Alasan Rupiah Tiba-Tiba Menguat, Bahkan Diprediksi Melesat ke Bawah Rp 14 Ribu

Total modal asing masuk bersih ke SBN Rp 21,39 triliun, di saham Rp 51,85 triliun.

Dok Republika
Teller menghitung mata uang Dolar AS di kantor cabang Bank Muamalat Bintaro Jaya, Tangerang Selatan, Kamis (30/5/2024).
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rupiah kembali segar bugar bahkan dalam sentimennya menuju perkasa. Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat sempat dibuka meningkat, yang dipengaruhi pemotongan suku bunga masing-masing oleh Bank Indonesia (BI) dan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed.

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah menguat 136 poin atau 0,90 persen menjadi Rp15.103 per dolar AS, dari sebelumnya sebesar Rp15.239 per dolar AS.

"Rupiah hari ini diperkirakan melanjutkan penguatan di kisaran Rp15.180 sampai Rp 15.250 per dolar AS dipengaruhi oleh euforia penurunan suku bunga BI dan The Fed," kata Analis Bank Woori Saudara Rully Nova saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Rully menuturkan penguatan rupiah juga didukung oleh optimisme momentum pertumbuhan ekonomi yang akan tetap terjaga. Pada Rabu, BI mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6 persen.

Suku bunga deposit facility dan suku bunga lending facility juga turun 25 bps menjadi masing-masing 5,25 persen dan 6,75 persen. Sementara Bank Sentral AS atau The Fed menurunkan suku bunga Fed Funds Rate (FFR) sebesar 50 bps ke kisaran 4,75-5 persen.

Proyeksi penguatan rupiah hari ini juga dipengaruhi oleh optimisme berlanjutnya cut rate oleh The Fed sampai pada kisaran 4,25-4,50 persen sampai dengan Federal Open Market Committee (FOMC) Desember 2024.

Baca Juga


Rupiah juga menghijau karena aliran modal asing yang mengucur deras ke dalam negeri. Bank Indonesia (BI) mengatakan aliran modal asing masuk bersih di pasar keuangan domestik mencapai Rp25,60 triliun selama periode transaksi 17-19 September 2024.

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Jumat, menuturkan bahwa nilai tersebut terdiri dari aliran modal asing masuk bersih di pasar saham Rp 4,19 triliun, Surat Berharga Negara (SBN) Rp19,76 triliun, dan di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) Rp1,66 triliun.

Dengan demikian, sejak 1-19 September 2024, total modal asing masuk bersih di pasar SBN Rp 21,39 triliun, di pasar saham Rp 51,85 triliun, dan di pasar SRBI Rp186,85 triliun.

Sementara berdasarkan data setelmen sampai dengan 19 September 2024 pada semester-II 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp51,51 triliun di pasar saham, Rp55,34 triliun di pasar SBN dan dan Rp56,50 triliun di SRBI.

Kemudian, premi risiko investasi atau premi credit default swaps (CDS) Indonesia 5 tahun per 19 September 2024 sebesar 63,41 basis poin (bps), turun dibandingkan 13 September 2024 sebesar 67,46 bps.

Rupiah di awal perdagangan Jumat (20/9) dibuka pada level Rp15.100 per dolar AS, menguat daripada penutupan perdagangan Kamis (19/9) yang sebesar Rp15.230 per dolar AS. Indeks dolar AS melemah di level 100,61 di akhir perdagangan Kamis (19/9).

Imbal hasil atau yield SBN Indonesia tenor 10 tahun turun di 6,44 persen. Sedangkan imbal hasil surat utang AS alias US Treasury Note tenor 10 tahun naik ke level 3,713 persen.

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia.

 

Rupiah diproyeksi hingga ke bawah Rp 14 ribu.... (baca di halaman selanjutnya)
 

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi bahkan memprediksi dolar AS bisa melemah hingga di bawa Rp 13.700. 

"Siap-siap Rupiah akhir September ke Rp 14.700, saat ini sudah di Rp 15.090, nanti (bisa juga) kalau sudah di Rp 13.700," katanya kepada jurnalis, Jumat.

Ia juga memprediksi BI menurunkan suku bunga sampai akhir tahun sebesar 75-100 bps. Menurutnya, momentum penurunan suku bunga acuan BI ini diperkirakan mendukung pertumbuhan ekonomi agar tetap solid, terutama bagi industri perbankan.

Pelonggaran kebijakan moneter BI tersebut diperkirakan akan mendorong penurunan cost of fund, yang selajutnya akan mendorong penurunan suku bunga kredit. Tujuannya agar permintaan kredit bisa terdongkrak sehingga perekonomian kembali pulih dan membaik di masa transisi pemerintahan.

Sekadar informasi, pemangkasan suku bunga acuan ini adalah yang pertama sejak Februari 2021. Suku bunga BI sempat bertahan di level 3,5 persen sejak Februari 2021 sampai Juli 2022. Kemudian, kenaikan mulai terjadi pada Agustus 2022 hingga Agustus 2024 yang berada di level 6,25 persen.

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat menanjak didukung sentimen risk-on yang meningkat setelah pengumuman hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) Amerika Serikat (AS) September 2024.

Pada akhir perdagangan Jumat, rupiah naik 89 poin atau 0,58 persen menjadi Rp15.150 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.239 per dolar AS.

"Rupiah menguat didukung sentimen risk-on yang meningkat signifikan setelah pengumuman rapat FOMC September 2024," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Dalam pengumuman hasil FOMC tersebut, bank sentral AS atau The Fed memotong suku bunga Fed Fund Rate (FFR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5 persen.

Selain itu, The Fed juga memproyeksikan perekonomian AS tetap cukup solid, sehingga mengurangi antisipasi perlambatan ekonomi AS yang signifikan.

Josua menuturkan pemangkasan suku bunga kebijakan tanpa prospek perlambatan ekonomi yang signifikan mendorong sentimen risk-on di pasar keuangan global pada sesi Asia.

Pada perdagangan Kamis, mayoritas imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) turun 3-11 bps, menyusul pemangkasan suku bunga yang lebih agresif dari The Fed. Volume perdagangan obligasi pemerintah tercatat sebesar Rp35,02 triliun, lebih tinggi dari volume perdagangan Rabu yang sebesar Rp20,44 triliun.

Pada Rabu, kepemilikan asing atas obligasi Pemerintah Indonesia meningkat sebesar Rp3,60 triliun, sehingga totalnya menjadi Rp854 triliun, setara dengan 14,55 persen dari total yang beredar.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat melesat ke level Rp15.100 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp15.287 per dolar AS.

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler