Haaretz: 40 Ribu Pejuang dari Suriah, Irak, dan Yaman Tiba di Golan Siap Serang Israel

Menurut laporan Haaretz, 40 ribu pejuang itu menunggu komando dari Hasan Nasrallah.

AP Photo/Osamah Abdulrahman
Militan Houthi dari Yaman. Puluhan ribu pejuang dari Yaman, Irak, dan Suriah dilaporkan telah tiba di Dataran Tinggi Golan untuk bertempur melawan Israel.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, GOLAN -- Surat kabar Israel, Haaretz melaporkan pada Rabu (25/9/2024) melaporkan bahwa, pihak militer Israel memperhatikan dengan seksama pergerakan sekitar 40 ribu pejuang dari Suriah, Irak, dan Yaman tiba di wilayah Dataran Tinggi Golan. Para pejuang itu menunggu instruksi dari petinggi Hizbullah, Hasan Nasrallah sebelum menyerang Israel.

Baca Juga


Mengutip sumber militer, Haaretz juga melaporkan bahwa Hizbullah saat ini masih memiliki setidaknya 100 ribu roket yang siap ditargetkan ke Israel. Hingga kemarin, roket-roket Hizbullah terus membombardir wilayah utara Israel. 

Sebanyak 220 misil diluncurkan dari Lebanon ke wilayah Israel pada Selasa (24/9/2024), menjadi jumlah peluncuran terbanyak sejak konflik pecah pada 8 Oktober 2023. Serangan-serangan roket memicu kepanikan di kalangan warga Israel, di mana semua kegiatan belajar mengajar di Haifa disetop sementara dan warga didesak menuju tempat-tempat perlindungan.

Pada Selasa, Hizbullah mengatakan, bahwa mereka menggunakan misil dengan tipe baru, yakni Fadi 3. Misil baru itu diluncurkan dengan target barak militer Samson di barat Tiberias. Adapun, media Israel melaporkan empat misil itu menghantam area Rosh Pinna dekat kota Safed, mengakibatkan kerusakan infrastruktur.

"Pejuang Hizbullah menghantam warga pendudukan di Gesher Haziv dengan roket," demikian laporan Al Manar.

 

Israel telah melancarkan rentetan serangan udara ke Lebanon selatan dan timur. Otoritas kesehatan Lebanon mengatakan sedikitnya 492 orang tewas, termasuk 35 anak-anak, dan 1.645 orang terluka dalam serangan sejak Senin (23/9/2024) pagi yang juga memaksa ribuan warga sipil meninggalkan rumah mereka.

Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas batas sejak awal perang Israel di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 41.400 orang yang sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Seranga itu terjadi usai serangan lintas batas yang dilakukan oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober tahun lalu.

Pelapor khusus PBB untuk Palestina Francesca Albanese pada Selasa, mengkritik pernyataan Kepala Otoritas Israel Benjamin Netanyahu bahwa serangan udara Israel di Lebanon selatan semata-mata ditujukan kepada Hizbullah dan menyebut klaim tersebut salah karena menargetkan warga sipil. Kritik Albanese itu diunggahnya di media sosial X.

“Seperti halnya warga Palestina, warga Lebanon tahu bahwa Anda berbohong,” kata Albanese.

Albanese menuduh kepemimpinan Israel tidak bermoral dan menggunakan kekerasan untuk mempertahankan kekuasaan dan memajukan agenda kolonial pemukimnya. Ia berpendapat bahwa sebagian masyarakat Israel mungkin terlalu terluka, trauma, atau terindoktrinasi sehingga tidak bisa mencari alternatif selain berperang tanpa akhir.

Albanese juga mempertanyakan mengapa Netanyahu belum diadili atas kejahatan perang dan menyatakan bahwa baik warga Palestina maupun Lebanon mungkin bertanya-tanya mengapa petinggi Israel tersebut belum berada di Den Haag, Belanda yang menjadi Pengadilan Kriminal Internasional dan Mahkamah Internasional.

“Seperti halnya orang Palestina, orang Lebanon mungkin bertanya-tanya mengapa Anda belum berada di Den Haag,” ucapnya.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler