Approval Rating Jokowi Turun, tapi Masih di Atas 60 Persen
Penurunan kinerja Jokowi terjadi di mata pendukung Anies dan Ganjar.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingkat kepuasan (approval rating) kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) ternyata masih tinggi. Meski terjadi penurunan, namun angkanya tetap di atas 60 persen, tepatnya di angka 63 persen.
Angka temuan itu merujuk High-Frequency Surveys on Indonesians' Knowledge of and Attitudes on Politics (HI-RES SIKAP) atau survei terkait Sikap Politik Orang Indonesia (SIKAP). HI-RES SIKAP merupakan survei daring yang digagas Asisten Profesor Ilmu Politik National University of Singapore (NUS), Nathanael Gratias Sumaktoyo bersama Asisten Profesor Politik Princeton University Nicholas Kuipers.
HI-RES SIKAP memungkinkan peneliti untuk memeriksa perubahan persepsi publik dalam jangka pendek. Survei tersebut dilakukan setiap pekan, mulai November 2023 dengan lebih dari 50 ribu responden. Dalam temuan terbaru, menurut Nathan, tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi masih tetap tinggi.
"Kepuasan turun, tetapi secara keseluruhan tetap tinggi," kata Nathanael seperti dikutip dari media sosial X pribadinya di Jakarta, Ahad (22/9/2024).
Menurut Nathanael, ada penurunan sekitar delapan poin. "Tapi secara keseluruhan, kepuasan terhadap Jokowi tetap tinggi, (angkanya) di atas 60 persen (63 persen)," ujarnya.
Dalam temuan survei, Nathanael menilai, ada dua pola yang bisa tergambar. Pertama, pemilih Presiden Terpilih Prabowo Subianto cenderung lebih puas dengan kinerja Jokowi. Sebaliknya, penurunan terhadap kinerja Jokowi terjadi dampak polemik RUU Pilkada, berlaku untuk pendukung Anies Rasyid Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Artinya, ada efek partisan terkait turunnya approval rating Jokowi. "Penurunan kepuasan terhadap Jokowi imbas kisruh RUU Pilkada lebih besar di antara pemilih Anies dan Ganjar," kata Nathanael.
Menurut Nathanael, kemenangan Prabowo pada Pilpres 2024, juga efek Jokowi di dalamnya. "Tanpa Jokowi, jalan Prabowo tidak akan semulus kemarin," ujarnya.