waktu 25 jam ada dua miliar serangan (siber)," ucap Erick.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi merinci, Mandiri Digital Tower memiliki luas 1,5 hektare dengan 32 lantai. Gedung itu nantinya diisi oleh sekitar 4.400 staf IT Bank Mandiri.
Mandiri Digital Tower memiliki beberapa fasilitas mulai dari command center, perkantoran, hingga EV charging station. Mandiri Digital Tower juga menjadi gedung Bank Mandiri pertama yang mendapatkan klasifikasi platinum untuk konsep green building. Darmawan mengatakan, gedung tersebut menelan investasi sekitar Rp 1,1 triliun.
"Ini merupakan bentuk totalitas kami dalam mengoptimalkan teknologi informasi sebagai tulang punggung pengembangan bisnis di masa depan, dan menjadi game changer dalam persaingan era digital ini," jelas Darmawan.
Namun, Darmawan memberikan catatan, gedung itu tidak menjadi tempat penyimpanan pusat data (data center). "Tapi semua perlengkapan tentunya enggak bisa semua ada di sini. Karena ada seperti misalnya data center, kemudian juga yang terkait dengan bisnis recovery center, itu ada beberapa tempat yang tidak bisa kita expose. Tapi memang untuk transformasi digital itu sebagian besar kapasitasnya ada di sini," kata Darmawan.