AS Ikut Campur 'Perang' Israel-Lebanon, Biden: Kami Berusaha Menyelesaikan

Ribuan perangkat komunikasi meledak di Lebanon dan menewaskan 37 orang.

AP Photo/Susan Walsh
Presiden Joe Biden menyampikan pidato nasional dari Ruang Oval Gedung Putih, Washington, AS Rabu (24/7/2024).
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Jumat (20/9/2024) mengatakan bahwa upaya Washington untuk memulihkan ketenangan antara Israel dan Lebanon masih "belum selesai" sebelum penduduk di kedua sisi perbatasan dapat kembali ke rumah mereka dengan aman.

Baca Juga


"Kami terus berusaha, dan telah berusaha sejak awal, untuk memastikan bahwa baik warga di Israel utara maupun Lebanon selatan dapat kembali ke rumah mereka dengan aman," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih saat jadwal rapat kabinet.

"Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, seluruh tim kami bekerja sama dengan komunitas intelijen, berusaha menyelesaikannya. Kami akan terus melakukannya sampai selesai. Kami masih harus menempuh jalan yang panjang," tambahnya.

Komentar itu muncul setelah Israel melancarkan serangan udara di pinggiran Beirut selatan yang menurut otoritas Lebanon menewaskan 12 orang dan menyebabkan 66 lainnnya cedera, termasuk sembilan orang dalam kondisi kritis.

Israel mengatakan pihaknya menargetkan Ibrahim Aqil, kepala Unit Operasi Hizbullah dan komandan Pasukan Radwan. Hizbullah, yang beroperasi sebagai partai politik dan paramiliter di Lebanon, belum mengeluarkan komentar soal itu.

Serangan itu terjadi setelah ledakan ribuan perangkat komunikasi di seluruh Lebanon yang menewaskan 37 orang dan melukai lebih dari 3.235 lainnya antara Selasa dan Rabu. Setidaknya dua anak termasuk di antara mereka yang tewas akibat ledakan itu.

Pemerintah Lebanon dan Hizbullah menganggap Israel bertanggung jawab atas ledakan perangkat itu.

Ketika ditanya apakah masih realistis untuk mengharapkan kesepakatan gencatan senjata untuk mengakhiri perang Israel di Jalur Gaza yang terkepung, dan membebaskan para sandera yang ditahan di sana, Biden mengatakan bahwa pemerintahannya harus "tetap berusaha."

"Jika saya pernah mengatakan hal itu tidak realistis, maka saya sebaiknya pergi saja. Banyak hal yang tidak tampak realistis sampai kita menyelesaikannya. Kami harus terus berusaha," kata Biden.

sumber : ANTARA/Anadolu
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler